Selain itu, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth menilai, perangkat daerah harus juga bisa berperan aktif bagi remaja-remaja ini agar bisa lebih memahami karakter bangsa yang sesungguhnya dibandingkan harus tawuran menggunakan sarung, lebih-lebih menggunakan senjata tajam.

Para remaja tersebut mendapatkan undangan perang sarung melalui media sosial.

Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin menjelaskan, patroli berskala besar ini merupakan upaya menjaga kondusifitas wilayah, terutama selama bulan ramadan. Iman juga mengakui jika saat ramadan marak terjadi aksi kejahatan jalanan.

Polisi menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (25/3) dini hari. Polisi menyita senjata tajam jenis golok, celurit hingga stik golf dari ketiga pelaku.

Seorang siswa SMP berinisial F (15), di Depok, Jawa Barat, ditangkap polisi. Pelajar itu ditangkap setelah diduga menjadi penyuplai senjata tajam untuk para pelaku tawuran di daerah tersebut.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Bismo Teguh Prakoso menjelaskan, MA ditangkap dalam persembunyiannya di wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Sementara SA ditangkap di wilayah Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor.

Pedang tersebut mengenai Arya, siswa kelas X SMK Bina Warga Kota Bogor. Dia mengalami luka serius pada rahang sebelah kiri. Usai terkena sabetan pedang, Arya masih sempat diseberangkan teman-temannya dengan bersimbah darah.

Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto berjanji mendorong evaluasi besar-besaran terhadap sekolah-sekolah menengah atas demi mencegah tindakan anarkis dari para pelajar. Menurutnya, peristiwa pembacokan di simpang Pomad, Jalan Raya Jakarta-Bogor cukup jadi yang terakhir.

Diberitakan sebelumnya, seorang pelajar terkapar bersimbah darah di ujung gang di pinggir Jalan Raya Jakarta-Bogor. Tidak jauh dari simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat (10/3).

Luka bacok tersebut, menyebabkan pendarahan hebat pada korban hingga tak sadarkan diri. Informasi yang dihimpun, korban dilarikan ke RS FMC, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Enam pelajar tersebut masih duduk di kelas VIII dan IX Sekolah Menengah Pertama (SMP).