Di Mana Kesalahan Arne Slot yang Bikin Liverpool Tersingkir dari Liga Champions?
Perjalanan Liverpool di Liga Champions musim ini berakhir setelah mereka mengalami kekalahan dari PSG dalam babak adu penalti.

Liverpool secara resmi tersingkir dari Liga Champions setelah mengalami kekalahan dramatis melalui adu penalti melawan PSG dalam leg kedua babak 16 besar yang berlangsung di Anfield, Rabu dini hari WIB (12-3-2025). Dalam adu penalti tersebut, Darwin Nunez dan Curtis Jones tidak berhasil menaklukkan kiper lawan, sehingga The Reds harus mengakhiri perjalanan mereka di kompetisi ini.
Meskipun sudah berjuang keras, Liverpool masih kurang efektif dalam penyelesaian akhir untuk meraih kemenangan. Berikut adalah beberapa kesalahan yang dilakukan oleh pelatih Arne Slot yang berkontribusi pada kekalahan ini:
Tidak Memanfaatkan Keuntungan Bermain di Kandang

Anfield memang terkenal dengan atmosfer yang sangat mengesankan saat pertandingan penting, tetapi kali ini suasana tersebut meredup dengan cepat. Gol yang dicetak oleh Ousmane Dembele di menit-menit awal pertandingan membuat para suporter terdiam dan mengurangi tekanan pada tim tamu.
"PSG tidak hanya harus menghadapi Liverpool, tetapi juga Anfield dan para penggemar kami," ujar Slot sebelum pertandingan dimulai. Namun, pada kenyataannya, Liverpool tidak mampu memanfaatkan dukungan luar biasa dari publik Anfield untuk mengangkat semangat juang mereka.
Keputusan untuk Mempertahankan Diogo Jota Terlalu Lama

Di babak kedua, Liverpool menunjukkan permainan yang lebih agresif, khususnya melalui serangan yang dikomandoi oleh Luis Diaz di sisi kiri. Namun, Diogo Jota tidak mampu memberikan kontribusi yang berarti dan tampil kurang memuaskan di lini depan. Banyak penggemar merasa heran mengapa pelatih tidak segera menarik Jota keluar dari lapangan.
"Nunez seharusnya masuk lebih cepat! Jota bermain buruk dalam beberapa pertandingan terakhir," ungkap salah satu pendukung. Keterlambatan dalam melakukan pergantian pemain ini berpotensi menghilangkan kesempatan Liverpool untuk membalikkan keadaan.
Banyak Situasi Offside yang Merugikan

Liverpool sebenarnya menciptakan banyak kesempatan yang mengancam, namun mereka kurang akurat dalam menyelesaikan peluang tersebut. Dominik Szoboszlai sempat menjaringkan bola di babak kedua, tetapi golnya dibatalkan karena Jota berada dalam posisi offside.
Selain itu, Jarell Quansah hampir mencetak gol setelah tendangannya mengenai tiang, tetapi gol itu juga tidak diakui karena offside. Kelemahan dalam konsentrasi saat bergerak dan ketepatan waktu dalam menyerang menyebabkan Liverpool kehilangan banyak kesempatan berharga.
Telah Berusaha Keras

Meskipun tersingkir dari kompetisi, tidak dapat dipungkiri bahwa para pemain Liverpool telah berjuang dengan maksimal. Mereka memberikan tekanan yang signifikan kepada PSG di babak kedua dan terus-menerus mengganggu pertahanan lawan. Usaha keras yang ditunjukkan oleh Mohamed Salah, Luis Diaz, dan rekan-rekan mereka memaksa PSG untuk bertahan dengan gigih setelah jeda. Sayangnya, umpan-umpan akhir sering kali kurang tepat, ditambah lagi dengan nasib buruk yang menghampiri lini serang Liverpool, sehingga mereka gagal mencetak gol penentu.
Kekalahan yang dialami melalui adu penalti memang sangat menyakitkan, namun semangat juang yang ditunjukkan oleh Liverpool tetap layak mendapatkan penghargaan. Malam itu dipenuhi dengan rasa penyesalan, tetapi juga menjadi bukti bahwa tim asal Merseyside ini tidak akan pernah menyerah tanpa memberikan perlawanan yang berarti.
Perbaiki Situasi

Masalah lain yang dihadapi oleh Liverpool adalah mereka harus bertanding selama 120 menit melawan PSG, yang jelas menguras energi para pemain kunci. Situasi ini dapat memberikan dampak signifikan pada pertandingan final Carabao Cup melawan Newcastle yang sudah di depan mata.
Pelatih dan staf kepelatihan perlu segera menemukan solusi untuk memulihkan kondisi fisik para pemain agar tidak mengalami kekalahan yang menyakitkan lagi. Jika tidak, mereka berisiko menghadapi hasil buruk yang dapat mempengaruhi moral tim di laga-laga mendatang.