Mengejutkan! 7 Klub Tak Terduga Tembus Semifinal Liga Champions, Padahal Tidak Ada yang Memprediksi
Liga Champions merupakan kompetisi paling prestisius dalam dunia sepak bola Eropa. Umumnya, tim-tim besar sering kali mencapai fase akhir turnamen ini.

Liga Champions merupakan kompetisi paling prestisius dalam dunia sepak bola Eropa. Dalam turnamen ini, biasanya klub-klub besar yang sering tampil di babak final, seperti Real Madrid, Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester City, mendominasi posisi empat besar. Namun, terdapat juga klub-klub kejutan yang berhasil menembus tahap ini. Beberapa tim yang dianggap kecil pernah mencuri perhatian publik dengan pencapaian luar biasa mereka di kompetisi ini.
Mereka mampu mencapai semifinal meskipun tidak diunggulkan, dan prestasi ini membuat banyak orang terkejut. Bahkan, sulit untuk membayangkan bahwa tim-tim tersebut berada dalam kondisi yang jauh berbeda sekarang. Berikut adalah tujuh klub yang tidak terduga pernah berhasil mencapai semifinal Liga Champions. Siapa saja mereka?
Rangers FC

Meskipun Rangers tidak secara resmi mencapai semifinal, mereka hampir meraihnya pada musim 1992-93 dengan hanya selisih satu poin dari final, saat kompetisi masih menggunakan format dua grup di babak akhir. Di bawah kepemimpinan Walter Smith, Rangers berhasil meraih treble domestik dan menunjukkan performa yang mengesankan di Eropa.
Mereka berhasil menyingkirkan Lyngby dan Leeds United sebelum bertanding di fase grup melawan Marseille, CSKA Moscow, dan Club Brugge. Rangers tampil dominan dan tidak terkalahkan di grup tersebut, meskipun mereka harus menerima kekalahan tipis dari Marseille di klasemen akhir. Seandainya mereka memenangkan satu pertandingan lagi, kesempatan untuk menghadapi AC Milan di final akan terbuka lebar.
FC Nantes

Nantes menunjukkan performa yang mengesankan pada musim 1995-96 dengan berhasil mencapai semifinal. Klub ini tetap mempertahankan rekor sebagai tim dengan kekalahan paling sedikit dalam satu musim Ligue 1. Setelah kepergian Christian Karembeu, tim ini menunjukkan kedisiplinan yang tinggi di bawah arahan Jean-Claude Suaudeau. Mereka hanya mengalami satu kekalahan di fase grup dan berhasil melaju sebagai runner-up.
Di babak perempat final, Nantes berhasil mengalahkan Spartak Moscow dan hampir berhasil membalikkan keadaan saat menghadapi Juventus. Meskipun kalah 0-2 di leg pertama yang diadakan di Turin, mereka berhasil meraih kemenangan 3-2 di leg kedua. Pertandingan tersebut menunjukkan semangat juang dan kemampuan tim untuk memberikan perlawanan yang berarti.
Panathinaikos FC

Panathinaikos menunjukkan performa yang mengejutkan pada musim yang sama dengan Nantes. Mereka bahkan berhasil mengalahkan Ajax dalam leg pertama semifinal. Pada tahun 90-an, persaingan di Eropa masih lebih terbuka dibandingkan dengan saat ini.
Di perempat final, Panathinaikos berhasil menundukkan Legia Warsaw dengan agregat 3-0. Namun, mereka tidak dapat mempertahankan keunggulan tersebut dan harus menghadapi kebangkitan Ajax di leg kedua. Tim asal Belanda itu mencatatkan kemenangan 3-0 di Athena, sehingga melanjutkan langkah mereka ke final.
Dynamo Kyiv

Pada musim 1998-99, Dynamo Kyiv memperlihatkan performa yang sangat mengesankan. Tim ini berada di bawah asuhan legenda sepak bola Ukraina, Valeriy Lobanovskyi. Andriy Shevchenko dan Serhiy Rebrov menjadi bintang utama tim, berhasil mengalahkan klub-klub besar seperti Arsenal dan Real Madrid.
Di semifinal, mereka sempat unggul 3-1 atas Bayern Munich pada leg pertama. Namun, sayangnya, di leg kedua mereka kebobolan dua gol di akhir pertandingan dan harus menerima kekalahan 0-1. Meskipun demikian, perjalanan mereka menuju final tetap menjadi kenangan yang tak terlupakan, menunjukkan kualitas permainan yang luar biasa.
Leeds United

Musim 2000-01 menjadi tahun yang luar biasa bagi Leeds. Tim ini berhasil mengalahkan Deportivo dan bersaing dengan klub-klub besar seperti Real Madrid dan AC Milan. Di bawah asuhan David O'Leary, skuad muda Leeds memberikan banyak kejutan yang tak terduga.
Namun, perjalanan mereka harus terhenti di semifinal setelah kalah dari Valencia. Ironisnya, hanya dalam waktu tiga tahun setelah pencapaian tersebut, Leeds harus menghadapi kenyataan pahit dengan terdegradasi ke divisi dua. Selanjutnya, dalam waktu tiga tahun, mereka kembali terjun ke League One. Meskipun demikian, Leeds berhasil bangkit dan kembali ke Premier League setelah 16 tahun terpuruk.
Deportivo La Coruña

Deportivo pernah menjadi salah satu tim yang sangat dominan di awal tahun 2000-an. Mereka berhasil meraih gelar juara La Liga pada musim 1999-2000 dan juga memenangkan Copa del Rey di Stadion Bernabeu pada tahun 2002. Pada musim 2003-2004, Deportivo menunjukkan kebangkitan yang mengesankan dengan mengalahkan AC Milan 4-0 setelah sebelumnya kalah 1-4 di leg pertama.
Ini menjadi salah satu momen paling berkesan dalam sejarah Liga Champions. Namun, di babak semifinal, mereka harus mengakui kekuatan Porto dengan kalah tipis 0-1 secara agregat. Saat ini, Deportivo bermain di Segunda Division setelah mengalami penurunan hingga ke kasta ketiga.
Schalke 04

Pada musim 2010-2011, Schalke berhasil menciptakan kejutan luar biasa dengan melaju hingga semifinal Liga Champions. Meski saat itu mereka sedang berjuang di Bundesliga dan bahkan sempat memecat pelatih Felix Magath, di bawah arahan Ralf Rangnick, tim ini mampu mengalahkan Valencia serta juara bertahan Inter Milan.
Namun, perjalanan mereka terhenti di tangan Manchester United di babak semifinal. Saat ini, Schalke berada di peringkat 13 Bundesliga 2 dan menghadapi ancaman degradasi. Mereka kini sangat jauh dari masa kejayaannya ketika pernah menembus empat besar kompetisi Eropa.
Sumber: Planet Football