30 persen dari lulusan TI idealnya fokus keamanan siber
Merdeka.com - Jika menilik data dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) pada awal tahun hingga Juni 2016 lalu, jumlah serangan siber sekitar 89 juta. Jumlahnya terus bertambah dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 48,4 juta serangan. Jenis serangannya pun juga akan kian bertambah.
Namun mirisnya, negeri ini masih banyak kekurangan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di bidang keamanan siber. Padahal, bidang ini bakal menjadi fundamental manakala semua aktivitas penting sudah terdigitalisasi. Serangan-serangan siber pun tak pelak akan bertambah bringas ke depannya.
"Saya melihatnya dari segi industri. Kami sendiri sering membantu soal keamanan siber. Dari situ, kami melihat bahwa kekurangan SDM ini banyak sekali dan ini timpang," kata Chairman National Born to Control, Eva Noor kepada awak media saat acara peluncuran progam pencarian bakat untuk keamanan siber di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Senin (30/1) kemarin.
Pernyataan Eva soal adanya ketimpangan ini cukup beralasan. Pasalnya, data dari Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komputer Indonesia (APTIKOM), ada sekitar 400 ribu lulusan baru di bidang teknologi informasi (TI). Namun, dari jumlah lulusan itu kurang tertarik pada bidang keamanan informasi.
"Kami pun sudah berbicara dengan APTIKOM. Kalau kata APTIKOM tadi kan lulusan TI itu sekitar 400 ribuan. Nah, dari 400 ribu itu, kemana aja nih. Apa tidak sebagian lulusan masuk ke sistem information security?" jelasnya.
Menurutnya yang menjadi letak persoalan saat ini adalah edukasi. Boleh jadi, pemahaman mahasiswa tentang betapa penting keberadaan SDM di sistem keamanan siber masih minim. Gampangnya soal jenjang karir. Kebanyakan dari SDM yang ditanya, belum mengetahui jenjang karir ke depannya.
"Padahal ahli keamanan siber mampu menduduki jajaran direksi sebagai Chief Information Officer (CIO) di sebuah perusahaan. Edukasi yang seperti ini perlu juga," terang dia.
Eva pun berharap, ke depan negeri ini juga mampu mencetak banyak ahli-ahli di bidang keamanan siber. Minimal 30 persen dari lulusan TI saat ini bisa tertarik dengan keamanan siber.
"Idealnya 30 persen dari 400 ribu itu untuk keamanan siber," ujarnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengguna Internet di Indonesia 2024 Mencapai 221 Juta
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca Selengkapnya10 Jenis Kejahatan Siber yang Penting Diwaspadai, Baca Selengkapnya
Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaDaftar Negara yang Punya Pasukan Siber Terkuat di Dunia
Berikut daftar negara-negara yang dianggap kuat terhadap serangan siber.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demi Perluas Pasar, Perusahaan Internet ini Terapkan Sertifikasi ISO
Ini dilakukan demi memastikan perbaikan kualitas layanan dan keberlanjutan perusahaaan.
Baca SelengkapnyaSitus KPU Diserang saat Penghitungan Suara Pemilu 2024, Ini Saran Pakar Keamanan Siber
Pratama memandang perlu KPU menerapkan filter lalu lintas yang dapat mengidentifikasi pola serangan DDoS dan memblokirnya sebelum mencapai target.
Baca SelengkapnyaJubir TKN Sindir Slepetonomics Cak Imin: Lebih Akademik Hilirisasi Digital Milik Mas Gibran
Dahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah penggunaan device bahkan hingga ke jaringan yang akan dibuat oleh putra-putri Indonesia.
Baca SelengkapnyaBeda Gaji PNS dan PNS 'Part Time', Lebih Besar Mana?
Mana lebih besar antara gaji PNS dan gaji PPPK atau biasa disebut PNS 'part time'
Baca SelengkapnyaS.id, Layanan Tautan Pendek Buatan Indonesia Kini Punya 1 Juta Pengguna
S.id, layanan aplikasi web untuk membuat tautan pendek dan microsite untuk bio link, mencatat pertumbuhan yang signifikan di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaDipenjara di Maksimum Security, 13 Prajurit TNI Terlibat Penganiayaan Anggota KKB Terancam Jadi Tersangka
Penetapan tersangka sesuai hasil gelar perkara dari Pomdam III/Siliwangi.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten
Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya