Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Sinandong Asahan, Lantunan Nasihat dan Petuah yang Sarat Makna

Mengenal Sinandong Asahan, Lantunan Nasihat dan Petuah yang Sarat Makna Sinandong Asahan yang sudah terancam punah. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Setiap suku di Indonesia memiliki berbagai macam bentuk kesenian yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang. Di Sumatra Utara terdapat satu jenis kesenian yang sayangnya sudah hampir punah bernama Sinandong Asahan.

Bagi sebagian masyarakat Sumatra Utara, Sinandong Asahan cukup familiar di telinga. Bahkan namanya terkenal hingga Ibukota Jakarta saat masa kejayaannya di tahun 1950 sampai 1970-an.

Kesenian dari Tanjungbalai ini dulunya kerap ditampilkan pada acara resmi Pemerintah Provinsi Sumatra Utara maupun pemerintah pusat. Salah satu pesenandung Sinandong Asahan, Cik Nasti pernah diundang ke Istana Negara saat Presiden Soeharto sedang menjamu para tamu dari luar negeri.

Sekarang semua itu hanyalah menjadi cerita untuk anak dan cucu. EksistensiSinando Asahan seiring berjalannya waktu mulai hilang bak ditelan bumi. Namanya sudah jarang disebut dan berada di ambang kepunahan.

Penasaran dengan kesenian yang satu ini? Simak rangkumannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.

Perkembangan Sinandong Asahan

Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, pada tahun 1965 kesenian ini sempat hilang dari permukaan karena adanya kesenian serupa yang dibentuk oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Pada tahun 1970, Sinandong Asahan kembali hidup namun hanya sampai pada tahun 1980-an saja.

Kesenian ini berbeda dengan kesenian Qasidah yang biasa kita dengar setiap ada acara hajatan. Hingga kini Qasidah juga masih sering ditampilkan.

Sementara itu Sinandong Asahan hampir tidak ada penerusnya sehingga menuju ambang kepunahan. Padahal, peluang kesenian ini untuk dijadikan hiburan sangatlah terbuka lebar dan sangat layak untuk dijual kepada masyarakat lokal.

Mirip Syair Qasidah

Karakteristik dari Sinandong Asahan tak jauh berbeda dari Qasidahan, salah satunya yaitu syair-syair yang dilantunkan. Yang membedakan hanyalah bahasa saja, jika Sinandong Asahan menggunakan bahasa asli daerah, sedangkan Qasidah menggunakan Bahasa Arab.

Biasanya orang yang mahir melantunkan syair-syair tersebut mampu melakukan alih bahasa dari Arab menjadi bahasa Melayu Asahan. Hal ini bertujuan bagi pendengar yang tidak mengerti bahasa Arab bisa memahami makna yang disampaikan oleh pesenandung.

Pada intinya, Sinandong Asahan tetap memiliki makna yang mendalam dan petuah-petuah dalam menjalani kehidupan di dunia dan di akhirat nanti.

Nyaris Punah

Nasib Sinandong Asahan tidak seberuntung Qasidah. Pasalnya saat ini para anak muda setempat masih memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu-ilmu Qasidah. Sedangkan Sinandong Asahan tidak adanya regenerasi, sehingga tidak berkembang.

Dengan tidak adanya regenerasi, para pegiat Sinandong Asahan sudah cukup tua dan bahkan sudah meninggal dunia. Parahnya lagi, para seniman-seniman muda seakan enggan untuk mencoba untuk melestarikan kesenian yang satu ini.

Kabar baiknya, pada tahun 2018 Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) telah menetapkan Sinandong Asahan menjadi salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sebagai bentuk upaya pelestarian nilai-nilai budayanya.

(mdk/adj)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra

Mengunjungi Pesanggrahan Kotanopan Mandailing, Saksi Bisu Presiden Soekarno Persatukan Rakyat Sumatra

Di pesanggrahan ini terpajang bingkai foto Presiden Soekarno saat melakukan pidato di tangga pintu masuk.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024

Ternyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024

Tak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Istana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh

Istana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh

Ari lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.

Baca Selengkapnya
Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau

Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau

Dalam sejarah berdirinya negara Singapura, sosok presiden pertama yang menjabat adalah keturunan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.

Baca Selengkapnya
Cerita Soeharto Menikahi Ibu Tien di Bawah Bayang-Bayang Serangan Udara Belanda di Solo

Cerita Soeharto Menikahi Ibu Tien di Bawah Bayang-Bayang Serangan Udara Belanda di Solo

Tak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.

Baca Selengkapnya
Momen Kumpul Keluarga Cendana saat Lebaran, Potret Tata Cahyani Mencuri Perhatian

Momen Kumpul Keluarga Cendana saat Lebaran, Potret Tata Cahyani Mencuri Perhatian

Mulai dari anak, cucu serta cicit Presiden Soeharto semua kompak berkumpul di momen Lebaran.

Baca Selengkapnya
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.

Baca Selengkapnya