6 Percobaan Perang Luar Angkasa Tapi Gagal Total
Merdeka.com - Ternyata dalam sejarah militer, salah satu keuntungan di medan perang adalah untuk menguasai area tinggi. Namun hal ini makin dimaknai secara ekstrem sehingga ketika ada peluncuran satelit pertama di dunia, hal tersebut ingin dimiliterisasi.
Memang secara teori, antariksa adalah tempat tertinggi yang disebut bisa memberikan keuntungan perang. Namun banyak sekali program yang berdasarkan konsep tersebut justru gagal total atau dibatalkan. Ujung-ujungnya, alokasi dana justru terbuang sia-sia.
Apa saja? Berikut deretan percobaan untuk manfaatkan luar angkasa demi perang yang berujung gagal total.
Proyek MOL dan Project Almaz
Manned Orbiting Laboratory atau MOL adalah proyek angkatan udara AS yang diumumkan tahun 1963 silam. Proyek ini diharapkan jadi eksperimen militerisasi dengan hanya menempatkan satu orang di luar angkasa.
Salah satu misinya adalah menempatkan platform pengintaian musuh di orbit, yang tentu akan mempermudah ketika perang terjadi. Teknologi ini merupakan kerja sama angkatan udara AS dengan National Reconnaissance Office yang mengembangkan kamera dan sistem yang terkait.
Karena proyek ini sudah memakan anggaran lebih dari 1 milyar USD ketika itu, akhirnya MOL dibatalkan oleh Presiden Richard Nixon.
Versi Soviet dari project MOL adalah Almaz, yang tak cuma memasang kamera namun juga meriam. Proyek ini pun berakhir sama dengan milik AS, dengan membuang terlalu banyak uang dan upaya. Akhirnya proyek ini dihentikan hanya dalam 81 hari.
Soyuz PPK
Soyuz adalah kendaraan luar angkasa untuk mengantar kru ke International Space Station. Namun di tengah pengembangannya, sisi militer juga ingin disematkan. Akhirnya Soyuz juga didesain untuk menginspeksi atau menghancurkan pesawat luar angkasa musuh yang ingin mengintervensi satelit Soviet.
Soyuz PPK mengisi bahan bakar melalui tanker terpisah dan mampu mencapai orbit 6.000 kilometer.
Namun karena biaya yang terlalu mahal dan kemajuan teknologi membuat pesawat luar angkasa tanpa awak jadi lebih layak, Soyuz tak jadi dikembangkan untuk militer. Akhirnya, Soyuz tetap digunakan namun tanpa embel-embel militer.
FOBS
Di era perang dingin, AS dan Soviet selalu berlomba-lomba untuk adu canggih senjata. Setelah AS memiliki radar peringatan dini yang mengarah ke Kutub Utara, di mana rudal akan datang dari arah Soviet, musuh bebuyutan AS ini tak kehilangan akal untuk 'menakuti' AS.
Soviet merancang Fractional Orbital Bombardment System (FOBS), di mana hulu ledak nuklir akan diluncurkan ke orbit tepat di atas kutub, sehingga bisa menghujam AS dari segala arah. Hal ini juga akan membuat radar peringatan dini AS tak akan menyala.
Namun akhirnya pasca ada Perjanjian Luar Angkasa, Soviet dilarang untuk meluncurkan hulu ledak nuklir ke luar angkasa. Soviet tetap ngotot untuk mengorbit rudal-rudal ini namun tanpa hulu ledak dan dalam dalam keadaan siaga. Total ada 18 sistem yang dikerahkan.
Akhirnya, tahun 1983 proyek ini dihapus karena RUsia menandatangani perjanjian pengurangan senjata.
Project Lunex
Di tahun 1961 ketika Presiden JFK mencanangkan keinginan untuk mengirim manusia ke Bulan, Angkatan Udara AS juga merilis rencana rahasia dari Project Lunex, yang merupakan basis militer di Bulan. Proyek ini harusnya dijalankan tahun 1967.
Beberapa kendaraan yang akan dipakai waktu itu adalah rocket booster dengan inti LOX/LH2, serta roket RL-10 yang sampai sekarang masih digunakan.
