Tinggal di Pulau Tertinggal, Pria Ini Harus Seberangi Lautan demi Air Bersih
Merdeka.com - Di zaman yang sudah modern seperti sekarang ini, ternyata masih banyak daerah di Tanah Air yang belum mendapatkan fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Seperti yang terjadi di Pulau Pangabatang, Kabupaten Sikka, NTT yang masih jauh tertinggal.
Dilansir dari Liputan6.com, warga yang tinggal di Pulau Pangabatang ini masih hidup dalam ketertinggalan. Bahkan, warga tak mendapatkan hak-hak kebutuhan dasar seperti air bersih, listrik, dan fasilitas pendidikan.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga masih harus mengeluarkan ongkos demi mendapatkan air minum, bahkan harus menempuh jarak yang jauh. Seperti yang dialami oleh salah satu warga, Jubair, yang harus menyeberangi lautan saat hendak mencari air bersih.
Menyeberangi Lautan
Untuk membeli air bersih, Jubair terpaksa harus mendayung sampan dari Pulau Pangabatang menuju Nanga dan Nenbura di Desa Koja Gete.
Begitupun untuk penerangan, Ia dan warga di sana masih menggunakan lampu pelita. Fasilitas pendidikan juga masih jauh dari kata ideal.
"Di sini ada air tapi asin. Kami butuh air tawar untuk minum dan masak. Kalau untuk mandi dan cuci kami pakai air asin dari sumur yang ada di pulau," ungkap Jubair pada Jumat (4/9).
Butuh Waktu 45 Menit Sekali Perjalanan
Ada dua tempat di mana warga bisa mendapatkan air tawar. Pertama, di Nanga dan Nebura di Desa Kojagete. Kedua, air itu ada di Desa Kojagete di Pulau Besar.Untuk sampai ke Nebura, Jubair harus melewati Pulau Dambila. Sementara itu, untuk sampai ke Nanga mereka harus melewati Pulau Permaan. Butuh waktu 30 sampai 45 menit mendayung dengan perahu untuk sekali perjalanan ke tempat air bersih. "Airnya kami beli, harganya Rp1.000 per jerigen ukuran 10 liter," ujarnya.
Warga Tak Punya Pilihan
Air bersih memang jadi persoalan utama warga Pangabatang yang berjumlah 84 KK. Meski demikian, baik Jubair maupun warga lain memilih bertahan di Pangabatang."Kami sudah terbiasa seperti ini. Mau pindah ke mana lagi," ungkap Jubair.
Butuh Bantuan Lebih dari Pemerintah Setempat
Kades Parumaan, Muhdir mengatakan, Pemdes Parumaan telah berupaya membantu warga. Tahun lalu, dengan dana desa, Pemdes menyediakan 61 profil tank untuk setiap rumah tangga. Tujuannya untuk menampung air hujan agar bisa digunakan."Tentu ini tidak cukup membantu terutama di musim kemarau," tandasnya.Menurutnya, Pemdes Parumaan butuh campur tangan banyak pihak terutama Pemda Sikka untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Pangabatang.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaDaratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaWarga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertalite Bercampur Air di Bekasi Ternyata akibat Tindak Kejahatan, Tiga Orang Jadi Tersangka
Baca SelengkapnyaDari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaBanyak warga pulau ini merantau ke kota-kota besar demi mendapatkan penghidupan lebih layak.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca Selengkapnya