Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Seto Mulyadi

Profil Seto Mulyadi, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Seto Mulyadi adalah seorang mahasiswa psikologi Universitas Indonesia pencipta karakter Si Komo yang terkenal di awal tahun 80-an. Kala itu, stasiun televisi yang ada hanya TVRI, satu-satunya stasiun televisi yang menyuguhkan tontonan bermutu bagi anak-anak.

Berawal dari kecintaan terhadap anak-anak, pria kelahiran Klaten 28 Agustus 1951 ini memulai karirnya secara tidak sengaja. Mulanya pria yang akrab disapa Kak Seto ini hijrah ke Jakarta lantaran kecewa tidak diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga maupun Universitas Indonesia.

Dari kekecewaannya itu, ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta meski tanpa bekal dan keahlian apapun. Di sana, ia memulai hidup dengan kerja serabutan sembari menunggu tes Fakultas Kedokteran tahun berikutnya.

Tidak berjodoh dengan Fakultas Kedokteran, Kak Seto lantas memutar tujuan dan masuk Fakultas Psikologi atas saran Pak Kasur yang ia kenal sejak ia menjadi asisten pemilik Taman Kanak-kanak. Namun, siapa sangka di sinilah karirnya mulai beranjak. Percaya diri dan optimis tinggi, itulah Kak Seto. Perkenalannya pada Pak Kasur dan Bu Kasurlah yang membuat namanya berkibar.

Menjadi asisten Pak Kasur adalah pekerjaan ayah empat anak kala itu yang kemudian dilanjutkan dengan mengisi acara Aneka Ria Taman Kanak-kanak bersama Henny Purwonegoro. Di sana, suami dari Deviana ini mendongeng, mengisi acara belajar sambil bernyanyi, dan bermain sulap bersama anak-anak. Ilmu yang didapat dari Pak Kasur ia gabungkan dengan ilmu yang ia miliki, yakni teknik sulap yang telah ia pelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Sedangkan ilmu mendongeng didapat melalui belajar dan berdasarkan pengalamannya.

Menjadi bagian dari anak-anak memang dituntut untuk selalu kreatif, menyeimbangi pikiran-pikiran kreatif dan penuh imajinasi. Saat itulah karakter Si Komo diciptakan oleh saudara kembar Kresna Mulyadi ini. Berupa boneka Si Komo dan lagu yang diciptakan, karakter Si Komo menguat dan banyak dikenal. Acaranya banyak ditunggu dan membuat namanya kian tenar, kondisi perekonomiannya pun membaik.

Kesuksesan inilah yang kemudian mengantarkan Kak Seto memborong beberapa penghargaan seperti The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International pada 1987. Kini, pendiri Yayasan Mutiara Indonesia Yayasan Nakula Sadewa ini menjabat sebagai Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak sejak 1998. Kecintaannya pada anak-anak jugalah yang mengantarkannya membagi kisah lewat buku yang ia tulis, Anakku, Sahabat, dan Guruku.

Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.

Profil

  • Nama Lengkap

    Dr. Seto Mulyadi

  • Alias

    Kak Seto

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Klaten, Jawa Tengah

  • Tanggal Lahir

    1951-08-28

  • Zodiak

    Virgo

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Istri

    Deviana

  • Biografi

    Seto Mulyadi adalah seorang mahasiswa psikologi Universitas Indonesia pencipta karakter Si Komo yang terkenal di awal tahun 80-an. Kala itu, stasiun televisi yang ada hanya TVRI, satu-satunya stasiun televisi yang menyuguhkan tontonan bermutu bagi anak-anak.

    Berawal dari kecintaan terhadap anak-anak, pria kelahiran Klaten 28 Agustus 1951 ini memulai karirnya secara tidak sengaja. Mulanya pria yang akrab disapa Kak Seto ini hijrah ke Jakarta lantaran kecewa tidak diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga maupun Universitas Indonesia.

    Dari kekecewaannya itu, ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta meski tanpa bekal dan keahlian apapun. Di sana, ia memulai hidup dengan kerja serabutan sembari menunggu tes Fakultas Kedokteran tahun berikutnya.

    Tidak berjodoh dengan Fakultas Kedokteran, Kak Seto lantas memutar tujuan dan masuk Fakultas Psikologi atas saran Pak Kasur yang ia kenal sejak ia menjadi asisten pemilik Taman Kanak-kanak. Namun, siapa sangka di sinilah karirnya mulai beranjak. Percaya diri dan optimis tinggi, itulah Kak Seto. Perkenalannya pada Pak Kasur dan Bu Kasurlah yang membuat namanya berkibar.

    Menjadi asisten Pak Kasur adalah pekerjaan ayah empat anak kala itu yang kemudian dilanjutkan dengan mengisi acara Aneka Ria Taman Kanak-kanak bersama Henny Purwonegoro. Di sana, suami dari Deviana ini mendongeng, mengisi acara belajar sambil bernyanyi, dan bermain sulap bersama anak-anak. Ilmu yang didapat dari Pak Kasur ia gabungkan dengan ilmu yang ia miliki, yakni teknik sulap yang telah ia pelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Sedangkan ilmu mendongeng didapat melalui belajar dan berdasarkan pengalamannya.

    Menjadi bagian dari anak-anak memang dituntut untuk selalu kreatif, menyeimbangi pikiran-pikiran kreatif dan penuh imajinasi. Saat itulah karakter Si Komo diciptakan oleh saudara kembar Kresna Mulyadi ini. Berupa boneka Si Komo dan lagu yang diciptakan, karakter Si Komo menguat dan banyak dikenal. Acaranya banyak ditunggu dan membuat namanya kian tenar, kondisi perekonomiannya pun membaik.

    Kesuksesan inilah yang kemudian mengantarkan Kak Seto memborong beberapa penghargaan seperti The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International pada 1987. Kini, pendiri Yayasan Mutiara Indonesia Yayasan Nakula Sadewa ini menjabat sebagai Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak sejak 1998. Kecintaannya pada anak-anak jugalah yang mengantarkannya membagi kisah lewat buku yang ia tulis, Anakku, Sahabat, dan Guruku.

    Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.

  • Pendidikan

    • SD Ngepos, Klaten, 1963
    • SMK, Klaten, 1966
    • SMA St. Louis, Surabaya, 1969
    • Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1981
    • Program Magister Psikologi Universitas Indonesia, 1989
    • Program Doktoral Psikologi Universitas Indonesia, 1993

  • Karir

    • Ketua Pelaksana Pembangunan Istana Anak-Anak Taman Mini Indonesia Indonesia, 1983
    • Pendiri dan Ketua Yayasan Mutiara Indonesia, 1982-sekarang
    • Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Nakula Sadewa, 1984-sekarang
    • Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, Jakarta, 1994-1997
    • Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak,

  • Penghargaan

    • Men’s Obsession Award, 2006
    • The Golden Balloon Award, New York; kategori Social Activity dari World Children’s Day Foundation & Unicef, 1989
    • Orang Muda Berkarya Indonesia, kategori Pengabdian pada Dunia Anak-anak dari Presiden RI, 1987
    • The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International, 1987
    • Peace Messenger Award, New York, dari Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar, 1987

Geser ke atas Berita Selanjutnya