Berita ini berisi kronologi lengkap dari awal jatuhnya pesawat Sriwijaya Air pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, hingga pencarian yang masih terus berlangsung.
Rusdi merinci, lima korban yang berhasil diidentifikasi hari ini adalah Toni Ismail (59), Dinda Amelia (15), Isti Yudha Prastika (34), Putri Wahyuni (25), dan Rahmawati (59).
Sedangkan, untuk jumlah korban yang sudah teridentifikasi masih belum adanya penambahan. Karena, hingga kini masih berjumlah 17 orang dan beberapa korban sudah diambil pihak keluarga.
Dia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada petugas TNI dan Basarnas, yang terus berupaya melakukan pencarian para korban kecelakaan tersebut.
Sedangkan, FDR sudah ditemukan Tim SAR Gabungan pada 12 Januari 2021 sekitar pukul 14.00 Wib di perairan Kepulauan Seribu.
Kepala Basarnas (Kabasarnas) Marsdya Bagus Puruhito melaporkan hasil dari operasi SAR terkait pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu sore 9 Januari 2021.
KRI Parang juga mengantarkan tiga kantong berisikan serpihan dan properti yang diduga milik penumpang ke Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Jakarta Utara, Jumat (15/1) malam.
Keseluruhan di Kalimantan Barat, ada 20 ahli waris yang mendapatkan santunan.
Menanggapi hal tersebut, Ayah Fadly Satrianto, Sumarzen Marzuki, mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak, hingga jenazah putranya dapat diserah terimakan.
Soerjanto mengatakan, sebelum proses pengunduhan data ini, FDR ini dibersihkan terlebih dahulu. Proses pembersihan dilakukan 2 kali, yakni dengan air suling dan air garam.
Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Jauwena menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Sampai sekarang tim SAR gabungan masih melakukan pencarian puing pesawat hingga korban.
Rasman menerangkan setidaknya ada 62 unit kapal yang dioperasikan pada hari ketujuh. Kemudian, alutsista berukuran kecil seperti, sea rider, dan jetski sebanyak 21 unit. Lalu, pesawat udara 13 unit dan ambulance 37 unit.
Rasman tak menampik personel yang diturunkan pada hari ketujuh lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Salah satu yang ditambah adalah tim penyelam.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito menyampaikan jika saat ini Tim SAR Gabungan baru mendapatkan casing atau pembungkus dari Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Hari kelima usai kecelakaan pesawat Sriwijaya Air bernomor penerbangan SJ-182, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah menerima 134 sampel DNA keluarga korban kecelakaan, Kamis (14/1).
Penyerahan pertama diserahkan Kapal SAR karena milik Basarnas yang tiba sekitar pukul 16.30 Wib, membawa total 37 kantong, dengan rincian 36 kantong body part dan 1 kantong serpihan pesawat.
Kesalahan yang dilakukan cockpit crew menurut Soerjanto cukup beragam, dimulai dari pelatihan, sumber daya manusia, ataupun manajemen. Sementara ia menyatakan, perawatan pesawat sepatutnya bukan menjadi kendala utama atas sebuah kecelakaan udara.
Kapal Basarnas dengan corak orange tersebut, telah menepi sekitar pukul 16.30 Wib dan menjadi menjadi kapal pertama yang menyerahkan temuan dari hasil operasi di sekitar pulau Laki dan Lancang, ke Posko Terpadu JICT II.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksma TNI Julius Widjojono mengatakan tim SAR fokus mencari jenazah, puing pesawat dan Cockpit Voice Recorder (CVR).
Satu per satu Syarif terlihat melihat tumpukan serpihan dan kantong-kantong temuan yang berhasil di dapati Tim SAR dengan alas terpal berwarna putih, tanpa ada sepatah kata pun yang terucap.