Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

7 Kecelakaan maut astronot yang ditutup-tutupi oleh NASA dan Rusia

7 Kecelakaan maut astronot yang ditutup-tutupi oleh NASA dan Rusia Kecelakaan astronot yang ditutupi NASA dan Rusia. ©2016 Merdeka.com / LISTVERSE

Merdeka.com - Perjalanan ruang angkasa adalah hal yang sangat berbahaya. Tak hanya di sana tak ada udara dan kita tak bisa menapak tanah dengan sempurna akibat gravitasi yang nihil, keberanian kita untuk pergi ke sana harus lebih banyak ketimbang keraguan kita akan berbagai teknologi yang ada tidak membunuh kita. Oleh karena itu astronot dianggap sebuah pekerjaan yang keren.

Perjalanan ke luar angkasa memang tak mudah. Terbukti dengan beberapa kecelakaan luar angkasa yang populer kita ketahui, seperti Appolo 13 dan juga Challenger, memberi gambaran betapa berbahayanya pergi ke luar angkasa.

Namun ternyata banyak sekali insiden yang kita tidak familiar. Bukan karena tidak segempar Appolo 13, namun memang hal tersebut ditutup-tutupi dengan berbagai sebab.

Berikut beberapa insiden kecelakaan yang meliputi pesawat ruang angkasa atau astronot, yang ditutup-tutupi.

Insiden pertama di luar angkasa

Pada 18 Maret 1965, sebuah pesawat ruang angkasa bernama Voskhod 2 milik Rusia, melesat ke orbit Bumi dalam misi bersejarah, melakukan 'spacewalk' atau berjalan di luar pesawat untuk pertama kalinya. Voskhod 2 berisi kosmonot Alexei Leonov dan kosmonot Pavel Belyayvev.

Pemerintah Rusia sendiri sangat berambisi untuk mengalahkan AS dalam berbagai misi luar angkasa, dan karena itu, mereka agak tergesa-gesa. Walhasil. Voskhod 2 mengalami banyak malfungsi dan kerusakan ketika sudah meluncur.

Namun masalah terbesar tak datang dari pesawat, namun justru dari pakaian luar angkasa yang dikenakan oleh Leonov ketika melakukan spacewalk.

Hanya beberapa saat setelah mengukir sejarah, Leonov menyadari bahwa ada yang salah dari pakaiannya. Pakaiannya yang bertekanan tinggi tiba-tiba melembung dan membuat sang kosmonot sulit bergerak. Lebih buruk lagi, pakaiannya yang melembung terlalu besar membuatnya tak cukup untuk balik ke airlock. Akhirnya, dia merilis persediaan oksigennya, dan memaksa masuk ke airlock sambil hampir mati lemas. Untungnya, dia selamat.

Tabrakan antara kapal pemasok dan stasiun luar angkasa

Pada bulan Juni 1997, sebuah kapal pemasok tak berawak bernama Progress berlabuh di Mir Space Station. Vasily Tsibliev mengambil alih Progress dari Mir dengan mengendalikannya lewat live camera. Masalahnya adalah layar TV tidak memberi persepsi kedalaman yang presisi, yang akhirnya membuat kapal barang tersebut bergerak terlalu cepat. Akhirnya Progress menabrak Mir, dan membuat lubang besar di lambung Mir dan merusak panel surya.

Stasiun ruang angkasa tersebut akhirnya tak terkendali dan mengalami kebocoran oksigen. Untungnya astronot bernama Michael Foale mampu mengembalikan orientasi stasiun terhadap posisinya dengan bintang melalui hubungan radio dengan stasiun pengendali di Bumi. Akhirnya posisi stasiun kembali stabil.

Ruang terisolasi yang mematikan

Kecelakaan memang bisa terjadi di ruang angkasa. namun lebih buruk lagi, selama pelatihan saja Anda juga bisa celaka.

Seperti Valentin Bondalenko, Kosmonot yang sedang dalam masa training, siap untung menghabiskan masa trainingnya di sebuah pelatihan bernama "Chamber of Silence." Uji coba ini adalah hal yang sangat umum untuk calon astronot, Di mana astronot harus merasakan simulasi isolasi ekstrem luar angkasa. Hal ini dilakukan dengan mengunci peserta selama beberapa hari dalam ruangan tanpa rangsangan eksternal. Hal ini sama sekali tak berbahaya, namun tentu rasanya tidak menyenangkan.

