Sejumlah negara ramai-ramai untuk mengurangi ketergantungan penggunaan mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) atau USD dalam setiap transaksi terus menggema di sejumlah negara. Gerakan ini dikenal dengan istilah dedolarisasi.

Istilah dedolarisasi kini tengah menggema, di mana banyak negara yang menunjukkan komitmen untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satunya Indonesia yang tengah mengurangi transaksi dengan menggunakan dolar AS sejak tahun 2018, dan mendorong lebih banyak penggunaan Rupiah.

Dominasi dollar terus menurun, seiring sejumlah negara yang melarang penggunaan dollar sebagai alat transaksi. Namun, peran dollar diprediksi masih belum akan tergantikan dengan mata uang mana pun.

Pemerintah Irak mengeluarkan larangan penggunaan mata uang dolar AS (USD) untuk transaksi pribadi dan bisnis mulai 14 Mei 2023. Larangan ini sebagai bagian dari tren 'de-dolarisasi' yang berkembang dan penurunan pengaruh ekonomi Washington secara keseluruhan.

Seorang Ekonom di Brookings Institution Eswar Prasad mengatakan, Dolar Amerika Serikat (AS) adalah mata uang dominan dunia dan memainkan peran kunci dalam perdagangan global. Meskipun itu mungkin tampak seperti kabar baik bagi orang Amerika, namun itu adalah kabar buruk bagi sebagian besar dunia.

Mungkin saat ini anda hanya tahu bahwa mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menjadi mata uang terkuat di dunia. Namun ternyata ada mata uang lain yang lebih kuat diatas dollar AS.

Keputusan The Fed menaikkan suku bunga membuat dolar yang beredar di seluruh dunia, termasuk negara berkembang akan kembali ke AS. Sebab, masyarakat justru tertarik menyimpan uangnya di perbankan dibandingkan untuk digunakan (spending).

Nilai tukar dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (10/4) pagi, karena sentimen pasar tertekan oleh perkiraan suram tentang pertumbuhan global oleh Dana Moneter Internasional (IMF).

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Atas Dolar Amerika. Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504.

Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih lanjutkan pelemahan usai pembukaan. Tercatat, saat ini nilai tukar berada di Rp 15.194 per USD.

Ternyata ada mata uang yang paling kuat daripada dollar AS. Berikut mata uang negara tersebut:

Diketahui hingga saat ini nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat. Rupiah bahkan sudah tak lagi bertengger di level Rp 14.900-an per USD.

Negara-negara ini sedang mengalami krisis parah, sampai Indonesia terkena imbasnya

Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno mengatakan, Rupiah yang semakin melemah terhadap dolar AS membuat Indonesia harus berbenah. Hal itu juga disebabkan oleh negeri ini yang lebih fokus menghadapi Pilpres 2019 ketimbang mengurusi masalah ekonomi.

Rudy mengatakan, bahkan jika Rupiah sampai menyentuh level Rp 20.000 per USD perbankan Indonesia masih bisa menghadapinya. Sebab, rasio kecukupan modal industri perbankan Indonesia tengah tinggi. Simulasi yang dilakukan OJK yaitu Rupiah mencapai level Rp 20.000 kemungkinan terjadinya sangat kecil sekali.

Ringgit Malaysia juga menguat terhadap mata uang asing lainnya.

Nilai tukar Kwacha atas USD melemah 45 persen, terburuk sedunia. Presiden Edgar Lungu tak punya ide mengatasinya

Nilai tukar Rupiah melemah karena kebijakan pemerintah China.