Merdeka.com - Buntut kematian tragis seorang anggota kepolisian dari Satuan Lalu Lintas Polres Samosir, Bripka Arfan Saragih belum menemukan titik terang. Pihak keluarga yang merasa janggal dengan kasus tersebut akhirnya melaporkan ke Polda Sumut pada Jumat (17/3) lalu.
Bripka Arfan Saragih sebelumnya ditemukan tewas di Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir pada hari senin, 6 Maret 2023 yang lalu. Dugaan awal, Bripka Arfan menenggak racun jenis Sianida.
"Hasil Pemeriksaan dokter forensik, Bripka AS meninggal akibat minum cairan Sianida," ujar Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman.
Selain itu, Bripka Arfan juga diduga menjadi salah satu pelaku dari penggelapan pajak di UPT Samsat Pangururan bersama 4 oknum Pegawai Harian Lepas Dispenda Samosir.
Sampai detik ini pihak kepolisian masih terus menggali penyebab utama korban mengakhiri hidupnya secara tragis. Berikut beberapa fakta terbaru terkait kematian Bripka AS.
Usai pihak keluarga menduga kematian Bripka Arfan Saragih temui kejanggalan, Polda Sumut pun akhirnya menarik perkara kasus kematian anggota Polri tersebut.
Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, melalui Kabid Humas, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, saat ini perkara tersebut sudah ditangani oleh pihak Polda Sumut.
"Pak Kapolda sudah bertemu dengan istri almarhum dan mendengar apa yang menjadi kegusaran pihak keluarga," ucap Hadi mengutip dari Liputan6.com (25/3).
Terkait perkara tersebut, Polda Sumut memutuskan untuk membentuk tim yang terdiri dari Reserse Krimsus, Reserse Krimum dan Propam. Kapolda Sumut juga menekankan proses penanganan perkara ini berjalan dengan transparan dan terbuka.
Advertisement
©2023 Merdeka.com
Dalam menindak lanjuti kematian Bripka Arfan, tim khusus Polda Sumut telah melakukan pengecekan TKP yang menjadi lokasi kematian korban. Pengecekan TKP ini melibatkan Tim Labfor, Inafis, Kedokteran, Kepala Laboratorium Forensik, dan Direktur Reskrimum Polda Sumut.
Tim Labfor pun melakukan olah TKP dengan cara menempatkan beberapa barang bukti sesuai dengan pengamatan, pengambilan barang bukti, serta reka adegan dari awal sampai akhir.
"Tim Kedokteran mengamati serta berdiskusi singkat dengan Labfor terkait hasil pengamatan di TKP," ujar Hadi.
Sebelumnya, saat jasad Bripka Arfan ditemukan, di dekatnya terdapat botol minuman bersoda berwarna keruh yang diduga telah dicampur dengan racun jenis Sianida dan sebuah botol yang diduga berisi serbuk racun. Bahkan, hanya beberapa sentimeter dari tubuh korban ditemukan tas berwarna hitam yang rupanya berisi 19 BPKB dan 25 STNK.
Diterangkan Hadi, pengecekan kembali TKP oleh timsus ini sebagai tindak lanjut dari instruksi Kapolda Sumut. Karena penanganan perkara telah dilimpahkan ke Dit Reskrimum Polda Sumut.
"Sehingga penyidik perlu melihat kembali kondisi awal TKP, dan mendapat gambaran jelas terkait TKP awal yang ditangani penyidik Polres Samosir," pungkasnya.
Dari hasil pengecekan TKP, ungkap Hadi, Tim Inafis Polda Sumut telah menemukan 1 orang saksi yang tinggal disekitar TKP. Ia menjelaskan bahwa melihat sepeda motor korban yaitu milik Bripka Arfan sudah 2 hari, namun tidak ada orangnya.
"Saksi juga tidak curiga, karena perkiraan sepeda motor itu milik anak muda yang pacaran," kata Hadi mengutip dari Liputan6.com (26/3).
Advertisement
Menurut keterangan dari Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman mengungkapkan sejumlah hal terkait kematian dan penggelapan pajak di UPT Samsat Pangururan yang diduga melibatkan Bripka Arfan Saragih.
