Wanita dengan kelainan makan cenderung jadi vegetarian

Merdeka.com - Ada banyak alasan untuk menjadi vegetarian. Mulai dari faktor lingkungan hingga alasan kesehatan. Namun bagaimana jika menjadi vegetarian dijadikan alasan untuk menutupi kelainan makan?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa banyak wanita dengan kelainan makan melakukannya. Wanita dengan kelainan makan memiliki kecenderungan empat kali lebih besar untuk menjadi vegetarian dibanding wanita yang tak memiliki kelainan makan.

Diterbitkan dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, penelitian ini menemukan bahwa 52 persen wanita dengan kelainan makan menjadi vegetarian. Sementara hanya 12 persen wanita tanpa kelainan makan yang memutuskan menjadi vegetarian atau menjalani diet vegetarian.

Menjadi vegetarian adalah salah satu cara untuk mengurangi kategori makanan," kata Vanessa Kane-Alves, seorang ahli diet di Boston Children's Hospital's Eating Disorder Program, pada Huffington Post (01/08). "Selain itu mereka juga lebih mudah memberikan penjelasan mengapa mereka tak mengonsumsi makanan tertentu."

Kane-Alves mengaku tak terkejut dengan hasil penelitian ini. Menurutnya penelitian ini tidak berarti bahwa vegetarian bisa menyebabkan kelainan makan. Justru vegetarian bisa jadi salah satu pertanda ketika seorang wanita memiliki kelainan makan.

Alasan menjadi vegetarian juga berbeda antara wanita tanpa kelainan makan dengan mereka yang memiliki kelainan makan. Wanita tanpa kelainan makan mengatakan bahwa mereka tidak menjadi vegetarian karena alasan berat badan. Sementara kebanyakan wanita mengaku menjadi vegetarian karena alasan berat badan.

Sekitar 68 persen wanita dengan kelainan makan yang menjadi vegetarian mengatakan bahwa menjadi vegetarian membantu mereka mengurangi kalori dan menjaga berat badan.

Menurut Kane-Alves, menjadi vegetarian untuk mengurangi berat badan dan menjaga asupan makanan juga bisa menjadi salah satu gejala orthorexia. Kelainan makan yang membuat penderitanya terobsesi dengan makanan sehat.

"Kami selalu menghargai vegetarian, namun penelitian ini menunjukkan bahwa ahli diet seharusnya memberikan rekomendasi berbeda pada vegetarian yang memiliki kelainan makan dan vegetarian biasa," pungkas Kane-Alves.