Terdampak Pandemi, Manajer Hotel Ini Kini Jadi Petani Ubi dengan Lahan 1 Hektare
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sektor pariwisata. Banyak usaha di bidang pariwisata yang lesu sejak pandemi merebak, bahkan banyak karyawan yang terpaksa harus dirumahkan karena sepinya pengunjung di sektor ini.
Akibatnya, banyak pekerja di bidang ini yang banting setir dan mencoba usaha baru untuk menyambung hidup di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi yang belum tahu kapan akan berakhir.
Seperti yang dialami oleh Fransiskus Lopis, warga Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, NTT yang sebelumnya adalah manajer di salah satu hotel di sana. Lopis, sapaan akrabnya, kini memilih menjadi petani ubi dan dibantu oleh sang istri yang berprofesi sebagai guru honorer di SMPK San Karlos Habi.
Dirumahkan dari pekerjaannya, Ia dan istri mencoba menanam sayur-sayuran meski sempat gagal akibat dimakan hewan peliharaan tetangga. Namun, keduanya kembali mencoba dengan ubi jalar di halaman rumahnya yang luasnya tak seberapa. Ternyata, hasil panen ubi jalarnya ini mencapai Rp500 ribu. Dari situ lah Lopis dan istri melanjutkan budi daya ubi jalarnya.
"Dari situ saya mulai tertarik untuk membudidayakan ubi jalar, mudah dan cepat dapat uang," ungkapnya. Melansir dari Liputan6.com, berikut kisah selengkapnya.
Punya Lahan 1 Hektare
Lopis dan istri akhirnya memilih membuka lahan baru yang luasnya kurang lebih 1 hektare. Bukan hanya ubi jalar, tetapi mereka pun mencoba menanam beberapa jenis tanaman hortikultura, seperti brokoli, wortel, serta beberapa jenis tanaman hortikultura lainnya yang jarang ditanam di daerah pesisir yang panas, seperti di wilayah Kecamatan Kangae.
Lopis mengakui, tanaman hortikultura dan ubi jalar miliknya tanpa menggunakan pupuk, hanya mengandalkan air dari sumur yang berada di lahan miliknya. Sementara untuk mendapatkan bibit ubi jalar, Lopis memesannya dari daerah Welomosa, Kabupaten Ende dan Boru, Kabupaten Flores Timur. Dirinya mengaku, ilmu menanam ubi didapatnya dari orangtua yang juga merupakan petani ubi jalar.
Kendala yang Dialami Selama Menekuni Budidaya Ubi Jalar
Seluruh hasil ubi jalar dan tanaman hortikulturanya Ia pasarkan melalui media sosial. Dari situ pelanggan pun mulai berdatangan. Bahkan, Ia berencana ingin menambah luas lahannya."Sementara ini saya cari penambahan lahan sekitar 2 hektare untuk kembangkan lagi ubi jalar ini," katanya.Perjalanan Lopis menekuni budi daya ubi jalar ini bukan tanpa kendala. Kendala yang Ia hadapi adalah air. Bagaimana cara pemasangan jaringan pipa air yang akan digunakan untuk penyiraman, juga menara air sebagai media untuk menampung air. Selama ini, cara penyiraman yang ia gunakan masih menggunakan sistem manual."Kalau pake siram atau sistem kincir air, tapi masih kendala di pipa dengan menara air," sebutnya.
Bisa Hasilkan Pendapatan yang Menjanjikan
Berbekal tekad dan ketekunan, usaha budi daya ubi jalar yang dilakoni Lopis menuai hasil memuaskan dan menghasilkan keuntungan."Kalau ubi jalar ini panennya terus menerus, jadi satu pohon itu kadang saya ambil satu umbi, yang lainnya saya lepas. Satu tahun itu bisa tiga kali panen. Kalau diuangkan, tidak sempat dihitung karena kami dapat setiap hari, tergantung pesanan. Sekali jual itu bisa capai 100 ribu rupiah termasuk sayur-sayuran, paling banyak itu saya antar di rumah sakit. Kalau dihitung penghasilan satu bulan saya bisa dapat kurang lebih 3 jutaan, karena setiap hari orang beli sayur sedikit-sedikit selain ubi jalar," ujarnya.Selain tanaman hortikultura dan ubi jalar, ternyata Lopis bersama sang istri juga menanam cabai, dan menjadi distributor di beberapa tempat usaha gorengan di Kota Maumere.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lihat Tukang Sapu Jalan Kehujanan dan Berteduh di Hotel, Reaksi Manajer Hotel Bikin Warganet Angkat Topi
Sikap Manajer hotel ke tukang sapu jalan yang kehujanan banjir pujian warganet. Berikut informasinya.
Baca SelengkapnyaHotel Terbengkalai di Pandeglang Ini Punya Pemandangan Laut Indah, Ditinggalkan saat Krisis Ekonomi 1998
Bangunan ini punya desain moderen dan hadirkan pemandangan langsung menuju laut
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mantan Panglima Geram Isu Netralitas TNI Selalu Muncul Setiap Pemilu
Moeldoko mengatakan dirinya salah satu Panglima TNI yang memperkuat netralitas prajurit setiap ada pesta demokrasi.
Baca SelengkapnyaKemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMomen Pegawai Hotel di Bali Gagal Pertahankan Tulisan dari Bunga di Kolam Renang saat Hujan Ini Viral, Bikin Nyesek
Berusaha melindungi hasil karyanya, mereka menutup kolam dengan terpal. Sayang, hal ini tak berhasil dan tetap hancur.
Baca SelengkapnyaHotel-hotel Mewah di Kota ini Cuma Setahun Sekali Diisi, Pemiliknya Tajir Melintir Tinggal di Lereng Gunung Fokus Ibadah
Meski terisi satu tahun sekali, namun deretan hotelnya nampak mewah.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaCurhat Hotel Dampak Banjir Semarang: Tamu Banyak Cancel Hingga Promo Bukber Sepi
Para pengusaha hotel kini hanya bisa mengandalkan event dari pemerintah untuk mempertahankan keterisian kamar hotelnya.
Baca Selengkapnya