Kenapa Tempe Bongkrek sampai Bisa Sebabkan Keracunan Massal Sejak Zaman Belanda?
Tempe bongkrek memang sering mengakibatkan keracunan massal, bahkan sejak zaman Belanda.
Tempe bongkrek memang sering mengakibatkan keracunan massal, bahkan sejak zaman Belanda.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berjanji harga tahu dan tempe akan turun menjelang bulan Ramadan 2023. Pihaknya berkomitmen untuk menurunkan harga kedelai dari Rp14 ribu per kilogram menjadi Rp12.000 - Rp11.000 per kilogram.
Ari menambahkan, kenaikan harga kedelai yang merupakan bahan baku utama produksi tempe sudah terjadi sejak Februari 2022.
Geliat Pembuat Tahu dan Tempe Kembali Berproduksi. Sejumlah pembuat tahu dan tempe kembali berproduksi setelah melakukan aksi mogok selama tiga hari karena harga kedelai di pasaran yang naik hingga menyentuh Rp12.000 per kilogram, dari semula Rp9.500 per kilogram, dalam beberapa bulan terakhir.
Sekjen Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Hedy Kuswanto, mengatakan dari 1998, kata dia, setelah Orde Baru sampai sekarang tata niaga kedelai murni di tangan swasta. "Kenapa pemerintah nggak ikut mengurusi masalah ini sehingga (swasta) ya semaunya sendiri."
Para pedagang tahu dan tempe melakukan mogok produksi dan berjualan. Pemicunya, harga kedelai impor yang mahal. Sehingga para perajin merugi.
Sejumlah produsen tempe mengeluhkan melonjaknya harga kedelai. Mereka berharap pemerintah turun tangan untuk menstabilkan harga.
Diceritakan Yuti bahwa untuk menutupi biaya produksi, dia terpaksa memakai uang tabungan yang semula akan digunakan untuk menikah. Karena modal yang dimiliki sedikit maka kocek tabungan pun terpaksa dirogohnya.
Perajin olahan bahan baku kedelai, tahu dan tempe di Tangerang Selatan, diimbau untuk menaikkan harga jualnya ketimbang melakukan aksi mogok produksi. Komoditas tahu dan tempe terpantau kosong di sejumlah pasar tradisional di Tangsel.
Pembelian besar-besaran kedelai Amerika Serikat oleh China dan krisis iklim yang melanda Argentina dan Brasil memengaruhi jumlah pasokan dan kestabilan harga kedelai di Indonesia.
Dampak Kenaikan Kedelai, Pabrik Tempe dan Tahu Mogok Produksi. Sejumlah pekerja pembuat tempe dan tahu di Jabodetabek melakukan aksi mogok produksi pada Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022). Aksi ini merupakan buntut dari kenaikan harga kedelai hingga Rp12.000 per kilogram di tingkat perajin.
Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengeluarkan kembali surat edaran agar para pengrajin tahu dan tempe membatalkan aksi mogok produksi. Rencananya mogok produksi akan berlangsung mulai 21 Februari 2022 hingga 23 Februari 2022.
Puskopti DKI Jakarta berharap, setelah demo mogok produksi dan berjualan yang dilakukan para pengrajin tahu dan tempe, Pemerintah bisa merespons dan mengabulkan tuntutan mereka.
Pelaku usaha Warung Tegal (Warteg) di DKI Jakarta memutuskan untuk tidak menaikkan harga tahu dan tempe meski kedelai mahal. Untuk menyiasatinya, pedagang lebih memilih memangkas ukuran tempe setipis kartu ATM.
Di pulau jawa, harga kedelai naik hingga Rp 11.300 per kilogram. Angka ini jauh lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah tahun lalu, yakni maksimal Rp 9.000 per kilogram. Sedangkan harga kedelai di luar jawa bisa lebih tinggi. Seperti yang terjadi di Kota Medan mencapai Rp 12.500 per kilogram.
Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) DKI Jakarta menyerukan mogok produksi mulai 21 hingga 23 Februari. Aksi mogok jualan tahu tempe ini sebagai bentuk protes terhadap fluktuasi kenaikan harga kedelai yang berlangsung sejak awal tahun 2022.
Perajin tempe di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta pemerintah dapat menstabilkan harga kedelai impor. Sehingga produksi berjalan dan bisa meraup keuntungan.
Sekretaris Umum Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Ngadiran menyatakan, saat ini, harga tempe dan tahu di pasaran belum mengalami kenaikan meski harga kedelai dunia terus mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir.