Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

840 Petak Keramba Jaring Apung di Samosir Akan Ditutup, Ini Penyebabnya

840 Petak Keramba Jaring Apung di Samosir Akan Ditutup, Ini Penyebabnya Ilustrasi Nelayan. ©2015 Merdeka.com/Angeline Agustine

Merdeka.com - Sebanyak 840 petak Keramba Jaring Apung (KJA) di Samosir akan segera ditutup pada tahun 2023 dari total awal 1.388 petak. Sisanya berjumlah 548 petak dan rencananya akan digeser ke zona yang sudah ditetapkan.

Kepala Bidang Perikanan Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir, Brosdiana Sinaga, menjelaskan bahwa seluruh 1.388 petak KJA itu sekarang berada di luar zona yang sudah ditetapkan pemerintah sesuai Perpres No. 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba.

Penetapan zona menurut Perpres adalah perairan dengan kedalaman lebih dari 100 m dan terdapat lima titik yang berada di Sianjur Mula-Mula, Sitio-Tio (2 titik), Nainggolan, dan Onan Runggu.

Lokasi Tidak Cocok

Para nelayan KJA mengaku bahwa lokasi yang sudah ditetapkan memiliki kondisi perairan yang cukup ekstrem seperti ombak tinggi, angin kencang, dan arus laut yang deras sehingga sulit untuk bisa mengelola KJA dengan baik.

Letak zona lokasi yang sudah ditetapkan itu ternyata juga jauh dari tempat tinggal para nelayan saat ini sehingga perlu membutuhkan biaya yang lebih besar.

Mirisnya lagi, pemindahan KJA ini juga merugikan nelayan, sebab para nelayan KJA di Tanjung Bunga mengaku sudah menyerah dan lebih baik menutupnya ketimbang memindahkan ke lokasi yang sudah ditentukan.

"Saya tidak sanggup, akan berhenti dan menutup keramba, lebih baik saya mencari usaha lain, bertani misalnya," ungkap Jonnas Sitanggang, dikutip dari ANTARA (17/12).

Jonnas Sitanggang merupakan salah satu pebisnis KJA di Pangururan dengan keramba yang sudah mencapai 100 petak. Ia sudah mengurungkan niat untuk memindahkan kerambanya ke tempat yang sudah diberikan karena kondisinya tidak strategis untuk KJA.

Butuh Modal yang Besar

Salah seorang nelayan KJA yang memiliki 120 petak keramba bernama Barila Sitanggang, telah lebih dulu melakukan survei di tempat yang sudah ditentukan untuk mengetahui kondisi perairan di sana.

"Kondisi perairan cukup ekstrim, perlu menggunakan teknologi yang canggih. Keramba tidak memungkinkan untuk dipindah ke lokasi zona, karena kondisi perairan yang dalam, ombak besar, angin kencang, dan arus deras," katanya.

Brosdiana mengaku dengan kondisi perairan yang esktrem perlu ada penanganan yang berbeda baik dari sisi teknologi dan permodalan.

Pihaknya menyarankan kepada nelayan KJA untuk membuka koperasi khusus KJA. Sehingga ada modal untuk penggunaan teknologi yang lebih maju.

Terdapat pihak yang berjanji akan membantu nelayan KJA yang berada di Ajibata, Kabupaten Toba. Perusahaan besar ini sudah melakukan kegiatan ekspor dan impor ke Amerika Serikat dan Eropa.

(mdk/adj)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Baca Selengkapnya
Kunjungi Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Pertama di Indonesia, Jokowi: Bisa Ganti Batu Bara 60 Ton per Hari
Kunjungi Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Pertama di Indonesia, Jokowi: Bisa Ganti Batu Bara 60 Ton per Hari

Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI juga menerapkan ekonomi sirkular bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Hasilkan 600 Ton Sampah per Hari, Kabupaten di Jawa Tengah Ini Tak Punya TPA
Hasilkan 600 Ton Sampah per Hari, Kabupaten di Jawa Tengah Ini Tak Punya TPA

Tak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sempat Diisukan Renggang, Begini Momen Akrab Jokowi & Menteri Basuki Saat Resmikan Proyek Infrastrukur di Makassar
Sempat Diisukan Renggang, Begini Momen Akrab Jokowi & Menteri Basuki Saat Resmikan Proyek Infrastrukur di Makassar

Saat peresmian, Jokowi menekankan pentingnya sistem pengelolaan air limbah cair.

Baca Selengkapnya
KAI Batalkan Perjalanan Kereta Api Akibat Banjir Semarang, Ini Daftar Kereta Terdampak
KAI Batalkan Perjalanan Kereta Api Akibat Banjir Semarang, Ini Daftar Kereta Terdampak

Calon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.

Baca Selengkapnya
Melawan, Bandar Coba Tabrak Polisi Pakai Mobil Berujung Didor & Ditangkap, 10 kg Sabu Disita
Melawan, Bandar Coba Tabrak Polisi Pakai Mobil Berujung Didor & Ditangkap, 10 kg Sabu Disita

Dari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak

Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.

Baca Selengkapnya
Hari Terakhir Lapor SPT Tahunan: Jika Terlambat Siap-Siap Kena Sanksi Denda hingga Masuk Penjara
Hari Terakhir Lapor SPT Tahunan: Jika Terlambat Siap-Siap Kena Sanksi Denda hingga Masuk Penjara

Beriku daftar sanksi bagi wajib pajak yang terlambat lapor SPT Tahunan.

Baca Selengkapnya
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja

Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.

Baca Selengkapnya