Tujuan utama hal ini adalah ingin ikut andilnya militer Amerika Serikat di segala aspek perjalanan luar angkasa yang dilakukan umat manusia. Selain itu, hal ini tentu sebagai respons terhadap Soviet yang sebelumnya telah mencanangkan untuk ingin memiliterisasi antariksa.
Akhirnya karena terlalu banyak kendala untuk membangun basis militer di luar angkasa, proyek ini dibungkus. Pada akhirnya, proyek ini jadi proyek sipil bernama Project Apollo yang kita kenal sekarang.
Program 437
Di tahun 60an, angkatan udara AS berencana untuk meluncurkan rudal nuklir ke luar angkasa untuk menghancurkan satelit musuh jika ada serangan nuklir kala perang. Proyek ini diberi nama Program 437. Bahkan program ini berhasil meluncur dengan rudal yang diluncurkan dari Pulau Johnston di Pasifik.
Dalam uji coba sebelumnya, ledakan 1.400 kiloton hulu ledak akhirnya dapat mengganggu komunikasi hingga Hawaii. Diperkirakan rudal ini bisa menghancurkan 7 satelit.
Program ini akhirnya tidak terlalu terpakai sebelum akhirnya mati. Berbagai faktor seperti rentannya situs peluncuran terhadap cuaca buruk, usia roket yang punya kadaluwarsa, dukungan militer dari Pulau Johnston yang rentan diserang Soviet, serta sumber dana yang habis untuk perang Vietnam, akhirya membuat program ini dibungkus.
Dyna-Soar
Dyna-Soar adalah pesawat luar angkasa yang membawa satu pilot dan muatan kecil yang mengorbit dengan diluncurkan oleh roket Titan. Proyek pesawat luar angkasa ini banyak turut campur dari militer untuk mencari misi, mengingat kemampuan Dyna-Soar yang dapat menyerang dari segala arah tanpa terdeteksi selama beberapa menit.
Dyna-Soar akhirnya jadi potensi untuk senjata nuklir selanjutnya di era perang, sembari membawa fungsi satelit mata-mata yang sangat bermanfaat untuk melacak musuh.
Namun program ini ditinggalkan karena ada proyek baru yang lebih menarik, yakni Project MOL, yang akhirnya juga dibatalkan. Neil Armstrong, orang pertama yang disebut menjejakkan kaki pertama kali di Bulan, merupakan calon astronot militer yang beruji coba untuk Dyna-Soar namun akhirnya jadi astronot sipil.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaDagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaPanglima Perang Moro Kogoya dari Suku Dani Bentak Prajurit Kopassus Ini Untuk Angkat Kayu 'Laki-laki Harus Bisa Ngangkat'
Momen Panglima Perang Suku Dani bentak prajurit Kopassus lantaran tak bisa angkat kayu. Begini selengkapnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cara Gampang Pilih Alpukat yang Sudah Matang Tanpa Dipotong
Cuma dengan mengenali tanda-tanda berikut, alpukat dapat dibedakan kadar kematangannya dengan tepat. Ini caranya.
Baca SelengkapnyaTak Penuhi Panggilan Bawaslu, Gibran Pilih Ngantor
Gibran Rakabuming Raka tidak memenuhi panggilan Bawaslu terkait
Baca SelengkapnyaHasil Seleksi CPNS 2023 Kemenag Diumumkan, Cek Daftarnya di Sini
Total pelamar yang diterima di Kemenag sebanyak 59 peserta dari 68 formasi yang tersedia.
Baca SelengkapnyaJelang Tahun Baru, Kapolri Sigit Pimpin Upacara 22 Pati Polri Tambah Bintang dan 211 Kombes Naik Pangkat
Jelang Pergantian Tahun Baru, 22 Pati Polri Tambah Bintang dan 211 Kombes Naik Pangkat
Baca SelengkapnyaJelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik
Isi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaJelang Hari Pencoblosan, Ketum Golkar Airlangga: Jangan Lengah Tetap Gaspol
"Jangan lengah. Kita harus tetap gaspol hingga pencoblosan 14 Februari," kata Ketum Golkar Airlangga
Baca Selengkapnya