Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kini Jadi Gaya Hidup Baru, Masker Kain Bawa Berkah Bagi Pelaku UMKM di Yogyakarta

Kini Jadi Gaya Hidup Baru, Masker Kain Bawa Berkah Bagi Pelaku UMKM di Yogyakarta Kini Jadi Gaya Hidup Baru, Masker Kain Bawa Berkah Bagi Pelaku UMKM di Yogyakarta. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh dunia membawa dampak yang sangat besar di berbagai aspek kehidupan manusia. Masyarakat dihadapkan pada kondisi sulit, tak hanya dari segi kesehatan, tapi juga dari kondisi ekonomi, sosial, pendidikan dan banyak lagi.

Di Indonesia sendiri, pandemi Covid-19 kini sudah hampir memasuki bulan ke-9, sejak pertama kali merebak di awal Maret lalu. Meski belum sepenuhnya kembali pada kehidupan normal sebelum pandemi, namun kini masyarakat di Tanah Air sudah mulai memasuki fase normal baru. Di mana aktivitas sehari-hari kembali dilakukan di tengah pandemi yang belum selesai.

Pada masa normal baru ini, masyarakat dituntut untuk menjalani kebiasaan baru yang harus dilakukan agar bisa hidup berdampingan dengan virus ini, setidaknya hingga vaksin Covid-19 tersedia. Yang paling mencolok adalah, pandemi membuat masyarakat harus selalu memakai masker saat beraktivitas di luar rumah.

Meski awalnya adalah imbauan kesehatan, namun ternyata penggunaan masker kini telah menjadi tren di kalangan masyarakat saat pandemi. Tak hanya sebagai pelindung diri dari penyebaran Virus Corona, kini masker menjadi pelengkap fashion yang tak bisa dilepaskan dari aktivitas masyarakat sehari-hari.

Peluang ini ternyata tak dilewatkan begitu saja oleh Lusi Ekawati, seorang pelaku usaha UMKM fashion di Yogyakarta. Sejak 2010 Lusi telah menjalankan bisnisnya bernama Benang Lusi. Selama ini, Ia mengeluarkan produk fashion dengan sentuhan utama tenun lurik yang dikombinasikan dengan berbagai kain wastra, seperti batik, ulos dan jumputan.

Sempat terdampak pandemi hingga tak ada penjualan sama sekali, tren masker yang kini menjadi gaya hidup baru di masyarakat ini menjadi penyelamat bisnis Lusi. Bisnis masker yang Ia rintis dari awal pandemi justru terus berkembang hingga sekarang.

Seperti apa kisah Lusi bertahan di tengah pandemi dari tren masker ini? Berikut kisah selengkapnya.

Penjualan Baju Mandek Saat Pandemi

kini jadi gaya hidup baru masker kain bawa berkah bagi pelaku umkm di yogyakarta

©2020 Merdeka.com

Pandemi Covid-19 menjadi masa yang sangat sulit bagi Lusi. Saat diwawancarai oleh merdeka.com pada Jumat (20/11) Lusi mengaku di awal pandemi bisnis fashion miliknya sama sekali tak ada penjualan. Pada Februari saat isu adanya virus Corona mulai terdengar, penjualannya mulai menurun. Kondisi itu diperparah saat Covid-19 merebak di Indonesia pada awal Maret lalu.

"Kalau dampaknya ya bener-bener kita itu nggak ada penjualan sama sekali. Kita itu sebenernya sudah mulai menurun sekali itu di awal Bulan Maret. Di Februari itu sudah ada isu-isu sudah mulai penjualan menurun. Nah ketika mulai April, mulai PSBB itu bener-bener stuck," ungkapnya.

Tidak adanya penjualan saat awal pandemi ini membuat produksi baju milik Lusi akhirnya menumpuk. Dalam setahun, biasanya Lusi mengeluarkan beberapa desain. Biasanya saat awal tahun, pertengahan tahun dan akhir tahun.

Namun kali ini, desain di awal tahun yang sudah banyak Ia keluarkan tak ada yang terjual. Kondisi ini pun membuat Lusi mengalami kerugian yang cukup besar.

Banting Setir Produksi Masker Kain

Kondisi ini sempat membuat Lusi kesulitan. Saat bisnisnya mandek di awal pandemi, Lusi pun mulai peluang bisnis baru dengan memproduksi masker.

