Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dokter Ini Rela Habiskan Rp850 Juta untuk Bangun Lab Covid-19, Alasannya Bikin Haru

Dokter Ini Rela Habiskan Rp850 Juta untuk Bangun Lab Covid-19, Alasannya Bikin Haru Dokter Andani Eka Putra. ©2020 Merdeka.com/liputan6.com

Merdeka.com - Pandemi Covid-19 yang sejak Maret lalu merebak di Indonesia, memang telah membuat banyak sektor terpuruk. Apalagi, hingga saat ini kasus positif Covid-19 di Tanah Air terus meningkat. Bahkan, sudah ada seratus lebih dokter yang gugur akibat Covid-19 ini.

Belum lagi, masalah biaya tes Covid-19 yang belum bisa dijangkau oleh semua kalangan, membuat banyak masyarakat enggan untuk melakukan tes, baik tes rapid maupun tes usap.

Hal ini lah yang membuat seorang dokter di Sumatra Barat (Sumbar), dr. Andani Eka Putra, terketuk hatinya untuk membangun laboratorium Covid-19 secara mandiri. Dokter yang juga Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) ini mengaku membangun laboratorium dengan biaya sendiri agar bisa memberikan layanan tes swab gratis kepada masyarakat.

Dilansir dari Antara, Andani merupakan salah satu orang yang menemukan metode pool test yang rela mengeluarkan Rp850 juta dari dana pribadinya untuk membangun laboratorium uji spesimen Covid-19 dan kini telah didukung oleh Pemprov Sumbar. Berikut kisah selengkapnya.

Perjuangan Awal Membangun Lab Covid-19

Andani mengaku, di awal Ia mengoperasikan laboratorium yang Ia pimpin selama pandemi Covid-19 ini semuanya serba terbatas, termasuk dana.

Ia dan timnya hanya menggunakan peralatan dan fasilitas sederhana yang mampu memeriksa hingga 2.600 spesimen dalam sehari. Bersama timnya yang berjumlah 60 orang, Ia bekerja keras setiap harinya secara bergantian selama 24 jam.

Tak hanya itu, Andani rela mengeluarkan dana pribadinya dengan nominal yang fantastis demi laboratorium ini.

Rela Habiskan Rp850 Juta

Awalnya, laboratorium ini merupakan laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unand. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akhirnya memberikan izin kepada lab Unand untuk dikembangkan menjadi pusat pelayanan diagnostik penyakit infeksi. Hingga akhirnya, Andani berhasil menjadikannya sebagai laboratorium infeksi biomedik.Andani mengaku, Ia menyiapkan dan melengkapi laboratorium tersebut dengan berbagai fasilitas. Tak tanggung-tanggung, Ia rela mengeluarkan dana hingga Rp850 juta untuk membeli peralatan, antara lain dua mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), elisa reader, winston blood, dan sekat incubator.Andani menghibahkan seluruh peralatan yang Ia beli untuk kepentingan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.Ia kemudian menawarkan kepada para dosen dan mahasiswa Unand dari berbagai bidang studi untuk mendukung laboratoriumnya. Berkat kegigihannya, banyak bantuan berdatangan hingga laboratorium ini bisa lebih berkembang.

Raih Penghargaan Patriot Militan di Tengah Pandemi

Berkat kerja keras, dedikasi dan ketulusannya untuk berkontribusi dalam penanganan Covid-19 ini, Andani mendapatkan penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai ‘Patriot Militan di Tengah Pandemi’.Keberhasilannya dalam mengoptimalkan laboratorium ini, membuat dirinya diminta membantu penanganan penyebaran virus di Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo.

(mdk/far)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenang Sosok Lo Siauw Ging, Dokter Dermawan Asal Solo yang Tak Pernah Pasang Tarif Berobat

Mengenang Sosok Lo Siauw Ging, Dokter Dermawan Asal Solo yang Tak Pernah Pasang Tarif Berobat

Dokter Lo tutup usia pada Selasa (9/1) di RS Kasih Ibu, Solo.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Low Siaw Ging, Dokter Dermawan dari Kota Solo yang Meninggal di Usia 89 Tahun

Mengenal Sosok Low Siaw Ging, Dokter Dermawan dari Kota Solo yang Meninggal di Usia 89 Tahun

Selama menjadi dokter, ia sering menyisihkan uang pribadinya untuk biaya berobat pasien yang tidak mampu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia

IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia

IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.

Baca Selengkapnya
Dikabarkan Meninggal, Ini Kondisi Dokter Lo Sebenarnya

Dikabarkan Meninggal, Ini Kondisi Dokter Lo Sebenarnya

Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.

Baca Selengkapnya
Jenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok

Jenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok

Jenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok

Baca Selengkapnya
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?

Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.

Baca Selengkapnya
Mengapa Tidak Langsung Cuci Muka Setelah Terpapar Matahari? Ini Kata Dokter

Mengapa Tidak Langsung Cuci Muka Setelah Terpapar Matahari? Ini Kata Dokter

Dokter Saskia menyarankan agar tidak langsung mencuci muka setelah beraktivitas di luar ruangan atau terpapar sinar matahari.

Baca Selengkapnya
Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?

Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?

Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.

Baca Selengkapnya