Merdeka.com - Di tengah pandemi corona, sekolah-sekolah tidak diizinkan untuk melangsungkan pembelajaran secara tatap muka. Sekolah daring akhirnya menjadi satu-satunya solusi yang dapat dilakukan pihak sekolah agar dapat terus mengedukasi para siswa. Namun siapa sangka, ada saja cerita lucu yang terjadi di tengah sekolah daring.

Guru bernama Harianto Andi Ma'tu asal Mamuju, Sulawesi Tengah ini membagikan ceritanya yang selama 3 bulan mengajar online siswa yang ternyata bukan murid sekolahnya. Tidak hanya berbeda sekolah, murid yang diajarnya bahkan diketahui berbeda kabupaten. Cerita ini ia sampaikan lewat akun Facebook pribadinya.

Kisah ini dimulai pada 29 Juli 2020. Kala itu seorang murid mengiriminya tugas dan memanggilnya dengan sebutan 'Bu'. Padahal Harianto adalah guru laki-laki. Sempat tak mencurigainya, Harianto berpikir barangkali muridnya hanya salah tulis.

"Disapa Bu pertama kalinya tak masalah, mungkin belum kenal. Padahal di awal, saya telah menemui dan memperkenalkan diri ke semua siswa baru (kecuali yang berhalangan hadir)," tulisnya di Facebook.

Memanggil Bu

©2020 Merdeka.com/Dream

Namun seiring berjalannya waktu, Harianto merasakan keanehan lantaran sang murid tetap memanggilnya Bu. Ia akhirnya tak tinggal diam dan mengatakan kepada sang murid untuk memanggilnya Pak.

Harianto memang menggunakan aplikasi untuk mengirim tugas kepada murid. Merasa sang murid memang mirip dengan murid yang mengirim tugas melalui aplikasi, Harianto membiarkannya begitu saja.

Beda Sekolah dan Kabupaten

©2020 Merdeka.com/Dream

Setelah beberapa waktu berlalu, sang murid akhirnya mempertanyakan siapa nama guru yang tengah mengajarnya ini. Ia mempertanyakan nama guru yang mengajarnya sesaat setelah dirinya mengirimkan tugas.

"24 September 2020, ananda kembali bertanya perihal tugasnya dan mengklarifikasi nama gurunya, dengan Ibu U..?"  tutur Harianto di Facebook.

Memanggil dengan sebutan Ibu, Harianto akhirnya tersadar bahwa muridnya ini ternyata bukan murid sekolah yang diajarnya.

"Astaga...baru sadar ananda sepertinya bukan siswa dari sekolah kami," imbuhnya.

Setelah menyadari muridnya bukan murid sekolahnya, Harianto meminta sang murid untuk mengirimkan modul sekolahnya. Dari modul yang ia lihat keanehan memang terlihat di alamat, nama, dan nomor ponsel yang berbeda. Diketahui ternyata modul tersebut adalah milik rekannya di kabupaten tetangga.

"Saya kembali periksa foto jawaban modul yang telah dikirimkannya. Pada foto pertama tak ada yang aneh (kecuali alamat tadi), pada foto modul tugas ke 2 dan 3, saya perhatikan pada catatan lembar tertulis nama dan nomor ponsel berbeda, bukan milik saya (benar bahwa ananda bukan siswa kami). Tertulis nama dan nomor adik kelas, teman, rekan saya di kabupaten tetangga," tutur Harianto.