Analisis Pengamat Penerbangan soal Lion Air Ditolak di Bandara Tanjung Pandan
Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo menyebut, ada kemungkinan kesalahan berada di sisi Flight Operation Officer (FOO) dari maskapai.
Menurut Daniel, pesawat yang diperbaiki bukan hanya milik Lion Air Group, dan dijamin bisa lebih hemat biaya.
Baca SelengkapnyaMayoritas penghematan terjadi rendahnya bea masuk komponen di Batam sebagai free trade zone.
Baca SelengkapnyaDalam sepekan 3 pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan penerbangan ke Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air sempat berputar di langit Kota Binjai
Baca SelengkapnyaDalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaNamun, belum ada mengenai rincian jumlah saham yang akan ditawarkan.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaBagi yang memiliki cita-cita ingin menjadi pramugari, ini menjadi satu kesempatan yang tidak boleh dolewatkan.
Baca SelengkapnyaNomor kursi yang tertera di tiket tak sesuai dengan apa yang ada di dalam kabin pesawat. Ia pun merasa kebingungan saat naik ke dalam kabin pesawat.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaPenerbangan langsung dari Solo memudahkan masyarakat dan wisatawan lebih dari 17 wilayah
Baca SelengkapnyaMelansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Baca SelengkapnyaPengamat penerbangan Gatot Rahardjo menyebut, ada kemungkinan kesalahan berada di sisi Flight Operation Officer (FOO) dari maskapai.
Alasan Lion Air ditolak di Bandara Tanjung Pandan karena pesawat yang digunakan tak sesuai dengan kemampuan bandara tujuan.
Lion Air berdiri pada tahun 1999 dan penerbangan pertama kalinya di tahun 2000 dengan pesawat Boeing 737-200 dari Jakarta ke Pontianak.
Pesawat Lion Air tersebut sudah beberapa kali mencoba untuk mendarat di Bandara SIM Aceh Besar, namun kondisi cuaca yang tidak memungkinkan untuk mendarat.
Stakeholder Relation Manager Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Iwan Risdianto, mengatakan karena sedang mengisi pendingin, menyebabkan kinerja Air Conditioner (AC) pesawat tidak bisa bekerja secara maksimal. Akibatnya, kabin terasa panas karena adanya penumpang.