Kisah Ariani, Dokter Pendiri Komunitas 'Plasma Hero' untuk Penyintas Covid-19
Merdeka.com - Kisah inspiratif datang dari seorang dokter yang praktik di salah satu Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Malang, Jawa Timur.
Dokter bernama Ariani ini mendirikan sebuah komunitas untuk pendonor plasma konvalesen, yang dinamakan 'Plasma Hero'.
Didirikan pada 25 Desember 2020 lalu, lahirnya Plasma Hero berawal dari keprihatinan Ariani melihat sulitnya mencari donor plasma konvalesen bagi pasien Covid-19 gejala berat atau kritis. Padahal, plasma konvalesen adalah terapi untuk pasien pulih dari Covid-19.
“Stoknya juga sedikit dan agak susah. Walau begitu, kami banyak permintaan plasma konvalesen langsung dari keluarga pasien Covid-19 sendiri," ujarnya pada Senin (22/3).
Dari situ lah, Ia bertekad menjadi jembatan untuk pendonor plasma konvalesen dengan keluarga pasien Covid-19.
Melansir dari Liputan6.com, berikut kisah Ariani selengkapnya.
Permintaan Tinggi
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Ariani bercerita, permintaan plasma konvalesen dari keluarga pasien Covid-19 ini sebenarnya sangat banyak.
Apalagi pada Desember tahun lalu, permintaan plasma konvalesen tidak semuanya bisa dilayani.
Dalam sehari, setidaknya ada sebanyak 50-70 pesan singkat yang masuk via WhatsApp-nya. Jumlah tersebut belum termasuk yang diterima oleh tim Plasma Hero lainnya.
“Awalnya, kami enggak bisa penuhi permintaan dari keluarga pasien Covid-19. Sehari itu ada 50-70 chat yang masuk ke contact person (narahubung) saya sendiri. Kami di Plasma Hero kan ada tiga contact person,” ucapnya.
Terbantu Adanya Relawan
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Saat ini, Plasma Hero memiliki anggota sebanyak 383 penyintas Covid-19 di berbagai kota di Indonesia.Yang awalnya permintaan plasma konvalesen tak bisa terpenuhi, kini hampir semua pasien yang membutuhkan bisa tertangani.Ariani mengaku, Ia sangat terbantu dengan adanya relawan dari berbagai daerah, yang membantunya dalam mencarikan dan mencocokkan plasma dari para pendonor sesuai dengan kebutuhan keluarga pasien Covid-19. “Akhir-akhir ini, sudah mulai bisa kita bantu satu per satu. Jadi, kita match (cocok) kan (dengan permintaan keluarga pasien Covid-19). Beberapa relawan ada di Jakarta, Padang, Bandung, dan Surabaya. Mereka aktif juga kalau ada yang butuh plasma konvalesen, akan bantu dicarikan ke teman-teman pendonor,” ujarnya.
Tantangan yang Dihadapi
Bukan tanpa tantangan, Ariani mengaku cukup sulit untuk mencari kecocokan permintaan plasma konvalesen sesuai dengan golongan darah pasien Covid-19.Selain itu, menurutnya, sampai saat ini masih banyak penyintas Covid-19 yang belum mau menjadi pendonor plasma konvalesen. Hal ini lantaran masih banyak yang takut diketahui bahwa dirinya pernah kena Covid-19 dan stigma negatif soal Covid-19, seperti dikucilkan atau diejek. Ditambah, masih banyak para penyintas Covid-19 yang belum memahami secara rinci mengenai plasma konvalesen, mulai dari alur dan proses donornya.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaSemasa hidupnya, dokter ini menaruh perhatian penuh pada masalah-masalah sosial masyarakat
Baca SelengkapnyaAnies dan Prabowo Saling Dukung Program Menambah Jumlah Dokter di Indonesia
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dokter MY memberi obat bius kepada suami korban. Selanjutnya, ia juga menyuntikkan bius kepada korban.
Baca SelengkapnyaIDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaPertanyaan yang selalu menggelitik pikiran manusia sepanjang sejarah adalah apa yang terjadi setelah kita mati.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan penguatan Puskesmas sudah dilakukan sebelum menjabat gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaDokter Saskia menyarankan agar tidak langsung mencuci muka setelah beraktivitas di luar ruangan atau terpapar sinar matahari.
Baca Selengkapnya