Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dibangun Tanpa Semen, Masjid di Sumut Ini Jadi Peninggalan Kesultanan Asahan

Dibangun Tanpa Semen, Masjid di Sumut Ini Jadi Peninggalan Kesultanan Asahan Masjid Raya Sultan Ahmadsyah. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Sumatra Utara pada zaman dahulu terdiri atas beberapa kerajaan yang sangat kental dengan budaya agama Islam. Tak heran jika banyak sekali benda peninggalannya berupa bangunan tua, yaitu masjid.

Salah satu peninggalan kerajaan Islam di Sumatra Utara yaitu Masjid Raya Sultan Ahmadsyah milik Kesultanan Asahan. Ya, masjid ini menjadi peninggalan monumental yang sampai hari ini masih berdiri kokoh. Masjid ini terletak di Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatra Utara.

Menurut dari beberapa sumber yang dihimpun, Masjid Raya Sultan Ahmadsyah merupakan bangunan yang lebih tua dibandingkan dua masjid tua lain yaitu Masjid Raya Al-Mashun di kota Medan dan Masjid Raya Sulaimaniyah yang berada di Kabupaten Sergai.

Penasaran dengan profil masjid tertua yang satu ini? Simak rangkumannya berikut ini.

Dibangun Abad 19

Melansir dari cagarbudaya.sumutprov.go.id, masjid ini mulai dibangun pada sekitar tahun 1883 oleh Sultan Ahmadsyah dengan gelar Marhum Maharaja Indrasakti yang memerintah pada tahun 1854 sampai 1888.

Dulunya, fungsi masjid ini tidak hanya sebagai rumah ibadah saja, melainkan juga sebagai tempat pengembangan diri bagi masyarakat sekitar. Lalu, di tempat ini pula sebagai penyusunan strategi untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam.

Selain itu, masjid ini juga menjadi saksi bisu tempat berkumpulnya para pejuang Sumatra Utara dalam mengobarkan semangat untuk melawan para penjajah kolonial saat itu. Tak heran masjid ini menyandang status monumental dan menjadi tempat yang sangat berpengaruh.

Arsitektur yang Unik

Masijd Raya Sultan Ahmadsyah ini memiliki keunikan pada gaya arsitekturnya di mana bangunan ini tidak memiliki tiang penyangga di tengah seperti di masjid pada umumnya. Hal ini dimaknai bahwa Allah tidak memerlukan penyangga untuk berdiri, sangat sarat makna.

Dengan tidak adanya tiang penyangga atau pilar, shaf atau barisan jamaah saat shalat tidak terputus karena adanya tiang penyangga tadi. Keunikan lainnya pondasi masjid ini tidaklah menggunakan semen, melainkan hanya menggunakan pasir, tanah liat dan batu bata.

Bangunan Masjid Raya Sultan Ahmadsyah berbentuk persegi panjang. Pinggir atapnya memiliki khas bangunan Melayu yaitu memiliki pahatan pucuk rebung. 

Letak kubahnya juga cukup unik, terletak di bagian depan bangunan, berbeda dengan masjid lain yang letak kubahnya berada di tengah bangunan. Selain itu, mimbar masjidnya terdapat ornamen Cina yang didatangkan langsung oleh Sultan dari negara asalnya.

Diduga Pengganti Masjid Lama yang Dibakar

Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, asal usul pembangunan ini terbilang belum dibuktikan secara eksplisit. Terdapat kemungkinan lain bahwa masjid ini dibangun pada masa pemerintahan dewan sebagai pengganti masjid sebelumnya yang terbakar saat perang.

Diduga pembangunan masjid ini dimulai ketika Sultan Ahmadsyah sedang dalam masa pembuangan. Hingga saat ini belum dipastikan penyebab Sultan dibuang.

Maka, pemberian nama masjid menggunakan "Sultan Ahmadsyah" bisa juga terjadi ketika sesudah sang Sultan kembali dari masa pembuangannya. Penamaan masjid dengan nama-nama Sultan menandakan suatu kehormatan karena sudah membangun masjid tersebut.

Bagi masyarakat Melayu, penamaan masjid menggunakan nama pemimpinnya dianggap bukan hanya sekedar tempat ibadah saja tetapi memiliki fungsi lainnya yaitu fungsi sosial maupun fungsi sejarah.

(mdk/adj)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak

Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak

Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.

Baca Selengkapnya
Haru Sambil Taburkan Bunga, Mayjen Kunto Memperlihatkan Makam Anak Sulungnya yang Bernama Senin

Haru Sambil Taburkan Bunga, Mayjen Kunto Memperlihatkan Makam Anak Sulungnya yang Bernama Senin

Menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah, Mayjen Kunto dan Istri melakukan ziarah ke makam orangtua dan putra sulungnya.

Baca Selengkapnya
Menguak Sisi Lain Masjid Agung Sumenep, Tak Boleh Dipugar dengan Alasan Modernisasi

Menguak Sisi Lain Masjid Agung Sumenep, Tak Boleh Dipugar dengan Alasan Modernisasi

Pendiri masjid ini berpesan bahwa merusak masjid adalah hal tabu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sosok Sultan Malikussaleh, Pemimpin Pertama Kesultanan Samudera Pasai

Sosok Sultan Malikussaleh, Pemimpin Pertama Kesultanan Samudera Pasai

Sultan pertama Samudera Pasai ini konon menjadi raja pertama yang bisa membaca Al-Qur'an pada abad ke-13.

Baca Selengkapnya
Setelah 40 Tahun Lebih, Keinginan Ayah Bangun Masjid Diwujudkan Anaknya Pensiunan Jenderal AU

Setelah 40 Tahun Lebih, Keinginan Ayah Bangun Masjid Diwujudkan Anaknya Pensiunan Jenderal AU

Di balik kemegahannya, ternyata masjid tersebut merupakan gagasan dari ayah seorang pensiunan jenderal TNI Angkatan Udara.

Baca Selengkapnya
Penampakan Sumur Bersejarah bagi Umat Islam, Pernah Ditaburi Racun & Dapat Mukjizat Rasulullah

Penampakan Sumur Bersejarah bagi Umat Islam, Pernah Ditaburi Racun & Dapat Mukjizat Rasulullah

Semasa Rasulullah, sumur tersebut pernah menjadi saksi mukjizat hingga ditaburi racun.

Baca Selengkapnya
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.

Baca Selengkapnya
Kisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda

Kisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda

Masjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.

Baca Selengkapnya
Masya Allah, Adam Anak Shireen Sungkar Rajin Salat Subuh di Masjid, Intip Potretnya Sampai Ketiduran

Masya Allah, Adam Anak Shireen Sungkar Rajin Salat Subuh di Masjid, Intip Potretnya Sampai Ketiduran

Teuku Wisnu mengajak putranya, Adam untuk melaksanakan Salat Subuh berjamaah di Masjid.

Baca Selengkapnya