5 Gadget Apple yang Paling Gagal di Pasaran
Merdeka.com - Jika kini kita mengenal Apple dengan iPhone, iPad, iMac, dan gadget revolusioner lainnya, dulu, Apple adalah perusahaan yang sangat berbeda. Di tengah kesuksesannya saat ini sabagai salah satu perusahaan teknologi dengan pemasukan tertinggi, dulu Apple berjuang melawan kompetitornya seperti IBM dan juga Microsoft.
Dulu Apple menciptakan berbagai gadget canggih, namun tak semuanya jadi gadget yang sukses seperti sekarang. Beberapa hal seperti strategi yang salah dan banderol harga yang tak masuk akal, membuat Apple yang dulu tak tampak seperti saat ini.
Berikut deretan gadget Apple yang paling gagal di pasaran, seperti yang dilansir dari Listverse.
Apple III
Jika berbicara soal PC atau komputer desktop, salah satu pionir kesuksesannya adalah salah satu produk Apple yakni Apple II di tahun 70an. Meski demikian, kesuksesan ini ingin dipertahankan karena tingginya persaingan Apple dengan IBM ketika itu.
Dengan ini, lahirlah suksesornya bernama Apple III. Dengan berbagai aspek yang masih dipertahankan dari Apple II, Apple III menambahkan beberapa inovasi fitur seperti desain tanpa kipas yang membuat komputer ini lebih tidak berbunyi, serta opsi memori 512KB yang sudah sangat banyak di masa itu.
Ketika barang sampai di tangan konsumen, ternyata keluhan muali berdatangan. Terutama soal overheat tanpa adanya kipas. Overheat ini membuat dalam beberapa waktu saja, komputer tak bisa berfungsi.
Terlebih lagi, harga Apple III dibanderol sebesar 3.495 USD hingga 4.995 USD, yang merupakan harga yang tidak masuk akal untuk ukuran tahun 1980, atau bahkan 2018.
Newton
Newton adalah sebuah proyek dari CEO Apple yang juga mantan bos minuman ringan Pepsi, John Sculley. Newton adalah Personal Digital Assistants atau kita kenal dengan istilah PDA. Ini adalah gadget revolusioner di zamannya, namun memiliki cacat yang sulit diperbaiki.
Newton memperkenalkan fitur mengubah tulisan jadi ketikan, di mana coretan kita yang kita gores di PDA menjadi teks komputer. Permasalahannya, hal ini sama sekali tidak sempurna, dan salah melulu. Hal ini bahkan sampai jadi bulan-bulanan di acara komedi sketsa di AS, di kartun The Simpsons, dan juga di berbagai komik strip yang muncul di koran-koran AS.
PowerMac G4 Cube
Di tahun 2000, Apple merilis sebuah komputer desktop bernama PowerMac G4 Cube. Komputer ini berbentuk kubus dan bisa jadi merupakan komputer dengan bentuk paling menarik pada masanya. Bahkan, komputer ini sekarang dipajang di Museum of Modern Art di New York.
Namun yang membuat komputer ini masuk dalam jajaran produk gagal Apple adalah penjualannya yang rendah. Komputer ini dulu dijual dengan harga 1.800 USD, sementara terdapat komputer dengan spesifikasi sama yakni PowerMac G4 yang harganya 200 USD lebih murah. Pada dasarnya, Apple hanya menjual bentuk kubus yang unik dari Cube.
Akhirnya, di penjualannya yang tepat satu tahun, penjualan PowerMac G4 Cube dicabut.
Lisa
Komputer di zaman sekarang menggunakan basis GUI atau Graphical User Interface. Hal ini berarti komputer kita berjalan dan kita operasikan dengan mengklik deretan ikon yang merepresentasikan folder, file, jalannya software dan direktori tertentu.
Namun sebelum komputer berbasis GUI, semua masih berbasis teks. Jika menggunakan komputer semacam ini, Anda harus mengetik command untuk menjalankan program.
Apple adalah mengubah industri komputer dari command menjadi GUI dengan lahirnya MAC di tahun 1984. Namun hal ini harus dibayar dengan kegagalan terlebih dulu. Pasalnya, setahun sebelumnya, Apple merilis LISA. Sebuah komputer yang sebenarnya adalah cikal bakal Mac.
Harganya yang mahal (hampir 10.000 USD di tahun tersebut) dan performanya yang lambat membuat konsumen rela menunggu inovasi yang lebih mentereng. Dan benar, hanya dalam waktu setahun saja, Mac dirilis. Harganya pun lebih murah dan performanya lebih cepat.
Pippin
Pippin adalah usaha Apple untuk masuk ke pasar konsol game, bersaing dengan Sony dan Microsoft. Permasalahannya, Pippin bukanlah benar-benar konsol game, karena ini hanyalah Macintosh Classic II yang dimodifikasi sehingga berfungsi seperti konsol game. Dan tak llupa, diberi joystick atau game kontroler.
Tujuan Apple sebenarnya tak jelas dan tak ada yang mengetahui. Disebut Apple ingin para developer berbondong-bondong untuk menciptakan game yang cocok dengan Mac, namun hal ini juga tidak pasti.
Konsol Game ini hanya dijual di Jepang, dan dalam waktu singkat dijual di AS. Namun tak sampai satu tahun saja, Pippin dicabut dari peredaran.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apple Tawarkan Diskon Besar-besaran hingga Jutaan Rupiah, Termasuk iPhone 15 Pro Max
Ini lokasi Apple berikan diskon besar-besaran gadget besutannya.
Baca Selengkapnya5 Alternatif HP selain iPhone 15 yang Layak Dibeli
Berikut daftar HP selain iPhone 15 yang patut dipertimbangkan untuk di beli.
Baca SelengkapnyaBanyak Pengguna Android Berpindah ke iPhone, tapi Belinya Seri Lawas
Dikutip dari laman CIRP – Apple Report dan GizChina, Kamis (7/3), banyak pemilik Android yang membeli iPhone yang bukan keluaran terbaru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tips Cepat dan Aman Mengurangi Ketergantungan Gadget pada Anak
tahukah kalian bahwa penggunaan gadget pada anak memiliki dampak yang berbahaya?
Baca SelengkapnyaJelang Lebaran Harga iPhone 11 Jadi Rp 6 Juta, Cek Lokasi Belinya
Ketika baru pertama kali dijual di Indonesia, harga iPhone 11 64 GB adalah Rp12.999.000,00.
Baca SelengkapnyaAmbisi Besar Samsung Kalahkan Apple di Fitur Kesehatan
Samsung ingin mengembangkan sensor kesehatan yang inovatif untuk perangkatnya agar bisa bersaing dengan Apple.
Baca SelengkapnyaTak Masalah Beli HP Bekas, yang Penting iPhone
Tren yang sedang berkembang daripada beli iPhone baru mending bekas.
Baca SelengkapnyaSukses Kalahkan Apple, Samsung Kembali ke Posisi Pertama Pasar Smartphone Dunia
Samsung kembali berada di posisi pertama, mengalahkan Apple dalam hal penjualan smartphone di dunia.
Baca SelengkapnyaJauh dari Gadget, Begini Keseruan Anak-anak di Kampung Pasir Gudang Cianjur Isi Waktu Luang
Anak-anak di Kampung Pasir Gudang tidak bermain gadget saat mengisi waktu luang, melainkan mencari belut di sawah.
Baca Selengkapnya