Yang jadi masalah, ternyata ada kecelakaan kecil yang terjadi. Sang calon kosmonot menggunakan alkohol untuk menggosok badannya yang tertempel bekas lem dari sensor medis. Kapas bekas alkohol tersebut ia buang sembarangan. Di ruang yang isinya hanya oksigen, sulutan api yang muncul dari salah satu mesin yang panas seketika membuat ia terpanggang hidup-hidup. Akhirnya, dia meninggal delapan jam setelah mendapat pertolongan.

Pesawat ruang angkasa yang tersambar petir

Pada 14 November 1969, awan menyelimuti Kennedy Space Center di Florida, dan semua orang berpikir akan ada badai terjadi. Saat itu, Appolo 12 dijadwalkan akan meluncur. Meski ada kendala cuaca, akhirnya diputuskan cuaca tak akan menghalangi peluncuran. Namun hanya 36 detik setelah peluncuran, sepertinya mereka menyesali keputusannya tersebut.

Sebuah petir menghujam bagian pesawat ruang angkasa, menyentak para astronot dan melumpuhkan sebagian besar peralatan elektronik di kapal tersebut. Tak hanya satu, petir kedua menghujam kapal dan membuat kondisi makin buruk. Para astronot menyadari bahwa mereka sudah lepas landas dari Bumi dengan mengendarai kapal lumpuh.

Mereka berkomunikasi dengan Kontrol Misi untuk mencari solusi, dan akhirnya dengan koordinasid antara kapal dan Pengontrol misi, tenaga dari pesawat tersebut bisa dipulihkan. Misi akhirnya berjalan tanpa hambatan.

Kebocoran gas Appolo-Soyuz

Pada tanggal 17 Juli 1975, pesawat ruang angkasa milik Rusia dan AS mengadakan pertemuan di stasiun internasional di mana keduanya berlabuh di sana. Kedua belah pihak bercengkerama dan mengadakan tur di pesawat masing-masing. Semua berjalan sesuai rencana, hingga Appolo kembali ke Bumi.

Sebuah komplikasi pada mesin pendorong dan sistem ventilasi menyebabkan gas nitrogen tetroxide beracun muncul di modul awak. Mereka tak bisa melakukan apapun akan hal tersebut. Salah satu astronot yakni Tom Staffordlah yang berjuang untuk berbagi masker oksigen pada semua kru, meski pada akhirnya sudah banyak yang pingsan. Ketika sudah sampai di Bumi dengan selamat, para kru yang hampir mati lemas dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan. Rata-rata dari mereka mendapat perawatan selama dua minggu di rumah sakit.

Tenggelam di luar angkasa

Pada Juli 2013, para astronot di Stasiun ruang angkasa internasional sedang melakukan rutinitas spacewalk. Sampai akhirnya sebuah fenomena aneh terjadi.

Seorang astronot asal Italia bernama Luca Parmitano, merasa ada air memasuki bagian belakang helmnya.

Meski merasa aneh, ia tetap fokus pada misi spacewalknya. Sampai akhirnya air tersebut benar-benar muncul dan mengganggu, sang astronot menghubungi kontrol misi dan akhirnya misinya dibatalkan. Parmitano tak bisa berbuat apa-apa padahal air sudah memenuhi sebagian besar helmnya. Lebih buruk lagi, ia berada agak jauh dari pesawat dan harus kembali ke airlock.

Untungnya dia kembali ke airlock hanya mengandalkan memori, tanpa penglihatan sedikit pun, dengan air sudah memasuki hidung dan mulutnya.

ia berhasil kembali ke airlock dan kru lain membantu dirinya untuk membuang air dari helmnya dan membersihkan air yang menempel di wajahnya.

AKhirnya diketahui kalau air tersebut muncul karena sistem pendingin di pakaian luar angkasa miliknya ternyata mengalami gangguan, dan naik ke helm Parmitano.

Perjalanan menjemput maut Vladimir Komarov

Semua orang kenal Yuri Gagarin sebagai orang yang pertama kali berada di luar angkasa. Masalahnya Yuri Gagarin tak mungkin sendirian, dan masyarakat hanya kenal dia seorang. Benar, ketika itu Gagarin di luar angkasa bersama Kosmonot lainnya yang bernama Vladimir Komarov. Komarov tak seberapa terkenal dibanding Gagarin.

Komarov yang 'kurang tenar', ternyata mendapat penawaran yang cukup menggiurkan dari pemerintah Rusia, untuk sekali lagi berangkat ke luar angkasa. Rusia yang ingin merayakan 50 tahun Revolusi Komunis di negara tersebut, ingin menambah satu lagi pesawat luar angkasa yang aktif. Komarov didapuk sebagai pilotnya.

