Pemprov Riau Cabut Status Siaga Darurat Karhutla
“Provinsi Riau telah menetapkan status darurat bencana asap akibat Karhutla sejak tanggal 11 Februari sampai dengan 31 Oktober 2020 atau selama 260 hari,"
“Provinsi Riau telah menetapkan status darurat bencana asap akibat Karhutla sejak tanggal 11 Februari sampai dengan 31 Oktober 2020 atau selama 260 hari,"
Sejak awal tahun sampai 21 Oktober 2020 kebakaran hutan dan lahan terjadi di 12 kabupaten dan kota dan mencakup area seluas 1.587,6 hektare.
Pemerintah Provinsi Riau dan instansi terkait saat ini pun tengah bahu-membahu untuk menangani pandemi Covid-19 dan Karhutla. Pasalnya kedua bencana tersebut merupakan ancaman yang nyata dan dapat sangat merugikan masyarakat, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi.
"Untuk jumlah total tersangka kebakaran lahan sejak awal Januari hingga awal Agustus ini, sebanyak 61 orang,"
Nurbaya mengatakan pemerintah telah mengumpulkan data kebakaran hutan-lahan yang terjadi di "Bumi Lancang Kuning" dalam kurun waktu 10 hingga 13 tahun terakhir.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Dwi Korita, memprediksi tahun ini Indonesia mengalami El Nino Netral dengan tingkat kekeringan pada musim kemarau lebih tinggi dibandingkan normalnya.
Aplikasi ini diharapkan memaksimalkan pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai wilayah Nusantara. Peluncuran aplikasi ini disaksikan 11 Kapolda yang wilayahnya rentan peristiwa karhutla.
Namun, polisi belum ada menetapkan perusahaan sebagai tersangka selama dua bulan terakhir.
Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Riau menetapkan 21 tersangka pembakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau selama dua bulan terakhir. Dia menjelaskan seluruh kasus tersebut ditangani oleh jajaran Polda Riau. Semuanya adalah tersangka perseorangan, belum ada terduga dari korporasi.
"Tapi kami masih di lokasi melakukan pendinginan di lahan yang terbakar, agar api tidak kembali membara," kata Kapolres Bengkalis AKBP Sigit Adiwuryanto
43 titik panas ini tersebar di 4 wilayah.
Dalam diskusi Prediksi Titik Api dan Kebakaran Hutan Riau di Mapolda Riau, tersebut turut hadir Rektor UIN Suska Ahmad Mujahidin, Direktur Pusat Studi Bencana Universitas Riau Sigit Sutikno, Kepala BPS Riau Misfaruddin dan Kepala Pusat Studi Ilmu Data UIN Suska, Beny Sukma Negara.
Saat ini, dua titik api mulai terlihat.
Menimbang karena terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana, lanjut Sorta, terdakwa harus dipulihkan segala hak, kedudukan, harkat dan martabatnya.
Tersangka paling banyak kini ditangani oleh Polres Bengkalis. Yakni sebanyak 6 tersangka dengan 5 kasus. Sedangkan untuk luas lahan yang menjerat tersangka di wilayah ini mencapai 91,03 hektare.
Dari tujuh kasus yang kini tengah ditangani oleh jajaran Polda Riau, total luas lahan terbakar mencapai 79,515 hektare.
Polisi hingga kini masih menangani kasus kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Salah satunya kebakaran yang berada di area Hak Guna Usaha (HGU) PT TPS di Desa Paya Rumbai, Kecamatan Seberida. Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto, menuturkan penanganan perkara tersebut berada di Polres Inhu.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) memberikan pemahaman bahaya kebakaran ke pelajar sejumlah Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Riau.