840 Petak Keramba Jaring Apung di Samosir Akan Ditutup, Ini Penyebabnya
Merdeka.com - Sebanyak 840 petak Keramba Jaring Apung (KJA) di Samosir akan segera ditutup pada tahun 2023 dari total awal 1.388 petak. Sisanya berjumlah 548 petak dan rencananya akan digeser ke zona yang sudah ditetapkan.
Kepala Bidang Perikanan Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir, Brosdiana Sinaga, menjelaskan bahwa seluruh 1.388 petak KJA itu sekarang berada di luar zona yang sudah ditetapkan pemerintah sesuai Perpres No. 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba.
Penetapan zona menurut Perpres adalah perairan dengan kedalaman lebih dari 100 m dan terdapat lima titik yang berada di Sianjur Mula-Mula, Sitio-Tio (2 titik), Nainggolan, dan Onan Runggu.
Lokasi Tidak Cocok
Para nelayan KJA mengaku bahwa lokasi yang sudah ditetapkan memiliki kondisi perairan yang cukup ekstrem seperti ombak tinggi, angin kencang, dan arus laut yang deras sehingga sulit untuk bisa mengelola KJA dengan baik.
Letak zona lokasi yang sudah ditetapkan itu ternyata juga jauh dari tempat tinggal para nelayan saat ini sehingga perlu membutuhkan biaya yang lebih besar.
Mirisnya lagi, pemindahan KJA ini juga merugikan nelayan, sebab para nelayan KJA di Tanjung Bunga mengaku sudah menyerah dan lebih baik menutupnya ketimbang memindahkan ke lokasi yang sudah ditentukan.
"Saya tidak sanggup, akan berhenti dan menutup keramba, lebih baik saya mencari usaha lain, bertani misalnya," ungkap Jonnas Sitanggang, dikutip dari ANTARA (17/12).
Jonnas Sitanggang merupakan salah satu pebisnis KJA di Pangururan dengan keramba yang sudah mencapai 100 petak. Ia sudah mengurungkan niat untuk memindahkan kerambanya ke tempat yang sudah diberikan karena kondisinya tidak strategis untuk KJA.
Butuh Modal yang Besar
Salah seorang nelayan KJA yang memiliki 120 petak keramba bernama Barila Sitanggang, telah lebih dulu melakukan survei di tempat yang sudah ditentukan untuk mengetahui kondisi perairan di sana.
"Kondisi perairan cukup ekstrim, perlu menggunakan teknologi yang canggih. Keramba tidak memungkinkan untuk dipindah ke lokasi zona, karena kondisi perairan yang dalam, ombak besar, angin kencang, dan arus deras," katanya.
Brosdiana mengaku dengan kondisi perairan yang esktrem perlu ada penanganan yang berbeda baik dari sisi teknologi dan permodalan.
Pihaknya menyarankan kepada nelayan KJA untuk membuka koperasi khusus KJA. Sehingga ada modal untuk penggunaan teknologi yang lebih maju.
Terdapat pihak yang berjanji akan membantu nelayan KJA yang berada di Ajibata, Kabupaten Toba. Perusahaan besar ini sudah melakukan kegiatan ekspor dan impor ke Amerika Serikat dan Eropa.
(mdk/adj)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca SelengkapnyaSelain pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI juga menerapkan ekonomi sirkular bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaTak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat peresmian, Jokowi menekankan pentingnya sistem pengelolaan air limbah cair.
Baca SelengkapnyaCalon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaDari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaArief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaBeriku daftar sanksi bagi wajib pajak yang terlambat lapor SPT Tahunan.
Baca SelengkapnyaImpor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca Selengkapnya