Merdeka.com - Selingkuh kerap sekali menjadi penyebab banyak pasangan berpisah. Meski banyak orang mengalaminya entah menyelingkuhi maupun diselingkuhi namun ini tetap menjadi fenomena yang tak biasa bagi rata-rata orang.

Dalam ikatan pernikahan konvensional, janji untuk tak menduakan mutlak mesti dilakukan, jika salah satu atau keduanya melakukan perselingkuhan, bisa dikatakan telah melanggar janji suci yang dibuat sendiri di sebuah pernikahan yan sakral.

Ada banyak alasan mengapa orang yang sudah menikah selingkuh. Satu studi menemukan bahwa mayoritas orang menikah yang berselingkuh merasa pernikahan mereka tidak memuaskan secara seksual, atau menginginkan lebih banyak seks.

Alasan paling jarang untuk terlibat dalam perselingkuhan berkaitan dengan cinta, menurut penelitian melansir dari verywellmind. Berikut selengkapnya merdeka.com mengurai beberapa penyebab selingkuh dalam pernikahan yang menarik diketahui melansir dari psychologytoday:

Kurangnya kepuasan seksual dalam hubungan utama

Penyebab selingkuh dalam pernikahan yang pertama adalah karena kurangnya kepuasan seksual dalam hubungan utama atau pernikahan itu sendiri.

Ini adalah alasan paling umum yang dikutip oleh individu dalam studi Omarzu. Ingatlah bahwa sebagian besar sampel adalah perempuan. Baik wanita maupun pria yang berselingkuh berharap dapat meningkatkan kehidupan seks mereka. 

Mereka mungkin menikmati banyak kegiatan bersama lainnya tetapi, untuk alasan apa pun, seks tidak berhasil bagi mereka.

Keinginan untuk pertemuan seksual tambahan

Penyebab selingkuh dalam pernikahan berikutnya yaitu menginginkan pertemuan seksual tambahan.

Ini adalah alasan yang relatif jarang dikutip oleh individu-individu dalam penelitian ini. Tidak menutup kemungkinan lebih banyak orang sebenarnya memiliki motif tersebut namun tidak mau mengakuinya karena itu bukan keinginan pantas secara sosial untuk diungkapkan. 

Misalnya, seorang pria dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa dia merasa membutuhkan lebih banyak seks dalam hidupnya sebagai imbalan atas kinerjanya yang baik dalam pekerjaannya.

Kurangnya kepuasan emosional dalam hubungan utama

Mencari keintiman emosional bisa menjadi alasan yang sama menariknya untuk berselingkuh seperti halnya mencari keintiman fisik. Partisipan yang menyatakan perlunya kedekatan emosional dalam perselingkuhan merasa kurang memiliki koneksi dengan pasangan utama mereka.

Menginginkan validasi emosional dari orang lain

Dihargai adalah faktor kunci dalam hubungan emosional yang dirasakan pasangan terhadap satu sama lain. Pasangan mungkin tumbuh terpisah dan, seperti yang mereka lakukan, gagal untuk mengakui kebutuhan yang dimiliki keduanya dalam hubungan mereka.

Putus cinta dengan pasangan

Ini adalah alasan yang relatif tidak signifikan dalam penelitian Omarzu, mungkin karena "cinta" sangat sulit untuk didefinisikan. Dalam skema besar, memiliki keintiman seksual dan emosional tampaknya mengalahkan cinta.

Jatuh cinta dengan seseorang yang baru

Sangat sedikit orang yang menunjukkan bahwa mereka telah jatuh cinta pada orang yang berselingkuh dengan mereka. Sekali lagi, keintiman emosional ditambah kedekatan seksual tampaknya menjadi faktor yang lebih penting yang membuat pasangan tersesat.

Balas dendam

Dalam hubungan yang sudah menderita, keinginan untuk menyakiti pasangan yang (atau dianggap) selingkuh tampaknya meningkatkan taruhannya secara signifikan dari sekadar kurangnya keintiman. 

Hollywood senang mengeksploitasi kategori ini misalnya American Beauty, tetapi kenyataannya sangat sedikit peserta yang menyebut ini sebagai penyebab utama perselingkuhan mereka.

Penuhi rasa ingin tahu dan ingin pengalaman baru

Orang-orang yang menyebutkan alasan ini merasa bahwa mereka menginginkan sesuatu yang baru, dan motivasi ini melampaui rasa ingin tahu dan menjadi semacam kontes untuk mengukur kecakapan seksual mereka. 

Mungkin lebih mudah bagi mereka untuk bersaing di lapangan tenis atau lapangan golf, tetapi daya pikat seseorang dan sesuatu yang baru membuat mereka memilih bentuk tantangan khusus ini.