Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Efek PTSD bagi Otak, Sebabkan Peradangan dan Merusak Jaringan

Efek PTSD bagi Otak, Sebabkan Peradangan dan Merusak Jaringan Ilustrasi sakit kepala. ©Shutterstock/Cristi K

Merdeka.com - Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah satu jenis gangguan kesehatan mental dan depresi yang dapat berkembang setelah seseorang mengalami kejadian traumatis. Misalnya seperti kekerasan seksual, peperangan, kecelakaan lalu lintas, atau kejadian-kejadian lainnya yang dapat mengancam kehidupan seseorang.

Efek PTSD tak hanya berdampak pada perilaku yang cemas saja. Lebih parah, efek PTSD bagi otak benar-benar mengerikan. Efek PTSD bagi otak mampu mengubah volume otak, bahkan menyebabkan peradangan dan kerusakan struktur jaringan.

Jika dibiarkan terus menerus, PTSD dapat berdampak buruk pada otak yang merupakan pusat kendali tubuh. Dampak ini tentu saja sangat berbahaya mengingat betapa pentingnya fungsi otak untuk memberi kemampuan manusia dalam melakukan berbagai aktivitas, seperti berjalan, berbicara, bernapas, hingga makan dan minum.

Efek PTSD bagi otak wajib dihindari karena dampaknya yang sangat berbahaya. Berikut ulasannya melansir dari Healthline.

Efek PTSD bagi Otak yang Berbahaya

011 tantri setyorini

©2018 Merdeka.com/Pixabay

Peradangan Otak

Efek PTSD bagi otak ternyata dapat membuat peradangan pada otak. Namun, masih belum jelas apakah peradangan yang menyebabkan depresi atau PTSD yang menyebabkan peradangan otak.

Tetapi peradangan otak selama depresi memiliki hubungan dengan lamanya seseorang mengalami depresi. Satu penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang depresi selama lebih dari 10 tahun menunjukkan peradangan 30 persen lebih banyak dibandingkan dengan orang yang depresi untuk waktu yang lebih singkat.

Akibatnya, peradangan otak yang signifikan lebih mungkin relevan pada gangguan depresi persistent.

Karena peradangan otak dapat menyebabkan sel-sel otak mati, hal ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, antara lain:

Penyusutan otak. Penurunan fungsi neurotransmiter. Berkurangnya kemampuan otak untuk berubah seiring bertambahnya usia.

Jika terjadi, dampak yang terlihat akan berpengaruh pada pengembangan otak, mempengaruhi belajar, daya ingat, hingga suasana hati.

Penyusutan Otak

Efek PTSD bagi otak yang mengerikan ialah dapat menyebabkan volume otak mengalami penyusutan. Penelitian terbaru menunjukkan depresi menyebabkan penyusutan otak. Beberapa bagian otak yang memungkinkan mengalami penyusutan otak di antaranya ialah:

Hipokampus Talamus Amigdala Frontal Korteks prefrontal

Jumlah area yang mengalami penyusutan terkait dengan tingkat keparahan dan lamanya episode depresi berlangsung.

Di hipokampus, misalnya, perubahan nyata dapat terjadi di mana saja dari 8 bulan sampai satu tahun. Selama satu serangan depresi atau beberapa episode yang lebih pendek. Konon, ketika bagian otak menyusut, begitu juga fungsi yang terkait dengan bagian tertentu itu.

Pada korteks prefrontalis dan amigdala bekerja sama untuk mengontrol respons emosional dan pengenalan isyarat emosional pada orang lain. Hal ini berpotensi berkontribusi pada penurunan empati pada individu yang mengalami depresi pasca persalinan (PPD).

Efek PTSD bagi Otak yang Wajib Diwaspadai

010 tantri setyorini

©2018 Merdeka.com/Pixabay

Perubahan Struktur Jaringan Otak

Efek PTSD bagi otak juga dapat mengakibatkan perubahan struktural dan jaringan di dalam organ otak. 

Perubahan struktur jaringan otak juga menjadikan penurunan fungsi hipokampus. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan ingatan.

Efek PTSD bagi otak juga menyebabkan Berkurangnya fungsi korteks prefrontal. Hal ini dapat mengakibatkan mencegah orang tersebut menyelesaikan sesuatu (fungsi eksekutif) dan mempengaruhi perhatian mereka.

Berkurangnya fungsi amigdala dapat mempengaruhi suasana hati dan regulasi emosi. Perubahan biasanya membutuhkan waktu minimal delapan bulan.

Saturasi Oksigen Tubuh Berkurang

Depresi dan PTSD dikaitkan dengan berkurangnya saturasi oksigen dalam tubuh. Perubahan ini mungkin disebabkan oleh perubahan pernapasan yang disebabkan oleh depresi. Namun efek PTSD bagi otak ini masih belum jelas, mana yang lebih dulu dan menyebabkan masih belum diketahui.

Faktor seluler yang diproduksi sebagai respons terhadap otak yang tidak mendapatkan cukup oksigen (hipoksia) meningkat pada sel kekebalan spesifik yang ditemukan pada orang dengan gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar.

Secara keseluruhan, otak sangat sensitif terhadap pengurangan oksigen, yang dapat menyebabkan peradangan, cedera sel otak, bahkan kematian sel otak.

