
Mencicipi Gutel, Kudapan Sederhana dan Lezat Khas Dataran Tinggi Gayo
Masyarakat dataran tinggi Gayo memiliki salah satu kuliner khas yang tampak lezat bernama Gutel.
Masyarakat dataran tinggi Gayo memiliki salah satu kuliner khas yang tampak lezat bernama Gutel.
Tiap daerah di Indonesia mempunyai keanekaragaman kuliner yang menarik untuk dicicipi. Tak sedikit dalam membuat makanan tersebut masih menggunakan metode tradisional dan bahan-bahan yang digunakan juga tergolong sederhana.
Salah satu wilayah dengan keanekaragaman kulinernya adalah Gayo, Provinsi Aceh yang bernama Gutel. Makanan ini masuk dalam kategori makanan ringan atau kudapan yang terbuat dari bahan sederhana, seperti beras, kelapa, garam dan air.
Selain terlihat lezat, olahan makanan dari Gayo juga terkenal praktis, mudah dibuat dan tidak memakan waktu lama. Penasaran dengan kudapan Gutel khas Aceh Gayo? Simak rangkumannya yang dihimpun dari situs resmi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia berikut ini.
Sebelum membahas lebih jauh tentang Gutel, ada baiknya melihat dulu konsep makanan yang diusung oleh masyarakat Gayo. Selain letak geografisnya yang berada di dataran tinggi, orang Gayo juga memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bertani dan berkebun.
Selain berkebun dan berani, masyarakat Gayo juga bermata pencaharian sebagai pemburu dan bernelayan di Sungai atau Danau sekitar. Maka dari itu, mayoritas makanan khas Gayo masih melekat kuat dengan hasil potensi alam di sekitarnya.
Ada tiga konsep makanan tradisional Suku Gayo. Pertama, makanan tradisional Gayo memiliki waktu pembuatan yang singkat karena mereka telah menghabiskan waktu seharian di luar rumah. Kedua, bahan baku yang digunakan tidak banyak. Ketiga, memiliki cita rasa yang lezat.
Gutel merupakan kudapan tradisional dari Tanah Gayo yang menggunakan bahan-bahan yang cukup mudah. Dalam pembuatannya, hanya membutuhkan beras (oros), kelapa (keramil), garam (poa), dan air (wih).
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Gayo mulai mencari kepraktisan dalam membuat Gutel. Saat ini banyak yang membuat Gutel menggunakan tepung beras dan kelapa parut, lalu dicampurkan bersama garam, gula, dan air. Kemudian digulung menggunakan daun pandan, lalu kukus sebentar.
Keunikan dari Gutel mampu memberikan efek kenyang dalam waktu yang lama bagi siapa saja yang menyantapnya. Hal ini tak lepas dari kondisi geografis di sana yang cenderung dingin dan mudah lapar. Makanan ini bisa tahan selama 1 bulan.
Gutel yang memberi efek kenyang cukup lama itu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk bekal ketika bepergian menuju ladang atau saat membuka lahan.
Pada zaman dahulu, Gutel menjadi bekal yang dibawa oleh tentara pribumi dalam menghadapi tentara Kolonial Belanda. Selain itu, Gutel juga dibawa oleh masyarakat Gayo ketika hendak bepergian. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki kendaraan untuk melakukan perjalanan.
Gutel tak hanya menjadi kudapan tradisional masyarakat Gayo, namun makanan ini sudah melekat di hati mereka. Apabila sedang dalam perantauan, mereka sungguh merindukan Gutel buatan keluarganya.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Eungkot paya memiliki arti ikan payau. Meski begitu, ada juga masyarakat yang mengonversi bahan utama pada hidangan ini dengan ikan gabus atau ikan lele.
Baca SelengkapnyaKuliner ini serupa soto, namun dengan isian kerang bernama lorjuk
Baca SelengkapnyaKuliner ini begitu khas karena menyantapnya langsung dari cangkang keong dipadukan dengan kuah gulai.
Baca SelengkapnyaMenu ini menjadi salah satu kuliner yang mudah dibuat di rumah dengan bahan yang sederhana.
Baca SelengkapnyaPada zaman dulu kuliner ini dibuat dengan sisa nasi agar tidak mubazir
Baca SelengkapnyaBanyak pecinta kuliner yang rela datang dari luar kota hanya untuk mencicipi lontong opor ini.
Baca SelengkapnyaAgar lauk yang ada cukup untuk seluruh anggota keluarga, emak-emak di Bojonegoro punya siasat khusus membuat nasi templek sambal cos.
Baca Selengkapnya