Benarkah Brown Sugar Lebih Sehat Dikonsumsi Bagi Penderita Diabetes?
Baik brown sugar maupun gula putih sama-sama dibuat dari tebu atau bit. Walau kedua jenis gula ini memiliki warna berbeda, kandungan nutrisi di dalamnya kurang lebih sama.
Baik brown sugar maupun gula putih sama-sama dibuat dari tebu atau bit. Walau kedua jenis gula ini memiliki warna berbeda, kandungan nutrisi di dalamnya kurang lebih sama.
dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, pendiri Komunitas Sobat Diabet mengatakan saat ini banyak anak muda atau orang yang berusia di bawah 40 tahun menderita diabetes.
Peningkatan jumlah penyandang diabetes ini sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. Salah satunya adalah konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak) yang berlebih dan kurang mencermati informasi nilai gizi pada kemasan pangan olahan.
dr. Adelina Devita, Praktisi Kesehatan mengatakan pelepasan gula darah secara perlahan dari makanan yang dikonsumsi saat sahur dapat menstabilisasi kadar gula darah diabetes sehingga setelah makan kadar gula darah tidak langsung meningkat secara signifikan.
Bagi seorang pengidap diabetes, sangat penting untuk mempertahankan gaya hidup sehat terutama di masa seperti ini. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan dan kekuatan sistem imun tubuhmu.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Maya Kusumawati, berdasarkan data WHO dalam 24 jam ada 4.110 pasien diabetes baru yang terdiagnosis, 614 pasien diabetes meninggal, 66 pasien diabetes menjadi buta, 122 pasien diabetes harus cuci darah dan 225 pasien diabetes harus diamputasi.
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Syarief Hidayatullah, Febrianti menyampaikan mencegah resistensi insulin berupa diet protein hewani itu tidak berarti sama sekali setop makan ikan.
“Perubahan gaya hidup, seperti mengatur pola makan, aktivitas fisik, dan mengontrol berat badan akan membantu kinerja obat yang dikonsumsi. Cara ini jauh lebih efektif mengelola kadar gula darah,” papar dokter spesialis gizi klinik, Fiastuti Witjaksono.
Menurut dokter spesialis anak konsultan endokrinologi Frida Soesanti, diabetes yang dialami anak berbeda dengan diabetes pada orang dewasa. Diabetes ini terjadi bukan karena gaya hidup seperti obesitas. Melainkan karena ada kerusakan pada pankreas, atau dampak sel yang menghasilkan insulin rusak.
Sebagian besar diabetes yang terjadi pada anak adalah diabetes melitus tipe 1 meski tidak menutup kemungkinan tipe 2. Penyebab diabetes melitus tipe 1 bukan gaya hidup melainkan reaksi autoimun menyerang sel pankreas yang memproduksi insulin.
Neuropati diabetes menimbulkan gejala seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit. Gejala ini akan semakin muncul jika durasi diabetes cukup lama dan kadar gula tidak terkontrol.
Ketika menderita diabetes, kamu perlu secara rutin memeriksa gula darah, mengetahui apa yang kamu makan, serta sejumlah hal lainnya. Hal ini sebagai tindakan pencegahan agar kondisi diabetesmu tidak menurun.
Mirisnya sebagian besar penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi, salah satunya neuropati diabetes. Tentu hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian lebih karena neuropati merupakan concealed disease, yang bila tidak diobati akan berkembang dan dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup.
Dokter spesialis penyakit dalam Dicky Levenus Tahapary dari Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) Jaya, mengatakan masyarakat sekarang hidup di lingkungan yang gampang sekali menjadi diabetes.
“Itulah sebabnya ibu-ibu kalau lagi hamil pasti cek gula darah dan HB (hemoglobin),” kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan metabolik endokrin Fatimah Eliana.
"Pola makan untuk penyandang diabetes bukan berarti beda dengan orang pada umumnya. Tetapi sebenarnya berupa panduan pola makan dengan berbagi makanan bergizi dalam takaran porsi yang tepat dna mengikuti waktu makan yang rutin," kata dokter spesialis gizi, Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK.
Banyak masyarakat yang meyakini bahwa sejumlah tanaman dan obat herbal mampu mengendalikan kadar gula darah penderita diabetes. Beberapa tanaman yang dianggap berkhasiat ini adalah lengkuas, pare, kunyit, dan ginseng. Benarkah boleh untuk mengonsumsi obat herbal bagi penderita diabetes?
"Cek gula darah sangat diperlukan bagi orang-orang yang berisiko tinggi, yakni orang yang hipertensi (tekanan darah tinggi) dan obesitas," kata dokter spesialis penyakit dalam Agung Pranoto.