Pandemi Covid-19 membuat anak muda atau generasi milenial betah bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Selama 3 tahun terakhir mereka lebih suka bekerja dari jarak jauh ketimbang harus datang ke kantor.

Sejak dunia mengalami Pandemi Covid-19, sistem kerja jarak jauh menjadi pilihan terbaik. Apalagi model kerja ini juga dinilai lebih fleksibel sehingga mendapatkan daya tarik karena bisa dilakukan di mana dan kapan saja.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, tidak semua sektor usaha bisa menerapkan sistem bekerja dari rumah (Working From Home/WFH). Meski demikian, dia tetap mendukung imbauan pemerintah untuk menerapkan WFH.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta perusahaan untuk menerapkan skema work from home (WFH) bagi pekerja/buruh selama arus balik Lebaran Idulfitri 1443 H/2022. Hal ini untuk mengurai kepadatan lalu lintas selama arus balik berlangsung.

Sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh negara pada tahun 2020, masyarakat dituntut untuk terus beradaptasi dengan situasi yang terus berubah, salah satunya dunia kerja.

Badan Peneliti asal Amerika Serikat (AS), Pew Research Center menemukan lebih banyak orang yang memilih untuk bekerja di rumah daripada di kantor. Selain karena keinginan mereka, hal ini juga menghindari risiko penularan covid-19.

Sejak covid-19 melanda seluruh negara membuat masyarakat harus mengisolasi diri dan mengerjakan hampir seluruh aktivitasnya di rumah, termasuk bekerja. Dengan demikian, sistem kerja dari rumah menjadi tren baru bagi beberapa perusahaan di berbagai negara.

Lelah bukan merupakan sesuatu yang baru, tetapi rasa lelah yang dialami selama berlangsungnya pandemi Covid-19 secara global tentunya berbeda.

Pandemi covid-19 memaksa setiap negara di dunia untuk melakukan lockdown, di mana masyarakat harus melakukan aktivitas di rumah. Baik belajar di rumah hingga bekerja di rumah. Meski demikian, masih banyak perusahaan yang menerapkan bekerja di kantor meski hanya sebagian karyawan.