Merdeka.com - Ketika membicarakan soal ilusi dan halusinasi, mungkin kita langsung berasumsi soal orang yang memiliki gangguan tertentu yang sering melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Namun hal ini sebenarnya diamini oleh ranah sains. Halusinasi merupakan fenomena ilmiah.

Bukan hanya orang yang memiliki gangguan jiwa yang bisa mengalami ilusi atau halusinasi. Dari definisinya saja, ilusi adalah penyimpangan sesuatu yang benar-benar ada, sementara halusinasi adalah penyimpangan sesuatu yang sama sekali tidak ada.

Mari kita bahas beberapa ilusi dan halusinasi yang sulit dipercaya namun ada, seperti dilansir dari Listverse.

Keadaan Miring

Salah satu ilusi yang diidap oleh beberapa orang adalah Environmental Tilt yang membuat dunia mereka sering terbolak balik. Mereka memiliki persepsi visual di mana dunia terasa miring di mana arah 'atas' tidak berada di tempatnya. Seringkali, keadaan ini dialami secara 90 derajat atau 180 derajat.

Ilusi ini diceritakan sering terjadi selama beberapa detik, atau bahkan dalam beberapa jam. Dalam tiap 'episode' yang terjadi, mereka yang mengalaminya serasa pusing, selayaknya mereka berada di kondisi terbalik dengan keseimbangan yang mengikuti.

Selain sekedar ilusi, hal ini bisa dialami oleh orang yang mengidap stroke, migrain, atau cidera otak traumatis yang menyebabkan super-vertigo.

Sindrom Charles Bonnet

Sindrom Charles Bonnet adalah halusinasi yang sering dialami orang tua, di mana penglihatan sudah mulai menurun. Ketika titik fokus mata mulai kurang baik, informasi tentang dunia luar yang terkirim ke otak lewat mata jadi sedikit. Meski demikian, otak masih berfungsi dengan sehat sehingga otak lebih sensitif merespons sinyal yang masuk.

Hal ini menyebabkan adanya halusinasi di titik buta seseorang dengan penglihatan yang mulai mundur. Halusinasinya bisa berupa gambar diam atau bergerak, berwarna, serta berpola geometris.

Banyak dari mereka yang justru senang dan menolak jika hal ini disebut halusinasi, karena mereka justru nyaman dengan adanya 'teman baru' tersebut.

Chromatopsia

Warna sebenarnya adalah panjang gelombang cahaya yang berbeda yang terpantul dari benda, di mana otak menginterpretasikan hal tersebut menjadi warna. Kelainan paling umum soal warna adalah buta warna. Namun ada hal lain soal warna yang masuk ranah ilusi serta halusinasi: chromatopsia.

Hal ini terjadi ketika seseorang melihat suatu warna dengan terdistorsi, atau tidak pada tempatnya. Sensasinya nampak seperti melihat warna-warna poster pop art di dunia nyata.

Hal inibisa terjadi karena migrain di mana seseorang melihat terlalu banyak warna, atau bisa juga Anda berhalusinasi dengan melihat hanya satu warna tertentu seperti kuning, merah, ungu, dan hijau. Pernah juga seseorang mengalami semua warna menjadi hanya hitam putih saja dan hal tersebut merupakan halusinasi.

Macropsia dan Micropsia

Menentukan sesuatu itu berukuran besar atau kecil tentu merupakan proses yang rumit, karena melibatkan informasi dari apa yang Anda lihat serta informasi yang sudah ada dalam otak Anda. Belum lagi soal perbandingan dengan benda lain yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini tentu cukup wajar untuk jadi salah satu ilusi atau halusinasi seseorang.

Hal ini disebut macropsia dan micropsia, di mana seseorang menganggap sesuatu sebagai terlalu besar atau terlalu kecil. Fenomena ini juga sering disebut sindrom Alice in Wonderland. Sindrom ini sendiri sebagian besar menyerang anak-anak yang mengalami sakit kepala atau migrain.

Dilaporkan ada seseorang remaja yang mengalami 'episode' mikropsia tiap harinya. Ketika diteliti, halusinasi ini ternyata dipicu oleh salah satu bagian otak yang berhubungan dengan penglihatan, kinerjanya kurang aktif. Para ilmuwan hanya bisa menyimpulkan bahwa mereka yang mengalami halusinasi ini memiliki kinerja otak yang perilakunya tidak lazim.

