Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ramai-ramai Tangkap Ikan di Sungai, Ini Tradisi Unik Warga Madina Jelang Lebaran

Ramai-ramai Tangkap Ikan di Sungai, Ini Tradisi Unik Warga Madina Jelang Lebaran Ramai-ramai Tangkap Ikan di Sungai, Ini Tradisi Unik Warga Mandina Jelang Lebaran. pariwisataindonesia.id ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Hampir di setiap daerah di Indonesia punya tradisinya masing-masing dalam menyambut datangnya Lebaran. Seperti yang ada di Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara (Sumut).

Masyarakat di daerah ini punya tradisi unik menangkap ikan di sungai ramai-ramai, yang disebut dengan tradisi Lubuk Larangan. Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama dan masih dilestarikan secara turun-temurun.

Saking populernya tradisi ini, bahkan warga dari luar daerah sering kali ikut memeriahkan kegiatan yang hanya diselenggarakan sekali dalam setahun ini.

Tradisi Setahun Sekali

ramai ramai tangkap ikan di sungai ini tradisi unik warga mandina jelang lebaran

goodnewsfromindonesia.id ©2021 Merdeka.com

Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, tradisi Lubuk Larangan ini diadakan di sebuah sungai yang telah disepakati oleh masyarakat bersama lembaga adat. Saat sudah disepakati, warga dilarang mengambil ikan di sungai tersebut.

Tradisi ini dilakukan biasanya sekali dalam setahun. Namun, terkadang bisa sampai dua tahun sekali atau bahkan lebih.

Berbagai macam ikan bisa ditangkap saat Lubuk Larangan, seperti ikan semah, ikan garing, ikan dalum, ikan belido, dan beberapa jenis ikan lainnya.

Tanpa Merusak Alam

serunya lubuk larangan tradisi unik tangkap ikan sambut lebaran

liputan6.com ©2020 Merdeka.com

Tradisi ini dilakukan dengan tanpa merusak alam sekitar. Meski dilakukan beramai-ramai, tetapi warga dilarang menangkap ikan dengan alat berbahaya. Hanya peralatan tradisional yang dperbolehkan, seperti jaring yang berukuran 3 jari. Selain itu, warga tidak boleh memanen lebih dari 2 lampu petromaks, tidak boleh menggunakan jala yang melebihi lebar sungai, serta tidak boleh menebarkan racun.Hal ini dilakukan karena warga tidak ingin merusak lingkungan dan alam yang selama ini telah mereka jaga.

Ada Sanksi Adat Bagi yang Melanggar

Bagi warga yang melanggar aturan-aturan dalam tradisi Lubuk Larangan, mereka akan dikenakan hukum adat dan sanksi yang telah disepakati bersama. Biasanya, mereka harus membayar denda adat berupa selemak manis, atau mengganti dengan seekor kerbau, kambing dan lain sebagainya.Dari semua sanksi itu, yang paling ditakuti oleh masyarakat adalah hukuman adat yang disebabkan oleh sumpah nenek moyang mereka yang dikenal dengan Biso Kawi. Hukuman ini akan membuat masyarakat yang melanggar aturan akan terkena musibah sepanjang hidupnya.

(mdk/far)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan

Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan

Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

Baca Selengkapnya
Mengenal Marandang untuk Sambut Ramadan, Tradisi Masyarakat Minangkabau yang Tak Lekang oleh Waktu

Mengenal Marandang untuk Sambut Ramadan, Tradisi Masyarakat Minangkabau yang Tak Lekang oleh Waktu

Bedanya memasak rendang untuk sambut Ramadan adalah masakannya akan disajikan untuk santap sahur pertama.

Baca Selengkapnya
Dampak Racun Ikan Buntal pada Tubuh, Waspadai Ciri-cirinya

Dampak Racun Ikan Buntal pada Tubuh, Waspadai Ciri-cirinya

Di balik pesonanya yang unik, ikan buntal menyimpan bahaya yang serius. Racunnya dapat melumpuhkan siapa pun, termasuk manusia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mandi Kasai, Tradisi Memandikan Sepasang Kekasih Jelang Menikah dari Lubuk Linggau

Mengenal Mandi Kasai, Tradisi Memandikan Sepasang Kekasih Jelang Menikah dari Lubuk Linggau

Ritual mandi sepasang kekasih menjelang pernikahan ini disaksikan langsung oleh kerabat dan teman mereka.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo

Mencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo

Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.

Baca Selengkapnya
Perahu Bidar, Tradisi Lomba Perahu di Sungai Musi yang Sudah Ada sejak 1898

Perahu Bidar, Tradisi Lomba Perahu di Sungai Musi yang Sudah Ada sejak 1898

Tradisi lomba Perahu Bidar ini sudah berlangsung sejak Kesultanan Palembang tepatnya pada tahun 1898. Lomba ini juga dikenal dengan istilah Kenceran.

Baca Selengkapnya
Menyantap Masakan Sunda di Rumah Makan Laksana, Hadirkan Suasana Perdesaan dengan Menu Oseng Legendaris Andalan

Menyantap Masakan Sunda di Rumah Makan Laksana, Hadirkan Suasana Perdesaan dengan Menu Oseng Legendaris Andalan

Pengunjung dijamin akan puas menyantap berbagai hidangan khas bumi Parahyangan yang otentik.

Baca Selengkapnya
Pertama Kali Minum Ramuan Tradisional Daun Sambiloto, Prajurit TNI Sampai Batuk-batuk 'Ampun'

Pertama Kali Minum Ramuan Tradisional Daun Sambiloto, Prajurit TNI Sampai Batuk-batuk 'Ampun'

Meski bertubuh tegap nan gagah, sosoknya justru minta 'ampun' usai menenggak segelas jamu.

Baca Selengkapnya