Merdeka.com - Ragam kerajinan tangan di Indonesia tentunya memiliki kualitas yang tak kalah bagusnya dengan buatan luar negeri. Tak heran jika wisatawan lokal menjadikan produk kerajinan tangan tersebut menjadi oleh-oleh untuk sanak saudara di daerah asalnya.
Apabila sedang berwisata ke Sumatra Barat, tak lengkap rasanya jika tidak membawa pulang hasil kerajinan tradisionalnya yaitu bordir yang sudah melekat erat dengan masyarakat di Tanah Minang. Kerajinan bordir yang bernilai tinggi tersebut dinamakan kerancang.
Kerajinan bordir kerancang mulai berkembang sejak tahun 1860-an dan mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1970 hingga awal tahun 1990-an. Kerajinan ini terbilang unik lantaran bordir yang dikreasikan menggunakan metode membentuk lubang-lubang pada wadah kain yang akan dibordir.
Selain itu, seluruh bahan dasar kain bisa dikreasikan menjadi kerancang, namun tidak halnya dengan kain sutra asli. Hal ini dikarenakan dalam proses pengerjaannya dilakukan dengan meregangkan kain, apabila menggunakan kain sutra asli bisa rusak dan hasilnya tidak maksimal.
Melansir dari indonesia.go.id, setidaknya ada 12 teknik kerancang yang diterapkan, mulai dari kerancang kursi, pahat, silang, sapu, papan, dan kerancang potong. Kemudian dipadu dengan bordir bermotif indah seperti pucuak rabuang (pucuk rebung), itiak pulang patang (itik pulang petang), atau kaluak paku (lengkung pakis).
Untuk motif yang sering digunakan biasanya terinspirasi dari alam seprrti tumbuhan, hewan, kaligrafi, dan sebagainya. Warna yang dipakai cenderung kombinasi antara merah, kuning, biru dan merah, ungu, dan merah muda.
Proses membuat kerancang memerlukan keahlian yang tinggi, sebab harus memperhatikan dan memperhitungkan tarikan benang ke kain sebagai bahan dasarnya. Apabila benang terlalu tegang, maka kain akan mengkerut dan hasilnya tidak maksimal.
Advertisement
Kerajinan kerancang yang bernilai tinggi ini tak lepas dari proses pembuatan yang cukup rumit dan memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan masih menggunakan cara tradisional hanya dengan satu mesin jahit goyang atau disebut mesin hitam.
Setiap penjahit memerlukan waktu kurang lebih seminggu untuk menyelesaikan bordir kerancang pada wadah kain. Semakin banyak bordir kerancang, akan semakin lama proses pengerjaannya.
Seiring berkembangnya teknologi, pengerjaan bordir kerancang ini sudah menggunakan alat-alat yang modern sehingga akan memangkas waktu proses pengerjaan, bisa menggunakan banyak mesin serta menekan upah tenaga kerja. Namun, beberapa pengrajin rupanya masih menggunakan cara lama untuk membuat bordir kerancang tersebut.
Melansir dari Liputan6.com, kerajinan bordir kerancang khas Bukittinggi, Sumatra Barat ini rupanya diminati oleh masyarakat luar negeri.
Negara-negara yang berminat terhadap kerancang ini di antaranya Malaysia dan juga Singapura. Kerancang terkenal dengan keindahan tampilannya, biasanya bordiran tersebut langsung dijahit ke mukena atau kerudung sehingga menambah kesan indah dan bernilai tinggi.
Meskipun kerajinan bordir kerancang ini masih banyak yang menggunakan metode tradisional, tetapi kualitas menjadi syarat yang utama agar produk ini menjadi yang terdepan dan terus diminati oleh masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.
Advertisement
5 Syarat Hewan Kurban Sesuai Sunnah, Umat Islam Wajib Tahu
Sekitar 4 Jam yang laluMengenal Sordam, Alat Musik Bambu Khas Batak Toba yang Mirip Flute
Sekitar 5 Jam yang laluSegera Direvitalisasi, Ini Fakta Sejarah Gedung Warenhuis Berusia 1 Abad Lebih
Sekitar 5 Jam yang lalu5 Penyebab DBD yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mencegahnya
Sekitar 5 Jam yang laluBikin Heran Warganet, Pria Ini Oleskan Lem China ke Bibirnya
Sekitar 6 Jam yang lalu7 Makanan Mengandung Vitamin B, Bantu Cegah Beragam Penyakit
Sekitar 6 Jam yang laluBacaan Zikir Malam Jumat untuk Rezeki, Perlu Diamalkan
Sekitar 6 Jam yang laluLanjutkan Program Rehabilitasi, Empat Ekor Orangutan Dipindahkan ke SRO Jantho Aceh
Sekitar 7 Jam yang laluMengenal Golden Buzzer America's Got Talent yang Diraih Putri Ariani
Sekitar 9 Jam yang lalu7 Objek Wisata di Cirebon yang Indah dan Menakjubkan, Wajib Dikunjungi
Sekitar 10 Jam yang laluDiduga Balikan dengan Jordi Onsu, Begini Tanggapan Frislly Herlind
Sekitar 11 Jam yang laluHeboh Penemuan Mayat Wanita Dalam Mobil di Medan, Tubuhnya Dipenuhi Luka Tusuk
Sekitar 11 Jam yang laluProfil Veska Naratama, Fashion Desainer Viral di Parade Indonesian Heritage New York
Sekitar 11 Jam yang laluJangan Tertipu, Begini Cara Membedakan Oli Asli dan Palsu
Sekitar 2 Jam yang laluBikin Oli Abal-Abal, Komplotan Ini Cuan Rp6,5 Miliar Sebulan
Sekitar 4 Jam yang laluBikin Geleng Kepala, Pria Ini Ikut Seleksi Brimob karena Salah Pencet saat Buka Web
Sekitar 6 Jam yang laluPasien Purnomo Polisi Baik Keluarkan Ilmu Kebal di Depan Calon Jenderal
Sekitar 8 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 6 Hari yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 6 Hari yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 2 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 1 Minggu yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Darynaufal Mulyaman, S.S., M.Si
Lecturer at Department of International Relations - FISIPOL UKIMeningkatkan Kemajuan ASEAN dalam 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Korea
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami