Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hantavirus China Hebohkan Publik, Kenali Penularan dan Gejalanya

Hantavirus China Hebohkan Publik, Kenali Penularan dan Gejalanya Ilustrasi virus penyakit. ©Shutterstock.com/ solarseven

Merdeka.com - Ditengah usaha penanganan pandemik global virus corona di seluruh dunia, kini muncul virus baru dari China yang cukup menghebohkan masyarakat. Seperti dilansir dari Liputan6.com, Provinsi China Yunnan melaporkan bahwa seorang pria meninggal beberapa hari setelah dinyatakan positif hantavirus.

Diketahui bahwa pria tersebut terinfeksi virus setelah melakukan perjalanan kembali ke Provinsi Shandong untuk bekerja, berdasarkan sebuat tweet dari China Global Times. Saat ini sebanyak 32 orang yang berada di dalam bus bersamaan dengan korban meninggal tengah dilakukan tes, meskipun hasil tes belum menunjukkan kejelasan.

Kabar ini cukup menggemparkan warganet di media sosial. Tidak jarang banyak di antara mereka mulai menduga-duga kaitan virus baru ini dengan Sars-Cov-2 penyebab Covid-19 yang tengah dihadapi saat ini.

Berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh Balai Besar Penelitian Veteriner, Indonesia pada tahun 2016, virus ini sudah ditemukan sejak tahun 1951. Berikut beberapa fakta mengenai penularan, gejala hingga pencegahan Hantavirus yang perlu Anda ketahui.

Apa Itu Hantavirus?

Infeksi Hantavirus diketahui sebagai salah satu zoonois yang ditularkan oleh hewan rodensia atau hewan pengerat ke manusia. Penularan infeksi virus ini bisa menyebabkan beberapa gangguan kesehatan pada tubuh manusia, seperti kelainan ginjal dan paru-paru. Gangguan ini biasanya dimulai dengan munculnya gejala demam, bintik perdarahan pada muka, sakit kepala, hipotensi, sedikit buang air kecil (oliguria), hingga sering buang air kecil (diuretik).

Dapat dikatakan hewan pengerat yang paling banyak membawa virus ini adalah tikus. Hewan satu ini memang banyak dan sering ditemui di sekitar lingkungan rumah hingga persawahan. Hewan pengerat ini juga dapat menukarkan beberapa agen penyakit lain seperti bakteri riketsia, jamur, protozoa atau juga cacing. Beberapa agen penyakit tersebut sering kali menimbulkan berbagai penyakit, mulai dari leptospirosis, pes, salmonelosis, schistosomiasis, eosinoplhic meningitis dan infeksi Hantavirus.

Risiko penyakit ini lebih sering muncul pada saat terjadi banjir. Di mana dalam tikus akan mengeluarkan air kencing atau urin dan kotoran yang banyak mengandung virus, bakteri maupun jamur penyebab penyakit. Jika manusia terkena kontak langsung dengan hewan atau urin dan kotoran tikus tersebut, maka akan terjadi infeksi yang menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

Cara Penularan Hantavirus

Seperti yang telah disebutkan, penularan infeksi Hantavirus terjadi oleh hewan ke manusia, khususnya hewan pengerat atau rodensia. Virus ini dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan pengerat seperti tikus yang sudah terinfeksi virus, atau juga bisa melalui kontak ekskresi yang dikeluarkan hewan tersebut, seperti air liur, urin dan fases.

Selain itu, penularan infeksi virus ini juga dapat terjadi melalui debu atau benda-benda yang sudah terkontaminasi dengan ekskresi hewan pengerat yang terinfeksi. Jika seseorang secara tidak sengaja menyentuh permukaan benda yang sudah terkontaminasi dengan air liur, urin atau fases tikus yang mengandung Hantavirus, maka virus tersebut akan menginfeksi tubuh. Meskipun begitu, penularan virus ini hanya terjadi sebatas hewan ke manusia. Dan sejauh ini belum terbukti adanya penularan Hantavirus dari manusia ke manusia.

Gejala Hantavirus yang Muncul

Gejala yang muncul jika seseorang terkena infeksi Hantavirus dapat dibedakan menjadi 2 tipe. Tipe pertama yaitu Haemorrhagic Fever and Renal Syndrome (HFRS). Gejala yang muncul pada tipe ini biasanya terjadi dalam lima tahap sebagai berikut :

Fase Febris, berlangsung selama 3-6 hari dengan muncul gejala demam tinggi lebih dari 39 derajat Celcius. Kadang disertai pula dengan bintik perdarahan pada konjungtiva dan wajah. Biasanya wajah akan terasa panas, sakit kepala, tidak nafsu makan juga nyeri pada bola mata.

