TBC dapat menyebar ketika penderita batuk atau bersin sehingga menyebabkan keluarnya tetesan kecil berisi kuman ke udara. Orang lain kemudian dapat menghirup tetesan tersebut, dan membawa kuman masuk ke paru-paru.

Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina, yakni dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

Dokter spesialis anak RSCM Jakarta Pusat, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) mengungkapkan, tuberkulosis (TB) bukanlah penyakit keturunan. Dia menegaskan, TB atau TBC adalah penyakit menular.

Setiap tanggal 24 Marat masyarakat dunia memperingati Hari TBC Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang peristiwa penyakit TBC pertama kali ditemukan serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian negara-negara di dunia.

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengatakan dalam peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional tahun 2023, hal yang penting difokuskan bersama-sama adalah masalah kesehatan tenaga kerja, yakni masih tingginya penderita TBC di tempat kerja.

Ciri-ciri TBC pada anak penting diketahui setiap orang tua. Penyakit yang disebabkan adanya basil dari bakteri Mycobaceterium tuberculosis ini bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali anak-anak. Bila tidak segera diatasi, kondisi ini bisa membahayakan keselamatan anak.

Kasus TBC (tuberculosis) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, terus bermunculan akibat banyak penderita yang enggan melanjutkan pengobatan. Selama ini, TBC masih dianggap aib oleh masyarakat.

Penyebab penyakit TBC perlu diwaspadai setiap orang. Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular terbesar di dunia setelah HIV. Penyakit ini bisa disebabkan adanya basil dari bakteri Mycobaceterium tuberculosis. Penyakit TBC dapat menyerang bagian tubuh manapun, namun yang paling umum menyerang paru-paru.

Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia, setelah India dan China. Jumlah kasus TBC yang ditemukan di Indonesia tercatat sebesar 824.000 dan kematian 93.000 per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

Tuberkulosis (TB) atau sering disebut TBC adalah penyakit menular terbesar di dunia setelah HIV. Penyakit TB dapat disebabkan adanya basil dari bakteri Mycobaceterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang bagian tubuh manapun, namun TB yang paling umum menyerang paru-paru.

“Karena masuk hujan harus antisipasi DBD dan TBC juga. Yang TBC lumayan banyak, ada penambahan tapi kan baru awal musim hujannya, masih belum terlalu ini. Ya lebih meningkat dibanding musim kemarau,” sebut Leli, Senin (1/11).

Terdapat tiga faktor yang menurut Riskiyana menyebabkan PMI lebih rentan terkena TBC. Yakni faktor individu di mana banyak PMI yang ditempatkan tinggal di pemukiman padat penduduk yang melebihi kapasitas, rendahnya status sosial dan ekonomi, serta kondisi kekurangan gizi/malnutrisi di daerah asal.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku heran kasus tuberkulosis atau TBC di Indonesia belum juga bisa hilang. Bahkan penyebaran penyakit tersebut sudah semakin besar seperti halnya kasus Covid-19.

Sebanyak 23.919 penderita tuberkulosis (TBC) sudah merebak di Jawa Tengah selama Januari-Juni 2020. Kabupaten Tegal terbanyak penderita TBC. Penyakit ini menjangkit semua kelompok umur.

Arifin melihat, atensi masyarakat hingga pemerintah sangat kecil terhadap TBC. TBC dianggap penyakit lama yang sudah selesai. Apalagi setelah Covid-19 masuk Indonesia, penanganan terhadap TBC semakin terabaikan.

Wiendra mengatakan, sebetulnya obat TBC sudah tersedia di 10.000 Puskesmas maupun rumah sakit di Indonesia. Namun, memang ada sejumlah faktor yang menyebabkan kasus TBC masih tinggi.

"Rendahnya kebijakan politis untuk pengendalian TBC merupakan ancaman pengendalian penyakit TBC,"