Gempa Halmahera Dipicu Patahan pada Lempeng Laut Maluku
Gempa ini tidak berpotensi tsunami, karena magnitudonya relatif kecil untuk dapat menciptakan deformasi dasar laut
Gempa ini tidak berpotensi tsunami, karena magnitudonya relatif kecil untuk dapat menciptakan deformasi dasar laut
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik kombinasi mendatar (thrust-oblique fault).
BMKG menyatakan bahwa gempa tak berpotensi tsunami. BMKG juga mengingatkan warga untuk berhati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi.
Laporan sementara, gempa di Kairatu tak menyebabkan korban jiwa.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa dengan parameter pembaruan magnitudo 6,1 di wilayah Pantai Barat Laut Maluku Barat Daya, Rabu (2/2), akibat adanya subduksi di Laut Banda.
Pusat gempa yang berada pada kedalaman 131 km ini tidak berpotensi tsunami. Intensitas kekuatan gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menunjukkan II – III MMI di wilayah Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Warga setempat telah mengevakuasi keluarga korban dan beberapa barang penting lainnya, tapi sisa-sisa kerusakan masih tetap dibiarkan hingga ditinjau oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah.
Dia merinci data sementara yang diterima dari lapangan yakni sebanyak 432 Kepala Keluarga (2.018 jiwa) warga Negeri Yaputi masih mengungsi, Negeri Tehoru 129 KK (758 jiwa) dan Saunulu 310 KK (1.336 jiwa).
Satuan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) melaporkan puluhan rumah penduduk dan dua tempat ibadah di enam desa di Kecamatan Tehoru yang terdampak gempa bumi tektonik magnitudo 6,1 pada Rabu (16/6) dini hari pukul 13.43 WIT.
Gempa tidak berpotensi tsunami. Dilihat dari peta guncangan, BMKG mengidentifikasi melalui skala MMI atau Modified Mercalli Intensity pada III–IV MMI di wilayah Tobelo.
Dia menjelaskan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi pada Lempeng Laut Maluku.
Hingga pukul 12.23 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
Namun belum diketahui dampak gempa tersebut.
"Berdasarkan peta aktivitas gempa bumi (seismisitas) selama tahun 2019 tampak bahwa kluster aktivitas gempa bumi paling aktif terjadi di daerah Nias, Lombok-Sumba, Laut Maluku Utara, Ambon, Laut Banda, dan Sarmi-Mamberamo," kata Daryono.
Gempa bumi dengan magnitudo 5,5 mengguncang Halmahera Maluku Utara, pukul 21.09.11 WIB. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Empat kali gempa dengan magnitudo berbeda mengguncang Provinsi Maluku dan Maluku Utara. Dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa pertama magnitudo 4,0 melanda wilayah Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, Minggu (17/11) pukul 23.42 WIB.
Sekolah Dasar (SD) Kalamkudus Ambon punya kebijakan baru. Seluruh siswanya diwajibkan selalu membawa helm pelindung kepala. Tujuannya agar setiap saat bisa digunakan ketika terjadi guncangan gempa bumi tektonik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga Jumat mendeteksi 150 gempa susulan di Laut Maluku setelah gempa bermagnitudo 7,1 mengguncang wilayah Maluku Utara pada Kamis (14/11) malam.