Florian Wirtz Siap Pecahkan Rekor Transfer Premier League: Kisahnya dari Hidup Sederhana ke Puncak!
Florian Wirtz, bintang Bayer Leverkusen, diprediksi akan menjadi pemain dengan harga termahal dalam sejarah Premier League.

Florian Wirtz kini menjadi target utama bagi Manchester City dan Liverpool. Pemain muda asal Jerman ini menunjukkan performa luar biasa bersama Bayer Leverkusen di musim ini. Dengan usia 22 tahun, Wirtz diprediksi akan memecahkan rekor sebagai pemain termahal dalam sejarah Premier League, dengan nilai transfer mencapai 126 juta pounds (sekitar Rp2,6 triliun). Ketertarikan terhadapnya tidak hanya datang dari klub-klub di Inggris, tetapi juga dari Bayern Munchen dan Real Madrid. Pelatih Xabi Alonso dikabarkan ingin merekrut Wirtz jika dia resmi mengambil alih kursi kepelatihan di Los Blancos.
Manchester City melihat Wirtz sebagai kandidat ideal untuk menggantikan Kevin De Bruyne yang diperkirakan akan hengkang pada musim panas ini. Pep Guardiola sangat terkesan dengan bakat yang dimiliki oleh gelandang muda ini serta sikap rendah hatinya. Dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki, Wirtz dipandang sebagai investasi jangka panjang yang menjanjikan bagi klub-klub besar Eropa. Ketertarikan dari berbagai tim menunjukkan betapa berharganya Wirtz di pasar transfer saat ini.
Masa Kecil yang Sederhana

Florian Wirtz lahir dan dibesarkan dalam keluarga besar di Pulheim, Jerman, sebagai anak bungsu dari sepuluh bersaudara. Keluarganya baru membeli televisi menjelang perhelatan Euro 2016. Sebelum itu, mereka lebih sering menyaksikan pertandingan di klub sepak bola lokal di mana ayahnya menjabat sebagai ketua. Sejak kecil, Wirtz sudah mulai mengasah bakatnya, bahkan ia pernah menendang bola hingga mengenai piano di rumah. Pada usia tujuh tahun, ia bergabung dengan akademi Koln dan menjalani pelatihan di sana selama sepuluh tahun.
Kariernya yang Berkembang Pesat

Pada tahun 2020, Bayern Munich dan Hoffenheim pernah berusaha untuk merekrutnya. Namun, Wirtz lebih memilih untuk bergabung dengan Bayer Leverkusen karena mendapatkan jaminan tempat di tim utama dari pelatih Peter Bosz. Selain itu, ia juga ingin melanjutkan pendidikannya di Koln, yang hanya berjarak sekitar 15 mil dari Leverkusen. Keputusan yang diambilnya terbukti sangat tepat, karena Wirtz menunjukkan perkembangan yang pesat.
Ketika mengalami cedera ACL pada tahun 2022, ia tetap hadir di setiap pertandingan untuk memberikan dukungan kepada tim. Sikap profesional yang ditunjukkannya membuat pelatih Xabi Alonso menjadikannya sebagai pusat permainan bagi Leverkusen. Hal ini menunjukkan komitmen dan dedikasi Wirtz terhadap timnya, yang sangat dihargai oleh pelatih dan rekan-rekannya di lapangan.
Kepribadian Wirtz

Meskipun memiliki penghasilan yang tinggi, Wirtz memilih untuk menjalani kehidupan yang sederhana. Ia hanya mendapatkan 150 euro per bulan dari orang tuanya di awal perjalanan karier profesionalnya. “Sisi olahraga jauh lebih penting daripada uang. Saya pikir orang tua saya akan marah jika saya terlalu fokus pada uang,” ungkapnya kepada Sports Illustrated.
Ibunya, Karin, bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan, sementara ayahnya mengurus kontraknya. Kedua orang tuanya berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada Wirtz.
Masa Depan Lebih Cerah di Inggris atau Jerman?

Manchester City menunjukkan keseriusan dalam mengejar Wirtz. Selain Wirtz, mereka juga mempertimbangkan Tijjani Reijnders dan Morgan Gibbs-White sebagai pilihan alternatif. Jika Wirtz bergabung dengan tim, ia akan bertemu dengan sahabatnya, Jeremie Frimpong, yang juga menjadi incaran Liverpool. Keduanya memiliki kesamaan dalam ketertarikan terhadap musik rap dan dunia fashion.
Bayern Munich tetap menjadi pesaing utama dalam perburuan Wirtz, mengingat daya tarik yang mereka miliki sebagai klub Jerman. Meskipun demikian, Wirtz telah mengisyaratkan keinginannya untuk meninggalkan zona nyaman dan mencoba tantangan baru. Menurut laporan dari The Sun, keputusan Wirtz akan sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk berkembang di luar Jerman.