Wanita Miliki Risiko Osteoporosis Lebih Tinggi Dibanding Pria
Merdeka.com - Osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang biasanya akan muncul seiring usia. Kondisi ini menyebabkan terjadinya keropos atau pengapuran pada tulang.
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan reumatologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD-KR, mengatakan, wanita memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena osteoporosis dibanding pria.
"Ada faktor risiko yang tidak bisa diubah, misalnya jenis kelamin. Wanita lebih gampang terkena osteoporosis," kata dr. Faisal beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
dr. Faisal menjelaskan, hal tersebut disebabkan perbedaan hormon antara wanita dan pria. Pada wanita, ada hormon estrogen yang berfungsi untuk mencegah keropos tulang.
Namun, lanjut dia, seiring bertambahnya usia, wanita akan mengalami menopause di mana indung telur atau ovarium tidak lagi memproduksi sel telur dan hormon estrogen.
"Sehingga wanita yang sudah menopause sangat mungkin untuk mengalami pengeroposan tulang," ujar dr. Faisal.
Selain karena hormon, risiko osteoporosis yang lebih tinggi pada wanita juga disebabkan struktur tulang yang 30 persen lebih sedikit dibanding pria.
dr. Faisal juga mengatakan, faktor risiko osteoporosis lainnya yang tidak bisa diubah adalah riwayat osteoporosis dalam keluarga. Dia juga menyebut orang Asia lebih mudah terkena penyakit tersebut.
"Jadi orang Asia lebih mudah kena daripada bule. Itu berdasarkan kondisi yang diamati pada populasi, ada penelitiannya," imbuhnya.
Faktor Risiko Osteoporosis yang Bisa Diubah
Adapun faktor risiko osteoporosis yang bisa diubah, kata dr. Faisal, adalah gaya hidup termasuk asupan gizi dan penyakit yang diderita seperti gula, ginjal, autoimun, dan penyakit jantung.
Osteoporosis, kata dr. Faisal, termasuk silent disease karena sering kali tidak memiliki gejala sampai patah tulang pertama terjadi. Sehingga, bagi wanita berusia di atas 65 tahun dan pria di atas 70 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dengan penapisan atau Bone Mineral Density (BMD) untuk mengevaluasi kepadatan massa tulang.
"Yang lebih muda juga boleh dilakukan penapisan jika memiliki kondisi yang menyebabkan peningkatan risiko kehilangan massa tulang," katanya.
dr. Faisal juga mengingatkan untuk selalu memperhatikan asupan gizi dalam tubuh seperti kalsium dan vitamin D untuk menjaga kepadatan tulang.
"Kalsium tidak akan langsung masuk ke tulang, harus diserap dulu. Nah, vitamin D akan membantu penyerapan kalsium," tandasnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Duduk terlalu lama dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
Baca SelengkapnyaMenopause dini adalah kondisi ketika seorang wanita mengalami menopause sebelum usia 40 tahun.
Baca SelengkapnyaDokter spesialis ortopedi inisial MY membantah telah mencabuli istri pasiennya, wanita hamil berinisial TA (22). Dia siap dihukum jika tuduhan itu terbukti.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa manfaat olahraga bisa berbeda pada pria dan wanita.
Baca SelengkapnyaKadar estrogen rendah dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan perempuan.
Baca SelengkapnyaBanyak orang meyakini bahwa wanita yang memiliki kumis tipis memiliki pesona yang unik. Namun, apakah keadaan ini dianggap aman secara medis?
Baca SelengkapnyaSejumlah penelitian mengungkap bahwa ukuran tangan pria bisa menunjukkan sejumlah kondisi kesehatannya.
Baca SelengkapnyaKondisi membesarnya payudara pria atau dikenal sebagai ginekomastia bisa terjadi karena konsumsi sejumlah makanan yang penting untuk diwaspadai.
Baca SelengkapnyaDari risiko penyakit jantung hingga obesitas, kurangnya aktivitas fisik dapat membuka pintu bagi berbagai masalah kesehatan yang seharusnya bisa dihindari.
Baca Selengkapnya