Tanamkan Nilai Toleransi pada Anak untuk Cegah Pengaruh Kelompok Radikal Intoleran
Anak harus dilindungi dari virus intoleransi, radikalisme dan terorisme demi menyelamatkan masa depan bangsa.
Anak harus dilindungi dari virus intoleransi, radikalisme dan terorisme demi menyelamatkan masa depan bangsa.
Anak-anak perlu ditanamkan nilai-nilai toleransi dan keberagaman sejak dini.
Perkuat rasa persaudaraan agar tidak mudah dipecah belah.
Upaya meredam gerakan itu dengan merangkul tokoh agama dan mensterilkan rumah ibadah dinilai sudah tepat.
Dia menekankan mengampanyekan atau mempromosikan Indonesia harus menganut hukum agama tertentu, artinya sudah menyalahi serta melanggar konsensus nasional yang telah disepakati para pendiri bangsa.
Penanggulangan penyebaran paham radikal atau radikalisme dan terorisme di kampus dinilai memerlukan regulasi yang mampu menindak tegas. Hal tersebut diungkapkan oleh akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Weda Kupita.
Dirinya melanjutkan, tidak ada yang salah dengan sistem penerimaan mahasiswa di kampus. Karena pada dasarnya perguruan tinggi merupakan tempat yang dipenuhi dengan perebutan pemaknaan yang juga ingin dimenangkan oleh setiap kelompok atau golongan untuk bisa eksis.
Dengan begitu virus kebencian, paham intoleransi dan radikalisme dapat ditangkal.
Kelompok ingin memecah belah bangsa sengaja menimbulkan kegaduhan yang mengancam persatuan bangsa.
Potensi radikalisme juga cenderung tinggi pada kaum urban, generasi muda, baik Generasi Z maupun milenial selain kalangan perempuan. Serta mereka yang aktif di internet dan media sosial.
Semua pihak harus satu komando mendeteksi dini virus radikalisme. Masyarakat jangan sampai acuh terhadap isu radikalisme.
Menurutnya, deteksi dini ancaman virus radikalisme menjadi hal yang sangat penting dan diperlukan, apalagi telah diketahui bahwa terorisme ini bukan sekedar tindakan kekerasan, tetapi juga paham dan ideologi yang mengubah sikap, perilaku dan ideologi seseorang.
KTN sendiri merupakan salah satu bentuk pendekatan yang mengedepankan aspek kesejahteraan, dengan memberikan fasilitas kepada mitra deradikalisasi, penyintas, dan masyarakat untuk mengembangkan produktivitas ekonomi.
Pada Minggu (13/3) Pusat Studi Islam Asia Tenggara UIN Sunan Kalijaga menggelar pelatihan terkait penyalahgunaan donasi amal untuk kegiatan terorisme. Hal ini guna menyikapi modus baru terorisme yang baru-baru ini diungkap polisi.
Dia melanjutkan, lemahnya resistensi masyarakat ditandai oleh ketidakpahaman terhadap pandangan radikal ekstrem yang dibalut dengan penjelasan keagamaan yang memukau.
Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari pelbagai suku, agama, ras, budaya, bahasa, dan lain sebagainya. Namun kemajemukan itu tak lantas memberi ruang bagi kelompok tertentu ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menyadarkan masyarakat terkait esensi Bhinneka Tunggal Ika.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut, Nurodin mengatakan bahwa saat ini proses pembuatan perda tersebut sudah berjalan. Nantinya apabila proses pembuatan peraturan daerah tersebut sudah berjalan maka diharapkan bisa segera masuk program legislasi daerah (Prolegda).