Mencicipi Rujak 'Simpang Jodoh' Medan, Kuliner Legenda yang Masih Banyak Diminati
Merdeka.com - Bagi sebagian banyak orang, tentu sudah tak asing lagi dengan makanan rujak. Makanan tradisional yang dibuat dari buah-buahan segar yang dilengkapi bumbu khas dari gula merah, kacang goreng dan sambal ini mudah dijumpai di hampir semua daerah di Indonesia, tak terkecuali Kota Medan.
Jika Anda penikmat makanan ini dan sedang berada di Kota Medan, tak ada salahnya jika mampir ke Simpang Jodoh. Persimpangan ini terletak di daerah Percut Sei Tuan, Tembung, Kabupaten Deli Serdang, Kota Medan.
Di sini Anda akan menemukan deretan lapak pedagang rujak yang berjejer-jejer memenuhi sepanjang jalan. Pedagang rujak di kawasan ini sudah sangat terkenal di masyarakat Kota Medan. Bukan sekedar lapak pedagang rujak biasa, ternyata para pedagang rujak di simpang ini punya sejarah panjang yang menarik.
Berikut fakta-fakta menarik tentang rujak di Simpang Jodoh, Kota Medan.
Asal Mula Nama Simpang Jodoh
medanwisata.com ©2020 Merdeka.com
Bukan tanpa alasan kawasan ini dinamai dengan Simpang Jodoh. Awal mulanya adalah ketika dulu pada 1875, sebuah perusahaan membuka perkebunan di daerah ini. Sejak perkebunan itu dibuka, aktivitas masyarakat pun semakin berkembang.
Pada musim panen, orang-orang kampung setempat biasa mengirik padi di tempat satu tempat. Di tempat pengirikan padi itu, para pekerja perkebunan biasanya juga datang untuk mencari hiburan, untuk melepas penat dari rutinitas di perkebunan. Apalagi, saat gajian besar, malam harinya, pekerja kebun nongkrong di tempat pengirikan padi itu.
Tak disangka, banyak dari pekerja kebun dan warga setempat menemukan jodohnya. Dari pertemuan di tempat pengirikan itu, tumbuh cinta hingga berlanjut ke pelaminan. Karena banyaknya orang menemukan pasangan hidup di tempat itu, lama-lama kawasan tersebut dinamai Simpang Jodoh.
Pedagang Rujak Mulai Ada Sejak Tahun 1950 hingga Turun-temurun
ukmkotamedan.com ©2020 Merdeka.com
Melansir dari indonesia.go.id, pada 1950-an, penduduk setempat mulai berdagang rujak di kawasan pengirikan padi itu. Dulunya, para pedagang masih menggunakan lampu petromaks untuk penerangan di malam hari. Sejak saat itu lah pedagang rujak di kawasan ini terus bertambah dan bertahan hingga saat ini.Kini, ada sekitar 40 pedagang yang masih berjualan rujak di Simpang Jodoh. Bisnis rujak ini merupakan usaha turun-temurun yang seluruhnya dilakukan oleh kaum perempuan. Bahkan, pedagang rujak di kawasan ini kebanyakan sudah generasi kedua dan ketiga.
Nikmatnya Rujak Khas Rujak Simpang Jodoh
Rahasia kelezatan rujak di Simpang Jodoh ini terletak pada penggunaan buah segarnya dan bumbu ulekan yang khas. Para pedagang rujak di sini selalu menjaga kualitas kesegaran dari buah mereka dan bumbu yang terjaga kualitasnya secara turun-temurun.Sampai saat ini, rujak di Simpang Jodoh ini masih ramai dicari oleh pembeli yang sudah menjadi langganan, maupun para wisatawan yang datang ke Kota Medan.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menikmati Bubur Kanji Rumbi, Sajian Buka Puasa Khas Aceh yang Sudah jadi Tradisi
Salah satu sajian hidangan yang sudah menjadi tradisi ketika Ramadan ini dibuat dengan bumbu-bumbu yang kaya akan rempah dan pastinya menggugah selera.
Baca SelengkapnyaMencicipi Uniknya Rujak Jaran yang Legendaris di Cirebon, Isinya Sayur bukan Buah
Rujak jaran ini tidak memakai buah sama sekali, tapi justru memakai sayur dan gorengan. Unik dan legendaris di Cirebon
Baca SelengkapnyaMencicipi Bakso Kuah Rujak yang Unik di Jakarta Timur, Topingnya Pakai Buah Segar
Bakso ini berisi potongan penuh buah-buahan. Segar, gurih dan unik. Wajib dicoba.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Murah Meriah dan Bikin Ngiler Mi Kangkung Bumbunya Kental, Hanya Rp20 Ribu Per Porsi 'Halal'
Potret kuliner jadul legendaris mi kangkung yang kini sulit ditemukan.
Baca SelengkapnyaMencicipi Sate Sapi Bumbu Kacang Pedas Legendaris di Mojokerto, Tak Pernah Sepi Pembeli sejak 50 Tahun Silam
Warung ini merupakan langganan para pejabat, salah satunya Wali Kota Mojokerto Ning Ita
Baca SelengkapnyaGurihnya Menjes Goreng, Makanan Berbahan Dasar Kedelai di Jawa Timur
Menjes umumnya digoreng dengan tepung dan dimakan dengan cabai rawit.
Baca SelengkapnyaMomen Jenderal Bintang Tiga Turun ke Dapur Warung Sop, Racik Menu Favorit Sampai 'Dijaga' Pelayan
Dengan mengenakan kaos merah, Fadil tampak tak gengsi berada di dapur.
Baca SelengkapnyaMencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo
Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaMelihat Kerajinan Eceng Gondok di Semarang yang Terkenal hingga ke Luar Negeri, Omzet Per Bulan hingga Rp30 Juta
Seorang pemuda tepian Rawa Pening memberdayakan masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang punya nilai jual.
Baca Selengkapnya