Seperti yang telah diketahui, peradangan dan kematian sel dapat menyebabkan sejumlah gejala yang terkait dengan perkembangan, pembelajaran, memori, dan suasana hati. Bahkan hipoksia jangka pendek dapat menyebabkan kebingungan, seperti yang diamati pada pejalan kaki di ketinggian.

Tetapi perawatan ruang oksigen hiperbarik, yang meningkatkan sirkulasi oksigen, telah terbukti meredakan gejala depresi pada manusia.

Cara Mencegah Efek PTSD bagi Otak

ilustrasi otak manusia

©2013 Merdeka.com/Shutterstock/ollyy

Mengurangi Intensitas Stres

Jika saat ini Anda tidak mengalami PTSD, cara terbaik untuk mencegah perubahan otak ini adalah dengan mencegah timbulnya depresi.

Ada banyak bukti yang menghubungkan stres psikologis dengan inisiasi depresi dalam berbagai bentuk depresi.

Mengurangi intensitas stress dapat dilakukan dari diri sendiri. Namun ada kalanya untuk meminta bantuan orang lain dalam meringankan intensitas stres agar tidak mengalami PTSD. 

Mengonsumsi Antidepresan

Jika saat ini Anda sedang mengalami proses depresi, antidepresan dapat membantu mencegah perubahan fisik yang dapat terjadi. Mereka dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam mengelola efek PTSD bagi otak serta gejala depresi.

Kombinasi psikoterapi dan antidepresan bisa sangat efektif dalam melawan perubahan fisik dan membantu Anda mengatasi gejala Anda.

Meminta Bantuan 

Seseorang yang mengalami PTSD sangat dianjurkan untuk meminta bantuan. Sayangnya, stigma seputar penyakit mental merupakan hambatan utama bagi orang-orang untuk mendapatkan pertolongan, terutama di kalangan laki-laki.

Jika Anda mengalami depresi, ingatlah bahwa itu bukan salah Anda dan Anda tidak sendirian.

Kognitif dan kelompok terapi, terutama yang menggabungkan teknik mindfulness menghilangkan stres, dapat menjadi sumber daya yang besar untuk mencari dukungan dan mengatasi stigma tersebut. Mereka bahkan telah ditunjukkan membantu mengobati gejala depresi.

(mdk/Ibr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Manfaat Luar Biasa Dibalik Pelukan Hangat dengan Orang Terkasih, Salah Satunya Redakan Stres

Manfaat Luar Biasa Dibalik Pelukan Hangat dengan Orang Terkasih, Salah Satunya Redakan Stres

Pelukan tidak hanya mengurangi rasa sakit dan kecemasan, tetapi juga dapat mengurangi tingkat depresi dan perilaku agresif pada seseorang.

Baca Selengkapnya
Melihat Perilaku Bunuh Diri di Depan Mata Bisa Sebabkan Trauma, Ini Cara Menghadapinya

Melihat Perilaku Bunuh Diri di Depan Mata Bisa Sebabkan Trauma, Ini Cara Menghadapinya

Melihat bunuh diri bisa sebabkan trauma pada diri seseorang, ini sejumlah cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya
6 Penyebab Sulit Konsentrasi, Salah Satunya Kurang Olahraga

6 Penyebab Sulit Konsentrasi, Salah Satunya Kurang Olahraga

Sulitnya mempertahankan konsentrasi bisa menjadi tantangan yang menghampiri banyak individu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyebab Gendang Telinga Pecah Beserta Cara Mengatasinya, Penting Diketahui

Penyebab Gendang Telinga Pecah Beserta Cara Mengatasinya, Penting Diketahui

Gendang telinga pecah dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, trauma, atau masuknya benda asing ke telinga.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tahapan Penanganan Stroke hingga Waktu Emas Agar Terhindar dari Hal Buruk

Mengenal Tahapan Penanganan Stroke hingga Waktu Emas Agar Terhindar dari Hal Buruk

Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah.

Baca Selengkapnya
Menurut Psikiater, Ini Tanda Adanya Masalah Stres Akibat Kerja serta Cara Mengatasinya

Menurut Psikiater, Ini Tanda Adanya Masalah Stres Akibat Kerja serta Cara Mengatasinya

Munculnya stres pada kehidupan sehari-hari merupakan hal yang tidak bisa dihindari

Baca Selengkapnya
Cara Menghindarkan Anak dari Trauma Usai Mengalami Kejadian Besar

Cara Menghindarkan Anak dari Trauma Usai Mengalami Kejadian Besar

Kejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.

Baca Selengkapnya
Cara Mengatasi Batuk saat Puasa, Pahami Berbagai Penyebabnya

Cara Mengatasi Batuk saat Puasa, Pahami Berbagai Penyebabnya

Jika Anda sedang mengalami kondisi ini, penting untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi batuk saat puasa dengan baik dan efektif.

Baca Selengkapnya
Gejala Aneurisma Otak yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sakit Kepala Parah

Gejala Aneurisma Otak yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sakit Kepala Parah

Aneurisma otak adalah kondisi medis yang serius di mana terjadi pelebaran abnormal pada pembuluh darah di otak.

Baca Selengkapnya