Daftar Klub yang Terkena Sanksi Komdis Akibat Suporter Away di Liga Indonesia
Aturan yang melarang suporter untuk mengikuti pertandingan tandang telah tercantum dalam regulasi BRI Liga 1 selama hampir tiga musim.

Aturan yang melarang suporter untuk melakukan perjalanan ke pertandingan tandang telah tercantum dalam regulasi BRI Liga 1 selama hampir tiga musim. Ketentuan ini mulai diberlakukan pada musim 2023/2024.
Menurut Ketua PSSI, Erick Thohir, larangan bagi pendukung untuk awayday disebabkan oleh kesepakatan antara pemerintah, FIFA, kepolisian, dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang berkaitan dengan transformasi sepak bola Indonesia setelah tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2023. Selain itu, BRI Liga 1 juga akan memasuki tahun politik pada 2024, yang menambah kompleksitas situasi.
Di tahun yang sama, aturan larangan suporter untuk perjalanan tandang dinyatakan berlaku selama dua tahun ke depan.
"Aturannya kan jelas bahwa kesepakatan dua tahun ke depan antara PT LIB dan kepolisian bahwa tidak ada pendukung tamu yang datang. Itu kesepakatannya selama dua tahun ke depan. Kesepakatan Indonesia dengan FIFA pun sama," ungkap Erick Thohir pada Juli 2023. Dengan demikian, regulasi ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam pertandingan sepak bola di Indonesia.
Terdapat klaim bahwa situasi masih berpotensi berbahaya

Mulai musim depan, seharusnya aturan yang melarang suporter untuk melakukan tur tandang akan dicabut. Namun, Erick Thohir belum bisa memastikan kapan ketentuan tersebut dapat dihapuskan. "Kami bersama FIFA masih banyak melihat kejadian, baik kandang dan tandang yang tingkat kritikalnya masih tinggi. Jadi, bila terjadi hal-hal di suatu kompetisi, itu siapa yang bertanggung jawab penuh? Kok PSSI semua? Jadi PT LIB diberikan wewenang PSSI," jelas Erick Thohir pada Selasa (29/4/2025).
Ia menekankan bahwa kepemilikan PT LIB didominasi oleh klub-klub dengan persentase 99 persen, sementara PSSI hanya memiliki satu persen. PSSI memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa tidak ada pengaturan skor dalam kompetisi. "Kalau ada, kami tangkap. Penyelenggaraan kompetisi itu tanggung jawab PT LIB. Klub bertanggung jawab terhadap pertandingannya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Erick menegaskan bahwa jika terjadi kerusuhan yang menyebabkan korban jiwa, maka PT LIB dan klub harus bertanggung jawab sepenuhnya. "Kami dari PSSI dan FIFA menjaga dan menilai bahwa dalam konteks kandang dan tandang, suporter masih rawan. Tetapi jika PT LIB dan klub ingin melanjutkan, silakan bertanggung jawab," tambahnya.
Erick juga mengingatkan bahwa jika tragedi seperti Kanjuruhan terulang, pihak yang terlibat tidak boleh saling melempar tanggung jawab. "Jangan sampai nanti bolanya dilempar ke sana dan ke sini tidak mempunyai rasa tanggung jawab," tegasnya.
Regulasi

Aturan mengenai larangan suporter untuk pertandingan tandang diatur dalam Regulasi BRI Liga 1, khususnya pada pasal 4 yang membahas tentang Keamanan dan Kenyamanan. Dalam poin 8 hingga 10 dan 12, terdapat ancaman denda sebesar Rp25 juta. Denda ini tidak hanya dikenakan kepada klub tuan rumah, tetapi juga kepada tim tamu yang pendukungnya tetap melakukan awayday. Pada masa transisi transformasi sepak bola nasional, seluruh pertandingan sepak bola yang berlangsung tidak boleh dihadiri oleh suporter dari klub tamu. Dalam situasi ini, klub yang bersangkutan akan bertanggung jawab atas kehadiran suporter tersebut.
Pihak panitia penyelenggara (panpel) diharuskan untuk mengambil langkah-langkah antisipatif terkait kehadiran suporter klub tamu. Mereka perlu mempersiapkan rencana keselamatan dan keamanan yang sesuai dengan Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI 2021. Selain itu, klub juga wajib menunjukkan secara konkret langkah-langkah yang telah diambil, sebagaimana diatur dalam ayat (9). Hal ini harus didukung dengan dokumen perencanaan, dokumen pelaksanaan, dan dokumen laporan hasil kegiatan yang relevan.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap ayat (8), sanksi denda minimal sebesar Rp25.000.000 akan dikenakan. Jika pelanggaran yang sama terulang, klub akan menghadapi sanksi yang lebih berat. Namun, hukuman ini dapat dikecualikan jika klub tuan rumah dapat membuktikan bahwa mereka telah melaksanakan semua langkah antisipasi sesuai dengan regulasi keselamatan dan keamanan PSSI 2021, serta didukung oleh bukti yang memadai. Selain denda, klub atau pihak terkait lainnya juga bisa dikenakan sanksi lain, seperti peringatan keras, pengosongan sebagian tribun stadion, atau pelaksanaan pertandingan tanpa penonton.
Jumlah total denda yang harus dibayar adalah Rp550 juta
Menurut catatan dari Bola.com hingga pekan ke-30 BRI Liga 1 pada musim ini, Komite Disiplin (Komdis) PSSI telah memberikan sanksi kepada sembilan klub dengan total denda mencapai Rp550 juta. Di antara klub-klub tersebut, Persija Jakarta menjadi yang paling sering menerima hukuman dari Komdis PSSI, baik akibat tindakan suporternya saat melakukan tur tandang maupun ketidakmampuan dalam mengantisipasi awayday pendukung lawan.
Persija Jakarta terlibat dalam enam kasus pelanggaran, sementara Persebaya Surabaya menyusul dengan empat kasus. Di sisi lain, PSS Sleman tercatat memiliki tiga kasus, dan klub-klub seperti Persib Bandung, Bali United, Persis Solo, serta Persik Kediri masing-masing terlibat dalam dua kasus. Sedangkan Semen Padang dan Arema FC hanya satu kasus yang dihadapi oleh masing-masing klub tersebut.
Daftar klub yang dikenakan denda oleh Komdis PSSI karena pelanggaran suporter saat tur tandang
Dalam dunia sepak bola Indonesia, beberapa klub mendapatkan alokasi dana yang signifikan untuk mendukung kegiatan mereka. Persija Jakarta menerima dana sebesar Rp150 Juta, yang menunjukkan komitmen klub ini dalam mengembangkan tim dan fasilitasnya. Sementara itu, Persebaya Surabaya memperoleh Rp100 Juta, yang juga mencerminkan upaya mereka untuk meningkatkan performa di lapangan.
Klub-klub lain seperti PSS Sleman mendapatkan Rp75 Juta, sedangkan Persib Bandung, Bali United, Persis Solo, Persik Kediri, dan Semen Padang masing-masing menerima Rp50 Juta. Arema FC juga mendapatkan jumlah yang sama, yaitu Rp50 Juta. Alokasi dana ini diharapkan dapat membantu klub-klub tersebut dalam mencapai tujuan mereka di kompetisi yang akan datang.