Foto:
Sriwijaya air merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Indonesia. Sriwijaya air berdiri sejak 10 November 2003. Perusahaan ini adalah perusahaan swasta murni yang didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim. Sriwijaya air mengawali usahanya dengan bermodalkan satu armada Boeing 737-200. Selengkapnya
Berita ini berisi kronologi lengkap dari awal jatuhnya pesawat Sriwijaya Air pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, hingga pencarian yang masih terus berlangsung.
Soerjanto mengatakan, sebelum proses pengunduhan data ini, FDR ini dibersihkan terlebih dahulu. Proses pembersihan dilakukan 2 kali, yakni dengan air suling dan air garam.
Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Jauwena menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Sampai sekarang tim SAR gabungan masih melakukan pencarian puing pesawat hingga korban.
Rasman menerangkan setidaknya ada 62 unit kapal yang dioperasikan pada hari ketujuh. Kemudian, alutsista berukuran kecil seperti, sea rider, dan jetski sebanyak 21 unit. Lalu, pesawat udara 13 unit dan ambulance 37 unit.
Rasman tak menampik personel yang diturunkan pada hari ketujuh lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Salah satu yang ditambah adalah tim penyelam.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito menyampaikan jika saat ini Tim SAR Gabungan baru mendapatkan casing atau pembungkus dari Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Hari kelima usai kecelakaan pesawat Sriwijaya Air bernomor penerbangan SJ-182, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah menerima 134 sampel DNA keluarga korban kecelakaan, Kamis (14/1).
Penyerahan pertama diserahkan Kapal SAR karena milik Basarnas yang tiba sekitar pukul 16.30 Wib, membawa total 37 kantong, dengan rincian 36 kantong body part dan 1 kantong serpihan pesawat.
Kesalahan yang dilakukan cockpit crew menurut Soerjanto cukup beragam, dimulai dari pelatihan, sumber daya manusia, ataupun manajemen. Sementara ia menyatakan, perawatan pesawat sepatutnya bukan menjadi kendala utama atas sebuah kecelakaan udara.
Kapal Basarnas dengan corak orange tersebut, telah menepi sekitar pukul 16.30 Wib dan menjadi menjadi kapal pertama yang menyerahkan temuan dari hasil operasi di sekitar pulau Laki dan Lancang, ke Posko Terpadu JICT II.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksma TNI Julius Widjojono mengatakan tim SAR fokus mencari jenazah, puing pesawat dan Cockpit Voice Recorder (CVR).
Satu per satu Syarif terlihat melihat tumpukan serpihan dan kantong-kantong temuan yang berhasil di dapati Tim SAR dengan alas terpal berwarna putih, tanpa ada sepatah kata pun yang terucap.
Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan, belum ada keputusan terkait perpanjangan maupun penghentian operasi Sriwijaya Air SJ-182 yang berlangsung di perairan Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu.
Guna memaksimalkan pencarian tersebut, kata Rasman, saat ini Tim SAR telah membagi personel yang nanti akan melakukan pencarian khusus terhadap objek serpihan, korban maupun CVR.
Dia menegaskan Tim SAR akan tetap fokuskan pencarian terhadap serpihan material maupun korban yang menjadi harapan khususnya bagi pihak keluarga.
Menurutnya, diperluasnya pencarian udara dan pesisir ini karena pada hari kelima pencarian, ada yang menyerahkan objek pencarian karena tersangkut di jaring nelayan. Oleh karena itu, pencarian di atas permukaan melalui udara serta pesisir pantai di Pulau Laki dan Pulau Lancang diperluas.
Untuk penyelaman dilakukan di sekitar area penemuan jenazah, perekam data penerbangan (FDR) dan serpihan pesawat (debris).
Tim SAR gabungan telah mengevakuasi total 141 kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 jurusan Jakarta-Pontianak. Pesawat jatuh di sekitar perairan pulau Laki dan pulau Lancang Kepulauan Seribu, sekitar pukul 14.39 WIB, Sabtu (9/1).
Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPP dan DPD Provinsi DKI Jakarta PDI Perjuangan, serta Badan SAR Nasional (Basarnas) bersinergi, dalam mengevakuasi korban pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182, yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
"3 kantong berisi serpihan-serpihan pesawat," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono.
BERITA TERKAIT
PROFIL LAINNYA