Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan yang segera memasuki pengesahan pada Rapat Paripurna DPR RI. RUU Kesehatan ini dianggap sulit diterima oleh para 'pemain'.

Menkes Budi menitipkan Pekerjaan Rumah alias PR untuk laboratorium kesehatan yang kini berusia 50 tahun.

Merespons somasi tersebut, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M Syahril mengatakan masih mempelajarinya.

Ikrar menjelaskan, penerbitan STR dilakukan via online dalam website https://registrasi.kki.go.id/. Di situ para dokter atau konsumen bisa registrasi data sendiri yang nantinya diverifikasi oleh KKI.

Menkes Budi Gunadi mengatakan tim peneliti perlu secepatnya mengambil sampel darah untuk dites melalui metode genome sequencing, agar jenis virus yang mengidap di pasien bisa diketahui.

Selain perbandingan harga, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga meminta jajarannya untuk menggali informasi harga dan kebutuhan obat-obatan melalui komunikasi yang dijalin bersama organisasi profesi kedokteran.

Budi menuturkan saat ini penyakit menular yang semula didominasi oleh infeksi akibat COVID-19, kembali bergeser ke arah beberapa wabah (outbreak) kecil seperti Tuberkulosis (TBC), HIV dan malaria.

Menkes Budi menjelaskan, pemberian booster kedua dilakukan sebagai upaya percepatan vaksinasi untuk meningkatkan titer antibodi dan memperpanjang perlindungan.

Menkes Budi yakin masyarakat Indonesia mampu membayar vaksin Covid-19. Untuk harga Rp100 ribu per enam bulan merupakan angka yang masuk akal untuk masyarakat yang mampu.

Satu kasus gagal ginjal akut sempat dirawat di RSCM, tetapi karena terlambat pada akhirnya meninggal dunia.

Misalnya ketika varian Delta dan Omicron masuk ke Indonesia, terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang cukup tinggi. Kenaikan kasus itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di negara lain.

Budi menuturkan sebelumnya SSGI disusun setiap tiga tahun sekali.

Menkes Budi menjelaskan biasanya ibu sudah kekurangan gizi dan zat besi, sehingga asupan makanan tidak bisa memenuhi kebutuhan janin untuk berkembang maksimal.

Berdasarkan data Kepala BKKBN, di Jakarta terdapat 790 ribu balita.

Menurut Menkes, pada 2022 lalu terlapor lebih dari 3.200 kasus campak di seluruh Indonesia, yang mengalami lonjakan tinggi dibandingkan kisaran 100-200 kasus per tahun.