Bukan Covid-19, Jenazah Ibu di Tapanuli Selatan Ditolak Warga karena Alasan Ini
Merdeka.com - Jenazah seorang ibu bernama Dameria Marpaung (68) di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara (Sumut) ditolak warga saat hendak dimakamkan. Kejadian ini membuat sang anak, Junjungan Manik (50) yang merupakan warga Desa Sisoma, Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan terpaksa melaporkan kejadian ini ke Polres Tapanuli Selatan.
Penolakan ini terjadi saat jenazah hendak dimakamkan di lahan tanah milik almarhum sendiri.
"Saya merasa sakit hati, masa ibu kandung saya yang sudah "sarimatua" (memiliki cucu dari anaknya yang sudah berumahtangga) sempat dilarang dimakamkan di tanahnya sendiri di lokasi wisata lupa lelah," kata Junjungan pada Minggu (18/10),melansir dari ANTARA.
Dalam laporannya, Junjungan melaporkan CP dan JS, warga Desa Lumban Ratus, tetangga Desa Sisoma yang masih satu Kecamatan yang sama. Kejadian ini juga dibenarkan oleh Camat Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Indra Sakti.
"Saat peristiwa saya juga berada di lokasi. Ini terkait soal adat di Desa Lumban Ratus," katanya.
Bukan karena riwayat Covid-19, berikut alasan dan kronologi lengkap penolakan jenazah.
Meninggal karena Sakit Jantung
Diceritakan Junjungan, ibunya meninggal di salah satu rumah sakit di Batam akibat Jantung pada 5 Oktober 2020 lalu. Hasil test swab menunjukkan jika sang ibu negatif Covid-19. Kemudian, pada 6 Oktober 2020 jenazah diterbangkan ke kampung halaman untuk dikebumikan.
"Setibanya, tanggal 7 Oktober 2020 jenazah disemayamkan di Desa Sisoma. Langsung "tonggo raja" (musyawarah antara tetua adat desa) untuk acara pemakaman pada 8 Oktober 2020 yang telah disepakati bersama pihak keluarga di lahan tanahnya sendiri Taman Wisata Lupa Lelah yang kebetulan berlokasi di Desa Lumban Raja," jelasnya.
Alasan Warga Menolak Pemakaman Jenazah
Sebelum rencana pemakaman pada pukul 14.00 WIB, pihak keluarga almarhumah pukul 08.00 WIB mendatangi pihak pemerintahan desa dan pengetua adat Desa Lumban Ratus meminta izin (marparsattabian) untuk memakamkan jenazah tersebut."Namun pihak keluarga demikian perwakilan pengetua adat Desa Sisoma yang datang secara bergantian pagi itu "marparsattabian" tetap mendapat nada penolakan dari Desa Lumban Ratus dengan alasan almarhumah meninggal belum diadati," ungkapnya.Desa Lumban Ratus bukannya melarang pemakaman jenazah ibunda Junjungan di lahan tanahnya sendiri. Hanya saja, permintaan pengetua adat Lumban Ratus sesuai adat menginginkan agar jenazah diadati lebih dahulu sebelum dimakamkan.Padahal, Junjungan mengaku tidak mengadati jenazah sang ibu karena kondisi perekonomian keluarga yang kurang mendukung, ditambah situasi pandemi Covid-19 sebagai upaya pencegahan klaster baru.
Berhasil Dimakamkan di Lokasi Tersebut
Pihak keluarga kecewa dan kesal dengan perlakuan yang didapat dari warga. Aparat Kepolisian dan Camat setempat pun datang setelah mengetahui adanya keributan di tengah keluarga almarhumah akibat penolakan pemakaman."Sempat dihadang, ruas jalan sempat di palang kayu-kayu agar kami tidak bisa melintas, walau sempat tolak-tolakan dan bertengkar mulut akhirya dengan segala upaya keras menerobos pagar betis kami berhasil membawa peti jenazah ibu kami hingga disemayamkan di tanah kebunnya sendiri tersebut," ujar Junjungan.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Datangi Makam Ibu yang Terdampak Banjir, Aksi Perempuan Ini Curhat Kesepian Jalani Sahur Sendiri Tuai Haru
Kehilangan orang terkasih merupakan kondisi berat yang tak mudah untuk dilalui.
Baca SelengkapnyaSadis! Ayah di Muara Baru Banting Anak hingga Tewas, Pelaku Dikenal Tempramen dan Pecandu Narkoba
Bocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca SelengkapnyaTerduga Pemerkosa Gadis Keterbelakangan Mental hingga Hamil di Banyuasin Bertambah Jadi 10 Orang
Terduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gempa Susulan Berlanjut di Kepulauan Bawean, Jumlah Pengungsi Bertambah Jadi 34 Ribu Jiwa
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaTak Terima Ditegur karena Bawa Pacar ke Rumah, Pemuda di Maros Tega Bunuh Kakak Kandung
Seorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaPenangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat
Penangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaMomen Anies Baswedan Kunjungi Warga Terdampak Bencana di Sumbar
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan mengunjungi warga terdampak bencana di Kampung Galapuang, Ulakan Tapakis, Padang Pariaman, Sumbar, Sabtu (16/3).
Baca SelengkapnyaGugur di Papua, Jenazah Kopda Hendrianto Tiba di Padang dan Dimakamkan di Jambi
Jenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaTinjau Banjir di Semarang Utara, Wali Kota Ita Ikut Bantu Evakuasi Warga
Mbak Ita membawa sejumlah logistik bantuan berupa air bersih, sembako, selimut yang akan dibagikan kepada warga terdampak.
Baca Selengkapnya