Provinsi Sumut Punya Sejarah Pergerakan Pers di Indonesia, Jarang Terekspos
Merdeka.com - Dalam memeringati Hari Pers Nasional 2023, pastinya tidak lepas dari sejarah pergerakan pers sebelum masa kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Bertepatan dengan penyelenggaraan peringatan HPN di Sumut, memicu kilas balik bahwa provinsi Sumut punya sejarah penting pergerakan pers perempuan.
Hal itu mencuat pada Sarasehan Jurnalistik Perempuan Indonesia dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2023 yang bertempat di Hotel Grand Mercure, Kota Medan, pada Selasa (7/2).
Diketahui ada 12 surat kabar perempuan yang terbit di Sumut pada rentang waktu 1919 hingga 1950. Di antaranya, Perempoean Bergerak, Soeara Iboe, Persaoelian Ni Soripada, Keortamaan Istri, Menara Poetri, Boroe Tapanuli, Wanita Parki, Dunia Wanita, Melati, dan Njona Soerian Oedjani Tamil.
Jarang Terekspos
©2012 Merdeka.com/Shutterstock/qvist
Menurut Sejarawan Universitas Negeri Medan (Unimed), Ichwan Azhari, ada beberapa dari 12 surat kabar perempuan yang belum terindentifikasi atau terekspos bentuknya. Hal ini dikarenakan hilang atau bahkan belum ditemukan.
"Makanya, ada surat kabar belum ditemukan. Ada Beta, terbit di Tarutung. Hanya disebut dalam sumber sejarah," ungkap Ichwan mengutip dari Liputan6.com, Rabu (8/2).
Meskipun beberapa surat kabar perempuan jarang terekspos, Ichwan menambahkan, surat kabar di Provinsi Sumut saat itu memiliki kelebihan dibandingkan dengan surat kabar dari daerah lain. Dari 12 koran itu merupakan koran pemikiran, menurutnya.
"Isinya, mereka menganalisis berita, mereka memajukan perempuan, dan mengajak perempuan mengejar ketertinggalannya dalam pendidikan," ucapnya.
Koran Revolusioner
©2012 Merdeka.com
Peneliti Pers Perempuan Sumut, Lia Anggia Nasution mengungkapkan, surat kabar Perempoean Bergerak adalah koran yang paling revolusioner. Saat itu, pimpinan redaksinya dipimpin oleh seorang perempuan bernama Boetet Satidjah.
"Bicara soal feminisme tahun 1919, Boetet sudah menulis soal itu. Supaya pergerakan tidak terhambat. Adat, agama nan elok itu jangan kita lampaui," terangnya.
Surat kabar Perempoean Bergerak, tambah Lia, juga sering menyerukan dan mengajak perempuan untuk mengenyam pendidikan. Banyak artikelnya yang mengajak para perempuan 'Ayo Sekolah'.
"Ada juga pemikiran dan mengkritisi sikap laki-laki yang tidak mau menyekolahkan anaknya," kata Lia.
Tak hanya itu, perempuan pada masa itu hanya bisa menulis sebagai sumber kekuatannya. Mereka sadar bahwa menulis bisa menjadi alat untuk mengubah nasib.
"Karena, perempuan pada mas itu punya tidak punya hak politik, jadi kekuatannya menulis," ucapnya.
(mdk/adj)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaSosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca Selengkapnya10 Kota Tertua di Indonesia Menurut Sejarah, Ada yang Usianya Ribuan Tahun
Menurut buku Badan Pusat Statistik (2010) Indonesia memiliki sejarah panjang yang mencakup periode sebelum kemerdekaan. Terutama beberapa kota tertua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Sosok Yano Kenzo, Birokrat yang Ditunjuk Jadi Gubernur Sumatra Barat Era Pendudukan Jepang
Era kolonialisme Jepang, sosok birokrat yang satu ini menduduki jabatan sebagai Gubernur residen Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaSosok Ratu Sinuhun, Tokoh Perempuan dari Palembang Pencetus Lahirnya Undang-Undang Kesetaraan
Perempuan inspiratif asal Palembang ini menciptakan Kitas Simbur Cahaya yang berisi undang-undang tertulis berlandaskan kearifan lokal pertama di Nusantara.
Baca SelengkapnyaSejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10
Dulu, busana ini memiliki makna yang digunakan hanya pada acara-acara formal. Namun, zaman telah berubah, kini telah melebur menjadi pakaian sahari-hari.
Baca SelengkapnyaSosok Albert Manumpak Sipahutar, Jurnalis di Balik Berdirinya Kantor Berita Antara
Lahir di Tarutung, Tapanuli, Sumatra Utara pada 26 Agustus 1914, Albert sudah menekuni dunia jurnalistik sejak usianya menginjak remaja.
Baca SelengkapnyaSejarah Pesantren NU Tertua di Pulau Sumatera, Didirikan oleh Ulama Tersohor Berdarah Batak
Bukan hanya di Pulau Jawa saja, pondok pesantren juga berdiri di Pulau Sumatera yang usianya sudah lebih dari ratusan tahun.
Baca Selengkapnya