Mantan Karo Paminal Propam Brigjen Hendra Kurniawan mengawal agar perintah mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo untuk menghapus rekaman CCTV di sekitar Kompleks Perumahan Polri, dilaksanakan anak buahnya.

Bekas Kabiro Paminal Divisi Propam Mabes Polri, Brigjen Hendra Kurniawan didakwa atas tindakannya merusak CCTV yang menyebabkan penyidik kesulitan menyelidiki kasus kematian Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Henry mengatakan dakwaan yang dibacakan jaksa penuntut umum sudah memenuhi syarat formil maupun syarat materiil sebagaimana diatur Pasal 143 KUHP.

Kasus ini bermula ketika Sambo tiba-tiba yang menelepon Hendra yang ketika itu sedang memancing. Hendra diminta datang ke rumah Sambo dinasnya. Lewat peran Hendra, Sambo berniat menutupi fakta yang sebenarnya terkait kematian Brigadir J.

Saat menonton menyaksikan Brigadir J masih hidup. Mereka menyaksikannya isi rekaman di kediaman Ridwan Rhekynellson Soplanit.

Dalam dakwaan terungkap, Hendra Kurniawan memerintahkan Cahya Nugraha alias Acay yang merupakan tim CCTV pada saat kasus KM 50 mengambil rekaman CCTV di sekitar lokasi tewasnya Brigadir J.

Sebelum duduk di kursi pesakitan, ia lebih dulu memberikan salam pada para Jaksa Penuntut Umum (JPU), kuasa hukum serta awak media yang sudah menunggu kedatangannya sejak pagi hari.

Brigjen Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria merupakan dua terdakwa perkara obstruction of justice kematian Brigadir J. Keduanya didakwa merusak barang bukti berupa CCTV yang menjadi saksi bisu peristiwa tewasnya Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, beberapa waktu lalu. Reporter Magang: Syifa Annisa Yaniar

Pantauan merdeka.com di lokasi, terlihat Brigjen Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria mengenakan kemeja berwarna putih dibalut rompi tahanan merah. Tangan diborgol, terlihat rambut keduanya yang mulai memutih.

Pejabat Humas PN Jaksel Djuyamto menjelaskan proses persidangan akan dibagi ke dalam dua sesi. Dipimpin masing-masing majelis hakim berbeda.

Sementara itu, sidang pidana yang menjerat Brigjen Hendra Kurniawan ini digelar lebih dahulu dari pada sidang kode etik dari Polri.

Sidang perdana dengan agenda dakwaan dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) itu akan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (19/10) hari ini.

Pengacara mengklaim sebenarnya termakan omongan Ferdy Sambo atas skenario palsu baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E.

Pengacara Brigjen Hendra Kurniawan, Henry Yosodiningrat menyebut, jika kliennya merogoh kocek pribadi untuk menyewa private jet atau pesawat jet pribadi saat mengunjungi keluarga Nopriansyah Yosua Hutabarat Brigadir J di Jambi.

MAKI mengaku suda melaporkan data yang mereka temuan pada Bareskrim. Diharapkan temuan tersebut menjadi bahan penyidikan kasus private jet Brigjen Hendra Kurniawan.

Polri mengusut kasus dugaan tindak pidana korupsi penggunaan pesawat jet pribadi Brigjen Hendra Kurniawan untuk perjalanan pulang pergi Jakarta-Jambi, dalam perkara kematian Brigadir J. Polri menyita barang bukti berupa 15 lembar dokumen terkait penggunaan private jet Brigjen Hendra Kurniawan.

Polri hingga kini masih menunggu proses persidangan pidana terhadap Brigjen Hendra dan fokus pada kasus utama yakni dugaan pembunuhan berencana.

Pemeriksaan terhadap Brigjen Hendra dilakukan di Markas Komando (Mako) Brigade Mobile (Brimob), Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (7/10).