Keajaiban Liga Champions: Tim Underdog yang Berhasil Mengejutkan
Liga Champions kerap menyuguhkan kejutan dari tim yang tidak diunggulkan.

Setiap musim, Liga Champions selalu menyuguhkan momen-momen mengejutkan dari tim-tim yang tidak diunggulkan. Beberapa klub mampu menunjukkan performa yang luar biasa dan melampaui harapan banyak orang. Pada musim ini, Club Brugge dan PSV menjadi contoh terbaru dari fenomena ini. Mereka berhasil menyingkirkan lawan-lawan tangguh di babak play-off dan melangkah ke 16 besar dengan penuh keyakinan. Club Brugge menunjukkan penampilan yang mengesankan dengan menyingkirkan Atalanta melalui kemenangan agregat 5-2. Di sisi lain, PSV berhasil menyingkirkan raksasa Italia, Juventus, dengan skor 3-1. Namun, ini bukanlah kali pertama tim-tim seperti mereka berhasil menciptakan kejutan yang mengesankan. Berikut adalah beberapa tim yang pernah menciptakan kejutan besar di ajang Liga Champions.
Leeds United pada musim 2000/2001

Leeds United merupakan salah satu cerita menarik yang muncul di awal abad ke-21. Tim ini dipenuhi oleh sejumlah pemain muda berbakat dari akademi yang menunjukkan performa luar biasa di lapangan.
Keberhasilan mereka mencapai semifinal menjadi pencapaian yang membanggakan, terutama setelah berhasil menyingkirkan beberapa tim kuat. Namun, perjalanan mereka harus terhenti ketika menghadapi Valencia di babak semifinal.
Setelah meninggalkan Leeds, beberapa pemain berhasil mencetak prestasi gemilang dengan meraih trofi Liga Champions bersama klub lain. Sebagai contoh, Harry Kewell berhasil meraih trofi tersebut bersama Liverpool pada tahun 2005, sementara Rio Ferdinand mencapainya bersama Manchester United pada tahun 2008.
Deportivo La Coruna dan AS Monaco bertanding pada musim 2003/2004

Deportivo menunjukkan penampilan yang sangat mengesankan meskipun harus menerima kekalahan 1-4 di leg pertama melawan AC Milan. Mereka berhasil melanjutkan perjalanan mereka ke semifinal, meskipun akhirnya harus tersingkir dari kompetisi.
Sementara itu, AS Monaco juga memperlihatkan performa yang luar biasa. Di bawah kepemimpinan Didier Deschamps, tim ini berhasil mencapai babak final. "Fernando Morientes menjadi bintang dengan gol-golnya," namun sayangnya, Monaco harus mengakui keunggulan FC Porto yang dilatih oleh Jose Mourinho, dan harus puas dengan hasil akhir yang tidak menguntungkan.
PSV Eindhoven pada musim 2004/2005

PSV telah mencatatkan sejarah baru dengan berhasil mencapai babak semifinal, yang merupakan pencapaian terbaik mereka sejak meraih gelar juara pada tahun 1988. Di bawah kepemimpinan Guus Hiddink, tim ini berhasil melewati berbagai tantangan yang ada. Mereka hampir berhasil menyingkirkan AC Milan di semifinal, namun sayangnya, mereka harus menerima kekalahan karena aturan gol tandang.
Prestasi luar biasa ini telah memberikan PSV lebih banyak penghormatan di kancah sepak bola Eropa. Selain itu, pencapaian ini juga berkontribusi dalam mengharumkan nama sepak bola Belanda di pentas internasional. Dengan demikian, perjalanan mereka di kompetisi ini tidak hanya berarti bagi tim, tetapi juga bagi seluruh negara.
Villarreal pada musim 2005/2006

Villarreal menunjukkan performa yang sangat mengesankan saat melakoni debut mereka di Liga Champions. Mereka berhasil menahan Manchester United dalam fase grup, yang merupakan pencapaian luar biasa bagi tim debutan.
Di babak gugur, Villarreal melanjutkan perjalanan mereka dengan menyingkirkan Rangers dan Inter Milan, menunjukkan ketangguhan tim. Namun, sayangnya, langkah mereka terhenti di semifinal ketika mereka harus mengakui keunggulan Arsenal dengan skor tipis.
Dalam pertandingan tersebut, Juan Roman Riquelme memiliki kesempatan emas untuk membawa timnya melaju lebih jauh melalui tendangan penalti. Namun, sayangnya, ia gagal menaklukkan Jens Lehmann, dan Villarreal pun harus menerima kenyataan pahit tersingkir dari kompetisi.
Schalke pada musim 2010/2011