Fase Hipotensi, yaitu berlangsung 1-2 hari. Biasanya penderita mengalami hipotensi dan shock karena permeabilitas vaskuler meningkat. Hal ini umumnya menyebabkan oedema paru dan peritonial

Fase oliguria akan berlangsung sekitar 3-5 hari. Pada tahap ini disebut juga sebagai masa kritis yang sering kali menyebabkan kematian. Tahap ini pun mulai disertai dengan gejala perdarahan. Jika penderita dapat melewati masa ini maka proses penyembuhan sangat mungkin terjadi.

Fase diuretik, yaitu ditandai dengan gejala sering kencing yang akan berlangsung sekitar 1-2 minggu. Pada fase ini mulai terlihat perubahan menuju kesembuhan. Namun kadang juga terjadi komplikasi pada tahap ini seperti tensi darah menurun, kadar elektrolit tidak normal, perdarahan pada pencernaan dan sistem pernapadan dan saraf terganggu.

Fase convalescence, berlangsung cukup lama yaitu sekitar 3-6 minggu. Pada tahap ini proses kesembuhan mulai semakin terlihat. Namun penderita biasanya mengalami kelemahan otot, daya tahan tubuh menurun disertai dengan gejala sering kencing.

Kemudian tipe kedua yaitu Haemorrhagic Pulmonary Syndrome. Pada tipe ini mempunyai masa inkubasi yang lebih singkat yaitu sekitar 14-17 hari. Gejala pada tipe ini muncul dalam 3 tahap, yaitu sebagai berikut:

Stadium febrile prodome, terjadi selama 3-6 hari. Pada tahap ini biasanya ditandai gejala sakit kepala, malaise dan demam tanpa batuk pilek.

Stadium cardiacpulmonary, biasanya mulai tejadi pembendungan paru sehingga mulai muncul gejala batuk dan sering disertai dengan gastritis. Terjadinya pembendungan paru-paru ini biasanya juga menyebabkan kebocoran pada microvasculair.

Stadium convalescene, virus mulai menyerang otot jantung sehingga menyebabkan miokarditis dsan sistem peredaran darah terganggu. Kemudian hal ini akan menyebabkan tekanan darah mulai turun disertai dengan denyut jantung yang semakin cepat. Kondisi lemahnya otot jantung pada tahap ini sering menyebabkan kematian.

Cara Pencegahan

Infeksi Hantavirus yang dibawa oleh hewan pengert tikus ini biasanya sering terjadi pada kondisi lingkungan yang kotor dan banyaknya populasi tikus di sekitarnya. Dengan begitu, cara pencegahan yang paling tepat adalah dengan menciptakan kondisi lingkungan rumah yang bersih dan sehat.

Selain itu sebisa mungkin menghindari kontak dengan hewan pengerat seperti tikus. Dalam hal ini, bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut:

Memasang kawat kasa agar tikus tidak masuk ke dalam rumah Memasang perangkap tikus di area yang sering didatangi tikus Tidak menyediakan makanan bagi tikus Menyimpan bahan makanan dan peralatan makan di tempat yang bersih dan aman dari jangkauan tikus Mengelola tempat sampah dengan baik, sebisa mungkin diberikan tutup agar tikus tidak bersarang

(mdk/ayi)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Bentuk Virus dan Karakteristiknya, Perlu Diketahui

Mengenal Bentuk Virus dan Karakteristiknya, Perlu Diketahui

virus secara umum adalah mikroorganisme parasit yang tidak dapat bertahan hidup tanpa inang untuk mereproduksi diri.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Virus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak

Baca Selengkapnya
Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.

Baca Selengkapnya
Apa Penyebab Orang Terjangkit HIV?

Apa Penyebab Orang Terjangkit HIV?

Banyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!

Baca Selengkapnya
Ciri-Ciri Kucing Rabies yang Penting Dipahami, Ketahui Penyebabnya

Ciri-Ciri Kucing Rabies yang Penting Dipahami, Ketahui Penyebabnya

Ciri kucing rabies yang penting diketahui dan dipahami oleh semua orang.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Penularan Flu Singapura, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Cara Mencegah Penularan Flu Singapura, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.

Baca Selengkapnya