Masalahnya, karena ini adalah keinginan yang impulsif dari pemerintah Rusia, pesawat ruang angkasa tersebut dikerjakan dengan deadline mepet dan tergesa-gesa. Komarov menyadari hal ini, namun tetap mengambil risiko untuk kembali mengukir sejarah.

Akhirnya pada 23 April 1967, Soyuz 1 dinahkodai Komarov menuju ruang angkasa. Namun hanya sekejap mata saja, pesawatnya mengalami malfungsi. Berbagai hal mulai sistem pendorongnya yang rusak dan sistem keamanannya yang juga error, membuat pesawat ini menghujam Bumi dalam kecepatan tinggi, setelah sempat mengorbit.

Pesawat dan Komarov pun terbakar dalam gesekannya dengan atmosfer, dan Komarov sendiri hampir menguap. Ketika sampai di Bumi, yang tersisa dari dirinya hanyalah seperti abu yang terlihat pada gambar di atas.

Dari semua cerita di daftar ini, cerita inilah yang paling ditutup-tutupi, dan cenderung simpang siur. Kita memang tahu Komarov meninggal dalam keadaan terbakar, namun kisah di baliknya masih abu-abu.

Meski demikian pihak Amerika Serikat lah yang gencar untuk menceritakan kisah ini. Salah satu pengakuan pernah diceritakan bahwa pos radio AS yang berada di Turki sempat mendengar Komarov menangis dalam perjalanannya menghujam atmosfer.

(mdk/idc)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Apakah Astronot Boleh Bawa HP ke Luar Angkasa? Ini Jawaban NASA

Apakah Astronot Boleh Bawa HP ke Luar Angkasa? Ini Jawaban NASA

Ini penjelasan lengkap NASA soal astronot boleh atau tidak membawa HP.

Baca Selengkapnya
Ini Foto Aksi Nekat Astronot NASA Berjalan di Luar Angkasa tanpa Tali, Buat Orang di Bumi Ikut Deg-degan

Ini Foto Aksi Nekat Astronot NASA Berjalan di Luar Angkasa tanpa Tali, Buat Orang di Bumi Ikut Deg-degan

Berikut adalah foto-foto jepretan NASA yang memperlihatkan astronot melakukan spacewalk tanpa tali pertama kali.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sedang Mengamati Luar Angkasa, NASA Tak Sengaja Temukan Sinyal Misterius dari Luar Galaksi

Sedang Mengamati Luar Angkasa, NASA Tak Sengaja Temukan Sinyal Misterius dari Luar Galaksi

Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini.

Baca Selengkapnya
Makanan ini “Haram” Bagi Astronot di Luar Angkasa, Kalau Dikonsumsi Membahayakan Nyawa

Makanan ini “Haram” Bagi Astronot di Luar Angkasa, Kalau Dikonsumsi Membahayakan Nyawa

Penelitian terbaru mengungkap bahaya astronot mengonsumsi makanan ini.

Baca Selengkapnya
NASA Temukan Planet Layak Huni Manusia, Ukurannya Lebih Besar dari Bumi

NASA Temukan Planet Layak Huni Manusia, Ukurannya Lebih Besar dari Bumi

NASA telah menemukan "Bumi super", sebuah planet yang berpotensi mendukung kehidupan manusia.

Baca Selengkapnya
NASA Buka Lowongan Kerja Tinggal Setahun di Planet Mars, Berangkatnya Tahun Depan, Ini Syaratnya

NASA Buka Lowongan Kerja Tinggal Setahun di Planet Mars, Berangkatnya Tahun Depan, Ini Syaratnya

NASA ingin segera mewujudkan mimpi manusia tinggal di Planet Mars. Oleh sebab itu, mereka membuka kesempatan.

Baca Selengkapnya
Hampir Semua Astronot Mengalami Sakit Kepala saat di Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Hampir Semua Astronot Mengalami Sakit Kepala saat di Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Hampir Semua Astronot Mengalami Sakit Kepala saat di Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Baca Selengkapnya
Astronot Rusia ini Bakal Tinggal 878 Hari di Luar Angkasa, Catat Rekor Terbaru Manusia Menetap di Luar Bumi

Astronot Rusia ini Bakal Tinggal 878 Hari di Luar Angkasa, Catat Rekor Terbaru Manusia Menetap di Luar Bumi

Ia akan mencatat rekor terbaru hidup di luar angkasa.

Baca Selengkapnya