Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Waspadai Terjadinya Resistensi Antimikroba Akibat Gencarnya Konsumsi Antibiotik

Waspadai Terjadinya Resistensi Antimikroba Akibat Gencarnya Konsumsi Antibiotik Ilustrasi antibiotik. ©Thinkstock photos/ Getty Images

Merdeka.com - Besarnya penggunaan antibiotik di masyarakat memberi ancaman yang tak bisa diduga pada manusia. Hal ini bisa berujung pada resistensi antimikroba yang diperkirakan bisa menjadi pembunuh nomor satu di dunia pada 2050 dengan 10 juta jiwa menjadi korban.

Yayasan Orangtua Peduli (YOP) mengungkapkan, saat ini, setiap tahun terjadi sekitar 25 ribu nyawa di Eropa, 23 ribu di Amerika Serikat, 38 ribu di Thailand, dan 58 ribu bayi di India meninggal karena infeksi bakteri yang kebal antibiotik.

Menurut pendiri dan dewan penasehat YOP dokter spesialis anak Purnamawati Sujud mengatakan bahwa ketika seseorang sering mengonsumsi antibiotik, semakin banyak bakteri yang resisten. Hal ini karena bakteri adalah makhluk hidup yang secara natural mampu beradaptasi demi bertahan hidup.

"Penggunaan antibiotik pada manusia dan hewan yang tidak benar akan mempercepat proses ini," kata dokter yang akrab disapa Wati.

Bakteri Bermutasi

Wati mencontohkan, ketika seseorang mengonsumsi antibiotik, tidak semua bakteri penyebab penyakit akan mati. Beberapa selamat dan akan mengalami mutasi.

"Dia bisa lolos dari pengobatan dan tidak mati, dan bisa berkembang biak dengan cara memecah dirinya."

Lebih lanjut, Wati mengungkapkan bahwa sel bakteri akan membelah setiap 20 menit. Sehingga, dalam delapan jam, ada 16 juta sel bakteri membawa gen yang resisten.

Hal ini jelas berbahaya apabila seseorang mengalami penyakit akibat bakteri yang resisten.

Ketika bakteri sudah kebal dari antimikroba, maka proses pengobatan bisa lebih lama. Ini dikarenakan antibiotik merupakan sumber daya yang tidak terbaharukan dan saat ini, persediaannya menipis.

Perlu waktu lama menemukan antibiotik baruSelain itu, Wati mengatakan bahwa untuk menemukan antibiotik yang lebih kuat dibutuhkan waktu yang sangat lama hingga lebih dari 20 tahun dan menghabiskan banyak biaya.

"Bakteri untuk menjadi resisten hanya butuh waktu dua atau tiga tahun," jelasnya.

Oleh karena itu, Wati mengungkap bahwa semua pihak perlu mengendalikan penggunaan antibiotik ini. Hal ini penting dilakukan agar akses terhadap pengobatan tidak hilang dan kita tidak kembali ke masa di mana antibiotik belum ditemukan.

Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
⁠Contoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana
⁠Contoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana

Merdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.

Baca Selengkapnya
Konsumsi Makanan yang Jatuh ke Lantai walau Belum 5 Menit, Ini yang Terjadi pada Tubuhmu
Konsumsi Makanan yang Jatuh ke Lantai walau Belum 5 Menit, Ini yang Terjadi pada Tubuhmu

Konsumsi makanan yang jatuh ke lantai bisa memunculkan sejumlah bakteri ke mananan.

Baca Selengkapnya
Penyakit Akibat Pemanasan Global yang Wajib Diwaspadai
Penyakit Akibat Pemanasan Global yang Wajib Diwaspadai

Di tengah perubahan iklim yang semakin nyata, pemanasan global tidak hanya mengubah ekosistem bumi, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap kesehatan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
4 Penyakit yang di Masa Lalu yang Sering Dikira Disebabkan oleh Sihir
4 Penyakit yang di Masa Lalu yang Sering Dikira Disebabkan oleh Sihir

Keterbatasan pengetahuan masyarakat di masa lalu menyebabkan sejumlah penyakit kerap dikira sebagai hasil perbuatan sihir.

Baca Selengkapnya
8 Masalah yang Bisa Muncul Akibat Konsumsi Terlalu Banyak Garam
8 Masalah yang Bisa Muncul Akibat Konsumsi Terlalu Banyak Garam

Walau memiliki rasa yang lezat, konsumsi garam berlebih bisa jadi biang keladi munculnya masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
3 Cara Antisipasi Terjadinya Aritmia dan Henti Jantung saat Mudik Lebaran
3 Cara Antisipasi Terjadinya Aritmia dan Henti Jantung saat Mudik Lebaran

Mudik Lebaran identik dengan perjalanan panjang yang bisa memicu aritmia hingga henti jantung.

Baca Selengkapnya
Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya
Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.

Baca Selengkapnya