Musim ini, Schalke menghadapi tantangan berat dalam Bundesliga, tetapi mereka berhasil menunjukkan performa gemilang di Liga Champions. Tim ini berhasil melangkah hingga semifinal berkat permainan yang konsisten dan solid.
Raul Gonzalez, yang merupakan legenda Real Madrid, memainkan peran penting dalam kesuksesan Schalke. Ia menunjukkan kelas dan kemampuannya yang luar biasa di setiap pertandingan. Sayangnya, mereka harus mengakui keunggulan Manchester United di semifinal. Meskipun demikian, pencapaian ini tetap menjadi momen bersejarah bagi Schalke dan akan dikenang oleh para pendukungnya.
APOEL Nicosia pada musim 2011/2012

Klub yang berasal dari Siprus ini berhasil menciptakan kejutan terbesar pada musim tersebut. Mereka menjadi tim pertama dari negara mereka yang berhasil mencapai babak perempat final.
Setelah sukses mengalahkan Lyon di babak 16 besar, mereka harus berhadapan dengan Real Madrid. Sayangnya, perjalanan mereka terhenti di sini dan mereka tidak dapat melanjutkan kejutan yang telah mereka buat.
Kiper tim, Dionisios Chiotis, mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa. "Tidak ada yang menduga mereka bisa sejauh ini," ujarnya, menegaskan betapa tak terduganya keberhasilan timnya.
Galatasaray dan Malaga pada musim 2012/2013

Setelah mengalami dua kekalahan di fase grup, Galatasaray berhasil bangkit dan menunjukkan performa yang mengesankan. Mereka berhasil mengalahkan Schalke di babak 16 besar, namun sayangnya harus menerima kekalahan dari Real Madrid di perempat final. Meskipun demikian, Burak Yilmaz tetap tampil gemilang sebagai pencetak gol terbanyak tim. Dalam konteks yang berbeda, Malaga yang baru pertama kali berpartisipasi di Liga Champions juga berhasil menarik perhatian banyak orang.
Tim tersebut berhasil mencapai perempat final sebelum akhirnya terhenti langkahnya setelah dikalahkan oleh Borussia Dortmund. Keberhasilan Malaga dalam turnamen ini menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing di level tertinggi meskipun baru debut. Hal ini menambah warna tersendiri dalam perjalanan Liga Champions musim itu. Dengan penampilan yang mengesankan dari kedua tim, jelas bahwa kompetisi ini menyajikan banyak kejutan dan momen menarik bagi para penggemar sepak bola.
AS Monaco pada musim 2016/2017

Radamel Falcao kembali ke klub Monaco dan menunjukkan performa yang sangat mengesankan. Di bawah arahan pelatih Leonardo Jardim, tim ini berhasil mencapai babak semifinal setelah perjuangan yang sengit.
Mereka berhasil menyingkirkan Manchester City dengan agregat 6-6 dan juga mengalahkan Borussia Dortmund. Sayangnya, langkah mereka terhenti di tangan Juventus. Meski demikian, musim itu menjadi sangat istimewa bagi Monaco karena mereka berhasil meraih gelar Ligue 1. Tim ini menunjukkan kekuatan yang luar biasa di pentas Eropa, membuktikan bahwa mereka adalah salah satu tim yang patut diperhitungkan.
Ajax pada musim 2018/2019

Ajax kembali menunjukkan kepada dunia betapa hebatnya mereka di masa lalu. Dengan perpaduan antara pemain muda yang berbakat dan pemain senior yang berpengalaman, mereka berhasil tampil dengan sangat mengesankan. Tim ini berhasil menyingkirkan klub-klub besar seperti Real Madrid dan Juventus dengan gaya permainan yang menyerang dan atraktif. Namun, sayangnya, pasukan Erik Ten Hag harus mengalami kekalahan yang sangat dramatis di semifinal melawan Tottenham.
Setelah pertandingan tersebut, tim ini harus merelakan banyak pemain kunci yang telah berkontribusi besar selama perjalanan mereka. Meskipun demikian, pencapaian yang diraih oleh Ajax tetap dikenang sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah sepak bola. Seperti yang diungkapkan, "pencapaian ini tetap dikenang sebagai salah satu yang terbaik." Hal ini menunjukkan betapa luar biasanya perjalanan mereka meskipun harus menghadapi tantangan yang berat.
Villarreal pada musim 2021/2022

Villarreal kembali menjadi sorotan publik setelah berhasil meraih gelar juara Liga Europa. Dalam perjalanan mereka menuju semifinal, tim ini berhasil mengalahkan klub-klub besar seperti Juventus dan Bayern Munich, yang menunjukkan kualitas permainan mereka yang mengesankan.
Unai Emery, pelatih Villarreal, memberikan pujian kepada para pemainnya dengan mengatakan bahwa mereka memiliki "pertahanan timnya yang luar biasa." Namun, sayangnya, langkah mereka terhenti di semifinal setelah mengalami kekalahan dari Liverpool. Meskipun demikian, perjalanan Villarreal di kompetisi ini membuktikan bahwa mereka tetap menjadi salah satu tim kejutan di kancah Eropa, mampu bersaing dengan klub-klub besar lainnya.
Dengan pencapaian ini, Villarreal menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sekadar tim biasa, melainkan memiliki potensi untuk bersaing di level tertinggi. Sumber: Liga Champions