Yogie menjelaskan, tindakan penggelapan ini sudah mulai sejak tahun 2018. Jumlah warga yang menjadi korban penggelapan pajak ini sudah mencapai 300 orang Wajib Pajak (WP) yang tidak disetorkan ke Dispenda Bank Sumut.
"Atas dasar laporan dari para korban, Polres Samosir melakukan proses penyidikan. Tentu saja dari pihak internal melakukan pemeriksaan melalui Kasi Propam," terang Yogie.
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menyatakan pihaknya turut menyoroti kematian Bripka Arfan Saragih (AS).
Keluarga almarhum telah melaporkan kasus tersebut ke Polda Sumatera Utara tentang dugaan pembunuhan Bripka AS. Pasalnya, keluarga menemukan kejanggalan tentang meninggalnya almarhum.
Dengan adanya kejanggalan yang ditemukan keluarga, Kompolnas berencana melakukan klarifikasi terhadap Polda Sumatera Utara (Sumut).
“Dengan dukungan scientific crime investigation, termasuk memeriksa apakah benar Kapolres Samosir mengancam almarhum seperti yang diduga keluarga. Kami mendukung langkah Kapolda Sumut yang membentuk Tim Khusus untuk menuntaskan semua kasus ini. Kami berharap kasus-kasus ini dapat disampaikan secara transparan kepada publik sebagai bentuk akuntabilitas,” Poengky menandaskan.
Advertisement
Jadi Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia, Ini Sejarah Kerajaan Kutai
Sekitar 9 Jam yang laluPeredaran Narkoba Jalur Laut Terungkap, Bawa 18 Kg Obat Terlarang
Sekitar 10 Jam yang laluMengenal Tradisi Hari Raya Waisak di Indonesia, Berikut Penjelasannya
Sekitar 11 Jam yang laluViral di Sosial Media, Kelurahan Cinta Damai Dinilai Arogan Tak Mau Layani Masyarakat
Sekitar 11 Jam yang laluBacaan Doa Setelah Hajat Lengkap Beserta Artinya, Bisa Dipraktikkan
Sekitar 12 Jam yang lalu6 Wisata Maribaya yang Indah dan Memesona, Wajib Dikunjungi bareng Keluarga
Sekitar 13 Jam yang laluTanggapi Kabar Maju Pilgub Sumut 2024, Edy Rahmayadi Minta Maaf ke Masyarakat
Sekitar 14 Jam yang laluDiikuti 11 Perusahan, Disnaker Medan Sediakan 1.009 Lowongan Kerja di Job Fair Mini
Sekitar 15 Jam yang laluKominfo Sumut Terapkan Sistem Tanda Tangan Elektronik Bagi ASN, Ini Tujuannya
Sekitar 16 Jam yang laluResep Es Timun Serut yang Enak dan Segar, Mudah Dibuat
Sekitar 16 Jam yang laluYoutube Anak Lucu dan Edukatif, Bisa Jadi Rekomendasi untuk Buah Hati
Sekitar 1 Hari yang laluVideo Prank Ultah di Sekolah Ini Viral, Gurunya Ikut Ambil Peran sampai Siswa Nangis
Sekitar 1 Hari yang laluMasih Ingat Bocah Viral Dikira Foto Malah Video, Potret Terbarunya Bikin Pangling
Sekitar 1 Hari yang laluCerita Pembuktian David Je dari Medan, Dulu Siswa Malas Kini Pengajar Berprestasi
Sekitar 2 Hari yang laluABG 16 Tahun Diperkosa 11 Orang, Polri: Harus Ditangani Sampai Tuntas
Sekitar 6 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 18 Jam yang laluVIDEO: Kronologi Polisi Tangkap Teroris KKB Papua Penembak Brimob
Sekitar 1 Hari yang laluMinim Bukti, Polisi Pelaku Persetubuhan Anak di Parimo Sulteng Belum Jadi Tersangka
Sekitar 1 Hari yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 18 Jam yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 18 Jam yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 3 Hari yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 4 Hari yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 18 Jam yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 1 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 1 Hari yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 3 Hari yang laluSkuad Persib Dijadwalkan Jalani Tes Medis Sebelum Arungi Liga 1 2023 / 2024
Sekitar 5 Jam yang laluLiga 1: Berkandang Sementara di Stadion Dipta, Arema FC Harap Ada Dukungan Suporter
Sekitar 8 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami