Pakar Keamanan Siber dari Cissrec, Pratama Persadha menilai, jika kebocoran data akibat ulah peretasan yang dilakukan sejumlah hacker di Indonesia bukanlah hal baru. Karena ketika budaya work from home (WFH) berlaku, potensi peretasan data akan semakin meningkat.

Timsus yang berisi Kominfo BIN hingga Polri itu menegaskan berhasil melacak keberadaan Bjorka. Hal itu disampaikan Menko Polhukam Mahfud MD dalam keterangannya di Jakarta.

Kemunculan Bjorka pada September ini berhasil menghebohkan publik. Presiden Jokowi langsung membentuk tim respon darurat untuk melacak dan mengungkap identitas Bjorka. Namun Pakar Teknologi UGM menyarankan agar tim itu tak perlu melacak keberadaan sang hacker.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan telah mengantongi gambaran hacker Bjorka.

Mahfud bercerita, pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) WikiLeaks pernah membocorkan pembicaraan SBY dengan Perdana Menteri Australia yang tersebar sampai Singapura. Namun, beda dengan itu, dalam kasus Bjorka data data yang diungkap ke publik hanya bersifat umum.

Soal motif, Mahfud menduga hanya sebatas ingin peringatan semata. Namun biasanya, motif-motif dari para hakcer melakukan peretasan karena ekonomi hingga politik.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Mahfud MD memastikan pemerintah serius dalam menangani masalah kebocoran data yang dilakukan oleh hacker Bjorka. Ia juga meminta agar masyarakat tetap tenang.

BSSN menilai serangan siber dengan intensitas tinggi adalah yang sampai melumpuhkan infrastruktur informasi vital.

Dengan adanya kebocoran data tersebut oleh Bjorka, hal ini menurutnya bisa dikatakan menunjukkan pertahanan negara yang lemah.

Hal tersebut yang membuat Hacker Bjorka bisa membobol sistem keamanan siber di Indonesia.

Cak Imin mengatakan, untuk sementara waktu tidak menggunakan WhatsApp akibat serangan siber tersebut. Sebab banyak pesan bermacam-macam yang masuk ke aplikasi WhatsApp karena nomor teleponnya bocor.

Sebelumnya, berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo, melalui berbagai kementerian dan lembaga agar bersiap mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti, terkait kebocoran data yang dilakukan hacker.

Hinsa tak menjelaskan secara teknis mengapa dokumen penting negara bisa diretas. Dia justru memastikan tak ada sistem elektronik yang terganggu.

Tentang hacker Bjorka yang klaim berhasil retas informasi rahasia milik BIN

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membenarkan adanya kebocoran data negara, termasuk sejumlah pejabat di Tanah Air. Data tersebut dibocorkan hacker Bjorka. Tetapi, katanya, data yang bocor bukan bersifat rahasia.