Sindrom Kepala Pecah

Tidur harusnya adalah kegiatan yang damai bagi tubuh, namun sama sekali tidak bagi pengidap Head Explosion Syndrome. Orang dengan sindrom 'kepala pecah' ini sering mengalami gangguan tidur dan terbangun dalam keadaan berhalusinasi. Kondisi ini membuat mereka mendengar ledakan keras di kepala yang mengagetkan mereka. Hal ini biasanya disertai rasa takut namun tak terasa sakit secara fisik.

Beberapa orang mengalami 'episode' sindrom ini hanya beberapa kali dalam hidupnya, namun ada yang setiap tidur malamnya mengalami hal ini. Bahkan hal ini kadang memicu kejang.

Di tiap orang, sensasinya bisa berbeda bisa ledakan, bisa kilat, suara keras, suara tembakan, suara sirine atau suara kembang api, dan semua itu tergantung tiap individu.

Para penderita biasanya takut hal ini terkoneksi dengan penyakit serius, namun pawa ilmuwan memastikan bahwa kondisi ini tidak berbahaya meskipun belum banyak penelitian yang bisa menjelaskan halusinasi ini dengan penyakit fisik yang nyata.

Halusinasi Indera

Seseorang bisa mengalami halusinasi di semua panca indera. Kita sudah membahas soal melihat, mendengar, dan meraba, dan kali ini ada juga soal rasa dan bau. Meski demikian, halusinasi macam ini paling jarang di ranah psikiatri.

Seseorang bisa mengalami halusinasi soal rasa di mulutnya yang tak bisa dikontrol dan hal ini merupakan sebuah fenomena bernama gustatory hallucinations. Hal ini biasanya dipicu oleh deskripsi sederhana tentang sesuatu yang tak menyenangkan, seperti apel busuk, besi berkarat, atau abu rokok, dan tiba-tiba ada sesuatu rasa tak enak muncul di lidah seakan kita harus memakannya.

Selain itu, terdapat halusinasi bernama olfaktusme yang berhubungan dengan bau. Biasanya ini dipicu bau tak sedap dari peristiwa tertentu yang pernah dialami. Seperti seseorang yang tiba-tiba berhalusinasi mencium bau telur busuk ketika mendengar nama warung yang pernah tak sengaja menyajikannya telur busuk.

Halusinasi Bau Mulut

Halusinasi yang satu ini nampaknya bukan yang paling akut, namun paling mengganggu kehidupan. Hallucinatory Halitosis merupakan kondisi di mana seseorang merasa dirinya bau mulut, padahal bau tersebut hanya ada di kepalanya. Ia bahkan merasa bahwa dirinya mengganggu fungsi-fungsi dan perilaku hidupnya.

Banyak dari penderita halusinasi ini bahkan berobat kesana kemari untuk menyembuhkan bau mulutnya, namun dokter maupun dokter gigi tak akan pernah bisa menyembuhkannya karena memang tak ada bau. Permasalahannya, hal ini akan bisa 'diperbaiki' oleh psikiater ketimbang dokter.

Halusinasi Keagamaan

Seringkali halusinasi dihubungkan dengan hal mistis atau keagamaan. Sudah tak terhitung berapa kali kita membaca berita soal seseorang yang mengaku mendapat bisikan malaikat, atau bertemu dengan tokoh-tokoh religius, atau bahkan merasakan kehadiran Tuhan.

Hal ini diyakini ilmuwan sebagai halusinasi sensorik yang terkair dengan kejang (seizure) parsial dari lobus temporal otak. Setiap pengalaman akan berbeda tergantung pada orangnya masing-masing. Hal ini akan terjadi selama beberapa menit atau bahkan hanya hitungan detik.

Hal ini biasanya bertanggung jawab untuk mengubah orang jadi sangat berbeda, dan penuh dengan keyakinan akan sesuatu yang biasanya agama. Bahkan 'pandangan' halusinasi itu menuntun mereka menjadi tokoh agama atau aliran baru sebagai seorang Nabi.

Halusinasi Supernumary Phantom Body Parts

Halusinasi yang satu ini adalah sebuah gangguan di mana seseorang memiliki halusinasi kesadaran dengan melihat bagian tubuh tambahan yang tak ada. Biasanya bagian tubuh ini adalah tangan atau kaki, namun hal lain juga tidak tertutup kemungkinannya.

Hal ini terjadi karena otak yang seharusnya menafsirkan segala informasi sensorik dan diubah jadi perilaku mengalami kerusakan. Otak mengalami kebingungan dan menciptakan bagian tubuh yang sebenarnya tidak ada dan hal ini imajiner.