Awalnya, Lusi memproduksi masker hanya untuk membantu sang anak yang ingin menyetor masker kain ke apotek-apotek, saat masker medis sangat sulit untuk didapatkan. Ketika itu, Ia pun baru memproduksi masker polos berbahan kain katun saja. Hal ini sekaligus untuk manfaatkan agar 3 karyawannya tidak menganggur di rumah dan bisa tetap bekerja.Berjalan selama 1 bulan, Lusi pun melihat ada peluang besar dari produksi masker kain. Dengan memanfaatkan kain perca yang Ia punya dari produksi baju-bajunya, akhirnya Lusi pun mulai memproduksi masker kain bermotif lurik dan kombinasi kain wastra lainnya. Tak disangka, produk masker kainnya ini ternyata mendapatkan banyak peminat. Lusi mengaku sempat kuwalahan dengan banyaknya pesanan yang akhirnya membuatnya membuka lowongan pekerjaan untuk memenuhi pesanan masker kainnya ini. Tak sempat merumahkan karyawannya saat bisnisnya mandek, Lusi justru menambah karyawannya sebanyak 10 orang."Setelah hampir 1 bulanan gitu saya jualan masker polos ya, masker kain katun saja, saya kepikiran, saya kan punya banyak kain perca, kenapa kok nggak dimanfaatin. Nah akhirnya saya mulai membuat beberapa masker dari kain perca saya. Kalau sekarang sih sudah pakai kain utuh. Dan kebetulan banyak yang minat, di awal-awal itu. Bahkan saya sempat kewalahan untuk penjahitnya," ujarnya.

kini jadi gaya hidup baru masker kain bawa berkah bagi pelaku umkm di yogyakarta

Dok Pribadi Benang Lusi ©2020 Merdeka.com

Mulai Produksi Face Shield

Setelah produksi maskernya sudah mulai berjalan, Lusi pun mencoba membuat inovasi. Ia mulai memproduksi face shield.

Namun, saat itu Ia berpikir, jika hanya menjual face shield dengan model polos rasanya akan susah bersaing di pasaran. Ia pun akhirnya mencoba membuat model face shieldnya sendiri.

Ia memadukan kain batik dan lurik, serta tenun ikat di bagian kepala face shieldnya. Lagi-lagi, produksi face shield miliknya ini mendapatkan banyak minat dari pelanggannya.

Tantangan Inovasi di Tengah Tren Masker Kain

kini jadi gaya hidup baru masker kain bawa berkah bagi pelaku umkm di yogyakarta

Dok Pribadi Benang Lusi ©2020 Merdeka.com

Banting setir dengan memproduksi masker kain dan face shield, Lusi mengaku tak mengalami kendala dalam proses produksinya. Ia justru merasa bersyukur karena dengan ini usahanya bisa kembali berjalan, dan karyawannya tidak ada yang di rumahkan. Namun, menurut Lusi, tantangan dari bisnis ini adalah tuntutan untuk terus melakukan inovasi dalam hal model dan produk. Ditambah lagi, dengan peluang bisnis yang cukup besar, semakin lama semakin banyak produsen yang memproduksi masker kain dengan berbagai motif yang bervariatif. Ia mengaku, kini tak bisa lagi dengan mudah membuat masker dengan harga yang bersaing."Kalau dari segi produksi sih saya tidak ada ya, karena kan penjahit saya kan stuck sudah nggak njahit baju ya, jadi pengalihannya di situ. Cuman tantangannya kan semakin banyak juga yang bikin masker ya, karena kan peluangnya banyak, jadi harus inovasi modelnya, kemudian inovasi untuk produk," katanya. Oleh karena itu, Ia pun membuat satu lagi inovasi produk, yaitu bucket hat. Bucket hat ini adalah modifikasi dari face shield yang biasa, dengan menggabungkan dengan topi yang Ia bikin dengan motif lurik dan batik, sehingga terlihat lebih modis. Menariknya, bucket hat ini bisa disesuaikan dengan masker kain menjadi satu pasang yang cantik.Terjual ke Banyak Daerah di Indonesia

Produk masker, face shield dan bucket hat milik Lusi ini laris manis di pasaran. Ia mengaku, produk-produknya ini memang banyak terjual karena sebelumnya Ia sudah memiliki reseller yang biasa ikut menjual produk baju-baju miliknya.Namun Ia sendiri tak menyangka kalau produk-produk adaptasinya selama pandemi Covid-19 ini juga sangat laku di pasaran. Tak hanya di Yogyakarta saja, Lusi berhasil memasarkan masker, face shield dan bucket hat miliknya ini ke Jakarta, Jombang, Sorong, beberapa daerah di Sumatra dan Bali.

