DPR Dinilai Pilih Pimpinan KPK Tak Mencerminkan Suara Rakyat
MAKI memandang tidak terpilihnya calon pimpinan itu menjadi tanda kurangnya apresiasi DPR bagi orang yang berani dan memiliki sistem pemberantasan korupsi.
MAKI memandang tidak terpilihnya calon pimpinan itu menjadi tanda kurangnya apresiasi DPR bagi orang yang berani dan memiliki sistem pemberantasan korupsi.
Adapun para aktivis yang disindir oleh ICW antara lain Kepala Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP, dan Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden Ifdhal Kasim.
Agus menyatakan sikap didampingi oleh pimpinan KPK lainnya yakni Laode M Syarif, Saut Situmorang. Hadir juga Juru Bicara KPK Febri Diansyah.
Sementara itu Sekjen Persatuan Guru Besar Indonesia, M Arief menyampaikan pihaknya juga menyampaikan pernyataan sikap yang telah ditandatangani lebih dari 100 guru besar dan profesor dari seluruh perguruan tinggi se-Indonesia, baik negeri atau swasta.
Kekhawatiran sejumlah kalangan atas terpilihnya Irjen Firli Bahuri sebagai ketua KPK yang baru ditepis Peneliti senior LIPI Syamsuddin Haris. Dia menilai tidak ada yang bisa melumpuhkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika hanya satu pemimpin KPK yang melakukannya.
Adapun bentrokan yang terjadi dimulai ketika, massa mencoba masuk ke dalam Gedung KPK dengan tujuan untuk bertemu pimpinan KPK dan mencopot kain hitam di lambang atau logo KPK yang sebelumnya terpasang. Namun, upaya massa dihalangi oleh aparat kepolisian.
Di atas bekas bakaran karangan bunga pun diletakkan foto Saut Situmorang bertuliskan agar segera mengundurkan diri.
Sebelumnya, dari atas mobil komando, orator lantang mengucapkan selamat kepada Irjen Firli Bahuri atas terpilihnya sebagai Ketua KPK berdasarkan hasil voting.
JK juga menanggapi sorotan terhadap pimpinan KPK terpilih, namun lolos uji kepatutan dan kelayakan di DPR. Menurutnya, selama proses seleksi sudah dilakukan dengan baik dan transparan, maka apapun hasilnya harus diterima.
Apalagi, katanya, di awal proses uji kepatutan dan kelayakan para calon pimpinan diminta untuk membuat surat pernyataan atau kontrak politik. "Keadaan yang sangat tidak ideal ini tentu membawa dampak langsung bagi agenda pemberantasan korupsi."
Rincian Kekayaan Pimpinan KPK Periode 2019-2023, Irjen Filri Paling Kaya. Firli Bahuri tercatat memiliki harta kekayaan mencapai Rp18.226.424.386. Kekayaan yang dilaporkannya pada Maret 2019 itu meliputi harta bergerak dan tidak bergerak.
"Proses yang terjadi di Pansel Capim KPK, termasuk sikap politik Presiden Jokowi kemarin, dengan apa yang terjadi di DPR RI adalah sebuah proses yang seirama seolah menjadi bagian dari rencana besar."
"Ini sepertinya bukan cari pemimpin orang yang layak atau patut tapi lebih ke lobi siapa yang mau tunduk pada kepentingan politik, parlemen, sama pemerintah. Seperti dapat dilihat sebagai kontrak politik bagi kami. Jadi bagi kami SPT (uji kepatutan dan kelayakan) ini bermasalah juga," kata Peneliti TII, Alvin Nicola.
Sejak awal pansel meloloskan nama-nama capim KPK, internal KPK sudah bereaksi. Dari pimpinan hingga pegawai KPK menolak capim yang dinilai memiliki rekam jejak buruk.
Kelima pimpinan KPK tersebut yakni Firli Bahuri, Alexander Marwata, Nurul Ghufron, Nawawi Pomolango 50 dan Lili Pintauli Siregar.
Melalui voting, anggota Komisi III memilih lima nama pimpinan KPK periode 2019-2023. Satu per satu anggota Komisi III DPR memilih dengan melingkari 5 dari 10 nama capim KPK.
Komisi III DPR Saat Tetapkan 5 Pimpinan KPK Terpilih. Hasil akhir proses pemilihan ini terpilih Firli Bahuri, Alexander Marwata, Nurul Ghufron, Nawawi Pomolango, Lili Pintauli Siregar sebagai pimpinan KPK.
Irjen Firli Jadi Ketua, Penasihat KPK Mundur dari Jabatan. Dengan pengunduran diri tersebut, lanjut Tsani, akan memberikan tanda bermasalah terhadap KPK periode 2019-2023 dengan Firli sebagai ketuanya.