Wanita lebih sulit berhenti merokok
Merdeka.com - Seperti dilansir oleh Yahoo! Shine, peneliti menemukan bahwa wanita lebih sulit berhenti merokok daripada pria. Hal ini karena otak wanita merespon nikotin secara berbeda. Ketika seseorang merokok, syaraf penerima sinyal nikotin di otak yang mempengaruhi penerimaan nikotin dan kebiasaan merokok akan berkembang. Penelitian menunjukkan bahwa pria yang merokok memiliki lebih banyak syaraf penerima nikotin daripada yang tidak. Sementara itu, secara mengejutkan ditemukan bahwa otak wanita yang merokok memiliki jumlah syaraf penerima nikotin yang sama dengan orang yang tidak merokok.
"Jika Anda melihatnya dari perbedaan gender, maka perbedaannya sangat besar." Begitu tutur Kelly Cosgrove, seorang asisten profesor di Yale University School of Medicine.
Alasan mengapa perbedaan jenis kelamin bisa mempengaruhi kebiasaan ini masih tidak diketahui, namun bisa jadi perbedaan itu disebabkan oleh tingkat hormon progesteron yang ada pada wanita. Tingkat hormon ini berbeda-beda pada setiap wanita tergantung pada masa menstruasinya. Penelitian membuktikan bahwa semakin tingginya hormon progesteron membuat jumlah syaraf penerima nikotin pada otak berkurang.
Penemuan ini penting karena penanganan utama terhadap perokok yang ingin berhenti adalah dengan terapi yang mengganti nikotin pada rokok dengan nikotin patch atau permen karet. Peneliti menyarankan para wanita perokok untuk melakukan perawatan yang tidak melibatkan nikotin, seperti terapi perilaku. Terapi perilaku bisa meliputi teknik relaksasi dan pengobatan tanpa nikotin. Berbeda dengan pria, bagian dari merokok yang tidak terkait dengan nikotin seperti bau dan cara memegang rokok ternyata sangat mempengaruhi kebiasaan wanita perokok.
Seperti juga kebiasaan menarik nafas dalam ketika merokok yang sangat berpengaruh bagi wanita, maka terapi bernafas juga bisa dicoba oleh para wanita untuk menghilangkan kebiasaan merokok. Untuk itu, pengobatan dengan nikotin yang bisa berhasil pada pria tampaknya tak dapat berpengaruh banyak pada wanita. Sebaliknya, terapi perilaku atau terapi bernafas kemungkinan besar dapat berhasil mengatasi kecanduan wanita pada rokok.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penelitian Buktikan Berhenti Merokok Sebelum Usia 40 Tahun Bisa Perpanjang Usia
Berhenti merokok sebelum usia 40 tahun bisa memiliki efek panjang umur sama seperti pada orang yang tidak pernah merokok.
Baca SelengkapnyaPenelitian Temukan Dampak Berbeda dari Olahraga Terhadap Laki-laki dan Perempuan
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa manfaat olahraga bisa berbeda pada pria dan wanita.
Baca Selengkapnya8 Tanda Kadar Estrogen Rendah yang Patut Diketahui, Ini Dampaknya
Kadar estrogen rendah dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan perempuan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peneliti Perkirakan Bahwa Warna Mata Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Warna mata ternyata memiliki keterkaitan dengan kemampuan membaca seseorang. Antropolog menduga bahwa terdapat kaitan di antara keduanya.
Baca SelengkapnyaBolehkah Pria Menggunakan Sabun Wajah Wanita? Ini Hasil Penelitiannya
Pria cenderung memiliki kulit yang lebih berminyak karena tingginya jumlah kolagen pada lapisan kulit bagian tengah (dermis) dibandingkan dengan wanita.
Baca SelengkapnyaMata Mengantuk Saat Beraktivitas, Baiknya Minum Kopi atau Istirahat Sebentar?
Kurang tidur atau tidur yang tidak cukup dapat menyebabkan mata mengantuk.
Baca SelengkapnyaPenyebab Bercak Hitam di Celana Dalam Wanita, Ini Penjelasannya
Bercak keputihan pada wanita dapat hadir dalam beragam warna dan konsistensi.
Baca SelengkapnyaMemasak Bisa Menenangkan Pikiran dan Meredakan Stres? Ini Hasil Penelitiannya
Beberapa orang menganggap bahwa memasak adalah cara yang baik untuk menenangkan diri, terutama saat merasakan stres.
Baca Selengkapnya8 Kondisi Kesehatan yang Bisa Dikaitkan dengan Ukuran Tangan Pria Menurut Penelitian
Sejumlah penelitian mengungkap bahwa ukuran tangan pria bisa menunjukkan sejumlah kondisi kesehatannya.
Baca Selengkapnya