Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tinggal di Pulau Tertinggal, Pria Ini Harus Seberangi Lautan demi Air Bersih

Tinggal di Pulau Tertinggal, Pria Ini Harus Seberangi Lautan demi Air Bersih Tinggal di Pulau Tertinggal, Pria Ini Harus Sebrangi Lautan Demi Air Bersih. liputan6.com ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Di zaman yang sudah modern seperti sekarang ini, ternyata masih banyak daerah di Tanah Air yang belum mendapatkan fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Seperti yang terjadi di Pulau Pangabatang, Kabupaten Sikka, NTT yang masih jauh tertinggal.

Dilansir dari Liputan6.com, warga yang tinggal di Pulau Pangabatang ini masih hidup dalam ketertinggalan. Bahkan, warga tak mendapatkan hak-hak kebutuhan dasar seperti air bersih, listrik, dan fasilitas pendidikan.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga masih harus mengeluarkan ongkos demi mendapatkan air minum, bahkan harus menempuh jarak yang jauh. Seperti yang dialami oleh salah satu warga, Jubair, yang harus menyeberangi lautan saat hendak mencari air bersih.

Menyeberangi Lautan

Untuk membeli air bersih, Jubair terpaksa harus mendayung sampan dari Pulau Pangabatang menuju Nanga dan Nenbura di Desa Koja Gete.

Begitupun untuk penerangan, Ia dan warga di sana masih menggunakan lampu pelita. Fasilitas pendidikan juga masih jauh dari kata ideal.

"Di sini ada air tapi asin. Kami butuh air tawar untuk minum dan masak. Kalau untuk mandi dan cuci kami pakai air asin dari sumur yang ada di pulau," ungkap Jubair pada Jumat (4/9).

Butuh Waktu 45 Menit Sekali Perjalanan

Ada dua tempat di mana warga bisa mendapatkan air tawar. Pertama, di Nanga dan Nebura di Desa Kojagete. Kedua, air itu ada di Desa Kojagete di Pulau Besar.Untuk sampai ke Nebura, Jubair harus melewati Pulau Dambila. Sementara itu, untuk sampai ke Nanga mereka harus melewati Pulau Permaan. Butuh waktu 30 sampai 45 menit mendayung dengan perahu untuk sekali perjalanan ke tempat air bersih. "Airnya kami beli, harganya Rp1.000 per jerigen ukuran 10 liter," ujarnya.

Warga Tak Punya Pilihan

Air bersih memang jadi persoalan utama warga Pangabatang yang berjumlah 84 KK. Meski demikian, baik Jubair maupun warga lain memilih bertahan di Pangabatang."Kami sudah terbiasa seperti ini. Mau pindah ke mana lagi," ungkap Jubair.

Butuh Bantuan Lebih dari Pemerintah Setempat

Kades Parumaan, Muhdir mengatakan, Pemdes Parumaan telah berupaya membantu warga. Tahun lalu, dengan dana desa, Pemdes menyediakan 61 profil tank untuk setiap rumah tangga. Tujuannya untuk menampung air hujan agar bisa digunakan."Tentu ini tidak cukup membantu terutama di musim kemarau," tandasnya.Menurutnya, Pemdes Parumaan butuh campur tangan banyak pihak terutama Pemda Sikka untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Pangabatang.

(mdk/far)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir

Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.

Baca Selengkapnya
Nestapa Warga Pesisir di Padang, Takut 'Dicaplok' Pantai Air Manis
Nestapa Warga Pesisir di Padang, Takut 'Dicaplok' Pantai Air Manis

Daratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi

Baca Selengkapnya
Saluran Pipa Air Bersih Disetop Caleg Gagal, Walkot Cilegon Gandeng Pengelola PLTU Jawa 9&10 Bantu Warga
Saluran Pipa Air Bersih Disetop Caleg Gagal, Walkot Cilegon Gandeng Pengelola PLTU Jawa 9&10 Bantu Warga

Warga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pertalite Bercampur Air di Bekasi Ternyata akibat Tindak Kejahatan, Tiga Orang Jadi Tersangka
Pertalite Bercampur Air di Bekasi Ternyata akibat Tindak Kejahatan, Tiga Orang Jadi Tersangka

Pertalite Bercampur Air di Bekasi Ternyata akibat Tindak Kejahatan, Tiga Orang Jadi Tersangka

Baca Selengkapnya
Tiga Warga Tersengat Ikan Pari saat Asyik Berenang di Pantai Widuri, Satu Orang Pingsan
Tiga Warga Tersengat Ikan Pari saat Asyik Berenang di Pantai Widuri, Satu Orang Pingsan

Dari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.

Baca Selengkapnya
Pulau di Sumenep Ini Bak Surga Dunia tapi Ditinggal Penduduknya Merantau, Intip Potretnya
Pulau di Sumenep Ini Bak Surga Dunia tapi Ditinggal Penduduknya Merantau, Intip Potretnya

Banyak warga pulau ini merantau ke kota-kota besar demi mendapatkan penghidupan lebih layak.

Baca Selengkapnya
Kondisi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang di Bitung, Ada yang Sakit Keras dan Pendarahan
Kondisi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang di Bitung, Ada yang Sakit Keras dan Pendarahan

327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f

Baca Selengkapnya
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah

Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.

Baca Selengkapnya
Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran
Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran

Kampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.

Baca Selengkapnya