Peluang Bisnis yang Masih Menjanjikan

kini jadi gaya hidup baru masker kain bawa berkah bagi pelaku umkm di yogyakarta

Dok Pribadi Benang Lusi ©2020 Merdeka.com

Sebagai pelaku usaha, Lusi mengaku bisnis masker dan face shield ini peluangnya sangat besar. Tak hanya untuk jangka waktu yang pendek saja, tapi peluang bisnis ini masih akan terus berjalan dan berkembang bahkan hingga beberapa tahun ke depan. "Kalau sampek tahun depan itu jualan masker itu saya rasa prospeknya masih bagus banget, tinggal sekarang kan inovasi ya. Misalnya dulu kan modelnya cuma kotak biasa, trus muncul model scuba, trus sekarang ada lagi model lipetan gitu. Ya pinter-pinternya kita aja lah untuk membuat desain model maskernya," jelasnya. Terlebih penggunaan masker kini tanpa disadari sudah menjadi gaya hidup baru bagi masyarakat. Tak hanya untuk kesehatan, saat ini masker sudah menjadi bagian dari fashion yang tak bisa dilepaskan dari aktivitas masyarakat setiap hari. Kini bahkan banyak tersedia pilihan masker kain dengan berbagai jenis, model dan desain yang sangat bervariasi.

"Ya karena sekarang sudah jadi fashion. Sudah jadi bagian dari fashion. Ya kalau saya sebagai pengrajin, sebagai UKM ya seneng. Karena ya ini salah satu peluang. Kalau misalnya ada baju atau produk kita nggak laku, ternyata di sisi lain kita masih punya peluang besar untuk memproduksi masker, yang kalau saya tetap memakai kain wastra ya, kain batik kain lurik gitu," ujarnya.Bisa Jual 500-1000 pcs Setiap Bulan

Peluang ini memang sudah dirasakan langsung oleh Lusi. Saat awal pandemi, Ia bahkan bisa mendapatkan pesanan sebanyak 500-600 pcs masker kain hanya dalam waktu satu hingga tiga hari saja. Meski kini tak lagi sebanyak saat di awal pandemi, namun Lusi masih bisa memproduksi 500-1000 pcs masker kain tiap bulannya. Di mana untuk masker kain, Ia menjual mulai dari harga Rp8 ribu. Sedangkan untuk face shield Ia jual dengan harga Rp30 ribu. Sementara untuk bucket hat Ia hargai Rp45 ribu, ada juga yang Rp55 ribu, tergantung dari bahan dan modelnya.

(mdk/far)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Viral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya

Viral Kemenkes Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Mulai 15 Desember, Cek Faktanya

Beredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Bisa Berujung Kanker Pankreas di Usia Muda, Hindari Gaya Hidup Kurang Gerak

Bisa Berujung Kanker Pankreas di Usia Muda, Hindari Gaya Hidup Kurang Gerak

Gaya hidup kurang gerak atau sedentari bisa berujung berbagai masalah kesehatan termasuk munculnya kanker pankreas di usia muda.

Baca Selengkapnya

"Jaga Gaya Hidupmu, Jaga Kesehatan Matamu!"

Gaya hidup yang kita miliki sehari-hari bisa sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Hal ini termasuk dalam kesehatan mata.

Baca Selengkapnya
Gaya Hidup Sehat Bisa Jadi Jurus Tangkal Muncul dan Kambuhnya Kanker

Gaya Hidup Sehat Bisa Jadi Jurus Tangkal Muncul dan Kambuhnya Kanker

Peneraapan gaya hidup sehat bisa menjadi jalan untuk menjaga kebugaran dan mencegah sejumlah penyakit berbahaya termasuk kanker.

Baca Selengkapnya